Liputan6.com, Jakarta - Banyak orang menunaikan sholat setiap hari, namun tidak semua memahami makna mendalam dari ibadah ini. Ustadz Adi Hidayat (UAH) mengupas asal-usul kata sholat dalam Islam dan mengapa ibadah ini disebut demikian.
Menurutnya, sholat berasal dari kata shilah, yang berarti sesuatu yang tersambung dengan kuat. Artinya, ketika seseorang menunaikan sholat dengan benar, maka dirinya akan selalu tersambung kepada Allah dalam setiap aspek kehidupannya.
Advertisement
"Kalau sholat seseorang benar dilakukan, maka pasca sholat dia akan tersambung dengan Allah dalam semua aktivitasnya. Mau berjalan, berdiri, duduk, bahkan berbaringnya," jelas Ustadz Adi Hidayat dalam ceramah yang dirangkum dari tayangan video di kanal YouTube @ratnasari_d3wi.
Advertisement
Sebagai dalil, Ustadz Adi Hidayat mengutip Al-Qur’an Surah An-Nisa ayat 103, yang menjelaskan bahwa sholat merupakan kewajiban yang waktunya telah ditentukan bagi orang-orang beriman.
فَاِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلٰوةَ فَاذْكُرُوا اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِكُمْۚ فَاِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَۚ اِنَّ الصَّلٰوةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتٰبًا مَّوْقُوْتًا ١٠٣
"Apabila kamu telah menyelesaikan sholat, berzikirlah kepada Allah (mengingat dan menyebut-Nya), baik ketika kamu berdiri, duduk, maupun berbaring. Apabila kamu telah merasa aman, laksanakanlah sholat itu (dengan sempurna). Sesungguhnya sholat itu merupakan kewajiban yang waktunya telah ditentukan atas orang-orang mukmin."
Ayat ini menegaskan bahwa sholat bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi juga sarana utama untuk terus mengingat Allah dalam setiap keadaan.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Pahami Esensi Sholat
Lebih lanjut, Ustadz Adi Hidayat menegaskan bahwa seseorang yang menjaga sholat dengan benar akan memiliki hubungan yang kuat dengan Allah dalam setiap aktivitasnya.
"Kalau dalam bahasa kita, orang-orang kalau sudah nyambung dengan Allah, mengerjakan apapun pasti akan terjaga. Kalau sholatnya benar, pasti jadi baik," terangnya.
Sholat yang dilakukan dengan khusyuk dan penuh kesadaran akan membentuk karakter seseorang, menjadikannya pribadi yang lebih baik dan lebih dekat dengan nilai-nilai ketakwaan.
Menurutnya, banyak orang menjalankan sholat sebagai rutinitas tanpa memahami esensi di baliknya. Padahal, sholat bukan sekadar gerakan fisik, tetapi harus menjadi sarana untuk mempererat hubungan dengan Allah.
"Banyak orang sholat, tapi tidak merasakan dampaknya dalam kehidupan sehari-hari. Itu karena sholatnya hanya gerakan tanpa penghayatan," ujarnya.
Ketika seseorang benar-benar memahami makna sholat, maka ia akan merasakan perubahan dalam dirinya. Sholat yang benar akan membuat seseorang lebih sabar, lebih bijak dalam bertindak, serta lebih tenang dalam menghadapi cobaan hidup.
Ustadz Adi Hidayat juga menyinggung bahwa sholat bukan hanya ibadah individu, tetapi juga memiliki pengaruh sosial yang besar.
Orang yang menjaga sholat dengan baik cenderung memiliki akhlak yang lebih terpuji dan lebih peduli terhadap sesama.
Advertisement
Jika Sholat dengan Benar, Ini yang akan Terjadi
"Kalau sholat seseorang benar, maka ia tidak akan mudah berbuat maksiat. Karena hatinya sudah terhubung dengan Allah," jelasnya.
Sholat yang dikerjakan dengan penuh kesadaran akan membentuk pribadi yang lebih disiplin dan bertanggung jawab, baik dalam urusan dunia maupun akhirat.
Lebih dari itu, sholat juga menjadi benteng yang kuat dari perbuatan buruk. Allah telah menegaskan dalam Al-Qur'an bahwa sholat dapat mencegah seseorang dari perbuatan keji dan mungkar.
Oleh karena itu, Ustadz Adi Hidayat mengajak setiap Muslim untuk lebih memahami dan menghayati makna sholat, agar ibadah ini benar-benar menjadi penghubung antara hamba dengan Tuhannya.
"Mari kita perbaiki sholat kita. Jangan hanya sekadar menggugurkan kewajiban, tapi jadikan sholat sebagai jalan mendekat kepada Allah," pesannya.
Dengan menjaga kualitas sholat, seseorang tidak hanya mendapatkan pahala ibadah, tetapi juga merasakan ketenangan dan keberkahan dalam hidupnya.
Sholat yang benar bukan hanya tentang gerakan dan bacaan, tetapi juga tentang hati yang benar-benar tersambung dengan Allah.
Dengan pemahaman ini, setiap Muslim dapat menjadikan sholat sebagai bagian tak terpisahkan dalam hidupnya, bukan sekadar kewajiban yang dilakukan tanpa makna.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)