Setelah Sholat Bolehkah Bersalaman? Ini Jawaban UAH

Hadis tersebut menyebutkan bahwa ketika dua orang Muslim bertemu, lalu saling bersalaman, sebelum mereka berpisah, Allah mengampuni dosa-dosa yang telah terjadi di antara keduanya

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Feb 2025, 09:30 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2025, 09:30 WIB
Ustadz Adi Hidayat atau UAH
Ustadz Adi Hidayat atau UAH. (Foto: YouTube Adi Hidayat Official)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Salaman atau berjabat tangan merupakan salah satu bentuk interaksi sosial dalam Islam yang memiliki nilai ibadah. Tradisi salaman ini sering dilakukan oleh umat Islam setelah sholat berjamaah di masjid atau mushola.

Namun, muncul pertanyaan, apakah bersalaman setelah sholat memiliki dasar dalam ajaran Islam? Jika boleh, kapan waktu yang paling tepat untuk melakukannya?

Ulama muda Ustadz Adi Hidayat (UAH) memberikan penjelasan terkait hal ini. Dalam ceramahnya, ia mengulas hukum dan waktu yang tepat untuk bersalaman setelah sholat.

"Saya pernah sampaikan, bersalaman itu benar ada sumbernya dari Nabi, tapi kapan itu dipraktikkan? Boleh kapan saja, di manapun dan kapanpun," ujar UAH, dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @family_journey2025.

UAH menjelaskan bahwa bersalaman memang memiliki dasar dalam hadis. Menurutnya, hadis yang menjelaskan tentang keutamaan bersalaman bersifat umum dan tidak terbatas pada momen tertentu.

Hadis tersebut menyebutkan bahwa ketika dua orang Muslim bertemu, lalu saling bersalaman, sebelum mereka berpisah, Allah mengampuni dosa-dosa yang telah terjadi di antara keduanya.

Berdasarkan hadis ini, bersalaman memiliki keutamaan tersendiri, terutama sebagai bentuk penyambung silaturahmi dan penghapus dosa.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Setelah Sholat Lakukan ini Dulu

ilustrasi karomah, dzikir
Ilustrasi berdzikir. (Nu Online)... Selengkapnya

Namun, terkait bersalaman setelah sholat, UAH mengingatkan bahwa ada hal yang lebih utama yang sebaiknya dilakukan terlebih dahulu.

"Ketika selesai sholat, Nabi ternyata mendahulukan zikir dibanding salaman," jelasnya.

Dalam banyak riwayat, Rasulullah SAW selalu melanjutkan sholatnya dengan berzikir terlebih dahulu sebelum melakukan aktivitas lainnya.

Zikir setelah sholat merupakan salah satu amalan sunnah yang sangat dianjurkan karena memiliki banyak keutamaan.

Dalam surah Al-Ahzab ayat 41-42, Allah SWT berfirman:

"Yaa ayyuhalladziina aamanuu dzkurullaha dzikran katsiiraa. Wasabbihuhu bukratan wa-ashiilaa."

"Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada Allah dengan mengingat (nama-Nya) sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang."

Ayat ini menunjukkan bahwa memperbanyak zikir adalah bagian dari bentuk ketaatan kepada Allah SWT.

Oleh karena itu, jika seseorang ingin mengikuti sunnah Rasulullah SAW dengan lebih sempurna, maka dianjurkan untuk mendahulukan zikir terlebih dahulu setelah sholat.

Setelah menyelesaikan zikir, jika ada seseorang yang mengajak bersalaman, maka hal itu diperbolehkan dan tidak menjadi masalah.

"Kalau setelah sholat ada yang mengajak salaman, antum salami, itu tidak ada masalah," ujar UAH.

Bersalaman setelah Sholat Begini Hukumnya

Ilustrasi jabat tangan. ©2018 Merdeka.com/Pixabay
Ilustrasi jabat tangan. ©2018 Merdeka.com/Pixabay... Selengkapnya

Namun, ia kembali mengingatkan bahwa jika ingin mengikuti sunnah yang lebih utama, maka dahulukan zikir terlebih dahulu.

Bersalaman setelah sholat bukanlah hal yang dilarang, namun jika dilakukan tanpa mendahulukan zikir, maka seseorang telah melewatkan sunnah yang lebih utama.

Dengan memahami hal ini, umat Islam dapat lebih bijak dalam mengamalkan sunnah Rasulullah SAW dengan menempatkan setiap amalan pada waktu yang paling tepat.

UAH menegaskan bahwa Islam adalah agama yang memberikan keluwesan dalam beribadah, sehingga seseorang tidak perlu merasa bersalah jika bersalaman setelah sholat.

Namun, jika ingin mendapatkan keutamaan yang lebih besar, maka sebaiknya mendahulukan zikir terlebih dahulu sebelum bersalaman.

Kesimpulannya, bersalaman setelah sholat diperbolehkan, namun yang paling utama adalah mengikuti sunnah Nabi dengan mendahulukan zikir terlebih dahulu.

Dengan demikian, setiap amalan yang dilakukan akan lebih bernilai dan mendapatkan pahala yang lebih besar di sisi Allah SWT.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya