Liputan6.com, Jakarta - Niat merupakan kunci dari segala amalan. Bahkan, niat menjadi pembeda antara suatu amalan dengan amalan lainnya. Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
Artinya: "Sesungguhnya segala perbuatan itu bergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan apa yang diniatkannya." (HR Bukhari dan Muslim)
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Sholat merupakan amalan yang membutuhkan niat. Jika seseorang tidak melintaskan niat dalam sholatnya, maka sholat yang dilakukan tidak akan sah.
Dalam salah satu kajiannya, Pengasuh LPD Al Bahjah KH Yahya Zainul Ma’arif atau Buya Yahya menjelaskan tentang waktu pelaksanaan dan tata cara niat dalam sholat. Penjelasan ini disampaikan mengingat masih banyak muslim yang waswas saat melakukan niat sholat.
"Kita bicara di dalam madzhab Syafi'i. Di dalam niat itu ada yang namanya 'mu'tabarot finiati', hal yang harus dihadirkan saat niat (sholat)," kata Buya Yahya dikutip dari YouTube Buya Yahya, Rabu (15/1/2025).
Saksikan Video Pilihan Ini:
Lafadz Niat Sholat Fardhu yang Pendek
Umumnya, saat hendak melaksanakan sholat Dzuhur berjemaah, lafadz niat sholat yang dilintaskan dalam hati ialah ‘Ushalli fardhu dzuhri arba'a raka'atin mustaqbilal qiblati ada'an makmuman lillahi ta'ala’. Akan tetapi, kata Buya Yahya, bacaan niat yang wajibnya ternyata tidak sepanjang itu.
"Ternyata yang wajib dihadirkan di saat kita takbiratul ihram bukan semuanya itu. Hanya (dalam solat fardhu) yang tiga saja. Bermaksud melakukan sholat fardhu, meyakini kefardhuannya, dan ditentukan sholat apa," terang Buya Yahya.
Misalnya, ketika hendak melaksanakan sholat Dzuhur, maka yang wajib dilintaskan dalam hati ketika takbiratul ihram hanya lafadz 'Ushalli fardhu dzuhri' (saya niat sholat fardhu Dzuhur) saja. Sedangkan, bacaan lainnya hanya melengkapi saja, yang jelas jika dibaca akan mendapatkan keutamaan karena berpangkat sunnah.
Berbeda jika akan melaksanakan sholat sunah, sholat sunah Rawatib misalnya, maka menurut Buya Yahya yang wajib dilintaskan dalam hati hanya dua lafadz.
"Kalau sholat sunnah Rawatib disebutkan dua. Bermaksud niat sebutkan sholatnya, ‘Ushalli witir, ushalli qabliyah, ushalli ba’diyah’. Tapi kalau sholat sunnah mutlak ‘ushalli’ saja. Aku niat sholat," jelas Buya Yahya.
Advertisement
Waktu yang Tepat Melintaskan Niat dalam Hati
Kemudian Buya Yahya menjelaskan waktu yang tepat untuk melintaskan niat dalam hati. Sebab, sahnya niat sholat jika dilintaskan dalam hati.
"Waktu menghadirkan (niat) ini dalam madzhab Syafi'i bermacam-macam. Ada yang harus dihadirkan dari awal sampai akhir. Ini dipinggirkan pendapatnya, menyiksa orang. Jadi dari awal harus ingat niat terus, bisa nggak khusyuk sholatnya," ujar Buya Yahya.
Pendapat yang kedua adalah yang mengatakan wajib menghadirkan niat sholat di sepanjang takbiratul ihram. Kemudian pendapat yang ketiga, ini yang mudah untuk dipraktikkan, sebagaimana penjelasan Buya Yahya.
"Yang ketiga adalah boleh mengingat niat itu di bagian (mana saja) daripada takbir ihram tersebut. Di (lafadz) Allah-nya atau Akbar-nya. Yang penting di sepanjang takbir itu dia melintas tentang tiga niat (jika sholat fardhu)," tutur Buya Yahya.
Wallahu a’lam.