Liputan6.com, Jakarta - Al-Qur'an merupakan kitab suci yang menjadi pedoman bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan. Namun, muncul pertanyaan apakah Al-Qur'an hanya bisa dipahami oleh kaum muslim atau bisa juga dipahami oleh orang kafir?
Santri kinasih Mbah Moen Rembang KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang lebih dikenal sebagai Gus Baha mengungkapkan pandangannya mengenai hal ini dalam sebuah ceramahnya.
Advertisement
Menurutnya, Al-Qur'an sebenarnya bisa dipahami oleh siapa saja, termasuk oleh orang-orang yang tidak beriman kepada Islam atau orang kafir.
Advertisement
Pandangan ini tentu saja menarik perhatian karena banyak yang mengira bahwa pemahaman Al-Qur'an hanya terbatas pada kaum muslim saja.
Penjelasan Gus Baha mengenai hal ini dirangkum dari tayangan video di kanal YouTube @sudutsantriid, di mana ia mengutip pemikiran Imam Syafi’i terkait dengan turunnya Al-Qur'an.
Dalam ceramahnya, Gus Baha menjelaskan bahwa ketika Al-Qur'an pertama kali diturunkan, pendengarnya bukanlah orang-orang yang sudah beriman.
"Saat Al-Qur'an turun, pendengarnya belum ada yang muslim. Tidak ada santri, tidak ada pesantren, pendengarnya semua adalah orang kafir," ungkapnya.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Logika Al-Qur'an Bisa Dipahami Orang Kafir
Ia kemudian menegaskan bahwa jika Al-Qur'an adalah kitab yang tidak bisa dipahami oleh orang kafir, maka akan muncul pertanyaan: siapa sebenarnya objek yang dituju oleh Al-Qur'an saat pertama kali diturunkan?
Logika ini menurutnya sangat penting untuk dipahami agar tidak ada anggapan bahwa Al-Qur'an hanya bisa dimengerti oleh segelintir orang yang memiliki keilmuan tinggi.
Justru, orang-orang kafir pada masa itu bisa memahami isi Al-Qur'an meskipun mereka tidak langsung menerimanya sebagai kebenaran.
Inilah yang menjadi tantangan bagi umat Islam saat ini, terutama bagi mereka yang sudah belajar ilmu agama secara mendalam.
"Jika orang kafir saja bisa memahami isi Al-Qur'an, bagaimana mungkin kita yang sudah belajar agama justru tidak memahami Al-Qur'an?" tambahnya.
Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa memahami Al-Qur'an bukanlah sesuatu yang mustahil, bahkan bagi mereka yang baru mengenalnya.
Al-Qur'an diturunkan dengan bahasa yang jelas dan lugas, sehingga siapapun yang mendengarnya bisa menangkap maknanya.
Namun, memahami Al-Qur'an tidak sekadar membaca teksnya saja, melainkan juga membutuhkan perenungan mendalam atas isinya.
Setiap ayat yang diturunkan memiliki tujuan dan pesan tertentu yang bisa ditangkap oleh siapa saja yang mau berpikir.
Advertisement
Harapan Gus Baha Kepada Santri
Gus Baha juga menyinggung bagaimana banyak santri saat ini yang sudah belajar berbagai kitab tetapi masih kesulitan memahami Al-Qur'an.
Hal ini menurutnya menjadi ironi, karena seharusnya orang yang belajar agama justru lebih mudah dalam memahami firman Allah.
Jika orang-orang di luar Islam saja bisa memahami pesan yang terkandung dalam Al-Qur'an, maka umat Islam harus lebih giat dalam mendalami maknanya.
Oleh karena itu, ia mengajak umat Islam untuk terus belajar dan memahami isi Al-Qur'an, bukan hanya sekadar membacanya tanpa memahami maknanya.
Dengan memahami isi Al-Qur'an dengan baik, maka umat Islam bisa mengambil manfaat dan petunjuk dari kitab suci ini dalam kehidupan sehari-hari.
Penjelasan ini menjadi pengingat bahwa memahami Al-Qur'an bukanlah sesuatu yang eksklusif, tetapi bisa dicapai oleh siapa saja yang mau belajar dan merenunginya.
Sehingga, umat Islam tidak boleh berhenti hanya pada membaca teks Al-Qur'an, tetapi juga harus mendalami maknanya agar bisa mengamalkannya dalam kehidupan.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
