Di Balik Keunikan Habib Jafar Al Kaf sang Wali Majdzub, Gus Baha Ungkap Fakta Mengejutkan

Habib Jafar itu sering memberi hadiah fatihah kepada wali-wali yang sudah meninggal. Orang-orang sekarang lebih sering hafal nama artis atau tokoh film luar negeri daripada nama-nama wali. Padahal, mengingat wali itu penting agar kita tidak lupa pada nilai-nilai yang mereka wariskan," jelas Gus Baha.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Jan 2025, 03:30 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2025, 03:30 WIB
Habib Ja'far Al Kaff
Habib Ja'far Al Kaff... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Habib Jafar Al Kaff dikenal sebagai sosok yang unik dengan gaya majdzub-nya. Gus Baha, pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an LP3IA Rembang, Jawa Tengah, membahas kedalaman spiritual dan filosofi yang melekat pada kebiasaan Habib Jafar dalam sebuah kajian yang memukau.

Dalam kajian tersebut, Gus Baha mengungkapkan bahwa Habib Jafar Al Kaff sering mengulang-ulang bacaan syahadat dan menyebut nama-nama wali yang telah tiada. "Mungkin bagi orang biasa itu terdengar monoton, tapi bagi wali ada makna yang sangat dalam di balik pengulangan tersebut," ujar Gus Baha.

Menurut Gus Baha, kebiasaan Habib Jafar memiliki filosofi yang erat kaitannya dengan menjaga ingatan terhadap para wali. Hal ini diungkapkan Gus Baha dalam penjelasannya yang dirangkum dari tayangan video di kanal YouTube @Santritivi.

"Habib Jafar itu sering memberi hadiah fatihah kepada wali-wali yang sudah meninggal. Orang-orang sekarang lebih sering hafal nama artis atau tokoh film luar negeri daripada nama-nama wali. Padahal, mengingat wali itu penting agar kita tidak lupa pada nilai-nilai yang mereka wariskan," jelas Gus Baha.

Ia melanjutkan bahwa kebiasaan Habib Jafar sang wali majdzub menyebut nama-nama wali bukanlah sekadar ritual. Ada pesan mendalam yang ingin disampaikan, yaitu mengajarkan umat untuk selalu menghormati para pendahulu yang berjasa dalam menyebarkan agama.

Gus Baha juga menyoroti bagaimana pengulangan dalam ajaran agama memiliki dasar filosofis yang kuat. "Qur'an sendiri mengulang-ulang banyak cerita sebagai pengingat dan penguat makna. Hal ini mirip dengan kebiasaan Habib Jafar dalam menyebut nama wali," tambahnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Begini Penjelasan Gus Baha

Gus Baha (SS: YT. @NgajiGusBaha)
Gus Baha (SS: YT. @NgajiGusBaha)... Selengkapnya

Selain itu, Gus Baha mengaitkan kebiasaan Habib Jafar dengan ciri khas Ahlusunah wal Jamaah. Ia menekankan pentingnya menghormati semua sahabat Nabi dan Ahlul Bait. "Kalimat wa ala alihi wa sahbihi ajma'in yang sering kita dengar adalah maklumat penting. Itu bukan sekadar repetisi, tapi penegasan identitas dan akidah Ahlusunah," ujar Gus Baha.

Menurut Gus Baha, penghormatan kepada para wali dan Habib bukanlah bentuk berlebihan, melainkan sebagai ikon kebanggaan umat Islam. Ia mencontohkan bagaimana bangsa Indonesia memiliki tradisi menghormati wali dan membangun makam mereka dengan niat mulia.

"Penghormatan kepada Habib Jafar adalah bentuk rasa bangga terhadap eksistensinya sebagai ulama besar. Kita tidak hanya memandangnya sebagai figur, tapi juga sebagai simbol kebanggaan umat Islam," kata Gus Baha.

Gus Baha juga mengisahkan beberapa pertemuannya dengan Habib Jafar. Dalam kenangannya, Habib Jafar kerap didampingi tokoh-tokoh besar seperti Jokowi, Gus Ali, dan Mbah Moen. "Saya sendiri pernah berdiskusi panjang dengan Habib Jafar. Setiap pertemuan dengannya selalu mengandung hikmah yang mendalam," tuturnya.

Dalam perspektif fikih, Gus Baha menjelaskan bahwa kebiasaan Habib Jafar memiliki landasan yang jelas. Ia merujuk pada kisah Nabi Muhammad yang menyurati para raja pada masanya, seperti Raja Qaisar dan Raja Romawi, sebagai bentuk pengakuan terhadap struktur kekuasaan yang tidak bertentangan dengan syariat.

"Ketika Nabi menyurati raja-raja, itu menunjukkan bahwa syariat Islam bisa berjalan beriringan dengan eksistensi hukum dunia. Prinsip ini juga diterapkan oleh Habib Jafar dalam caranya memahami kehidupan," jelas Gus Baha.

Gus Baha menekankan bahwa setiap tindakan Habib Jafar selalu dilandasi pemahaman mendalam terhadap agama. Hal ini menunjukkan bahwa kewalian tidak hanya soal karomah, tetapi juga tentang bagaimana seseorang membawa manfaat bagi umat.

Tidak Semua Orang Paham Filosofinya Habib Jafar Al Kaff

Gus Baha (SS: YT @ribathalbusyrowy)
Gus Baha (SS: YT @ribathalbusyrowy)... Selengkapnya

Ia mengingatkan bahwa tidak semua orang mampu memahami kedalaman filosofi Habib Jafar. "Orang yang tidak memahami hal ini mungkin akan meremehkan, padahal di balik semua itu ada hikmah besar," kata Gus Baha.

Gus Baha juga mengajak umat untuk meneladani semangat Habib Jafar dalam menyebarkan nilai-nilai agama. Ia percaya bahwa pendekatan yang dilakukan Habib Jafar relevan dengan tantangan zaman modern.

Sebagai seorang wali, Habib Jafar menunjukkan bahwa akidah dan syariat dapat diterapkan secara harmonis dalam kehidupan sehari-hari. Gus Baha melihat hal ini sebagai pelajaran berharga bagi umat Islam.

Dalam penutup kajiannya, Gus Baha menegaskan pentingnya menghormati tradisi yang diwariskan oleh para wali. Ia percaya bahwa tradisi ini adalah bagian dari identitas yang harus dijaga.

"Jika kita melupakan para wali, kita akan kehilangan akar dari ajaran yang kita anut. Oleh karena itu, semangat Habib Jafar dalam menjaga ingatan terhadap wali adalah teladan yang harus kita ikuti," tutup Gus Baha.

Kajian Gus Baha ini memberikan gambaran mendalam tentang bagaimana kebiasaan sederhana seperti mengulang-ulang nama wali memiliki makna yang sangat besar. Pesan ini menjadi pengingat bahwa menghormati para pendahulu adalah bagian penting dari kehidupan beragama.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya