Pesan Menyentuh dari Buya Yahya untuk TKW, Bisa Buat Bekal Dunia Akhirat

Menurut Buya, banyak yang setelah bekerja di luar negeri mendapatkan uang dalam jumlah besar, tetapi karena tidak bisa mengelola keuangan dengan baik, dalam beberapa bulan uangnya habis dan terpaksa kembali bekerja.

oleh Liputan6.com Diperbarui 16 Feb 2025, 16:30 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2025, 16:30 WIB
Buya Yahya
Buya Yahya (TikTok)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Bekerja di luar negeri atau kini populer disebut Pekerja Migran Indonesia (PMI) sering menjadi pilihan bagi banyak orang demi mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Namun, di balik keberhasilan finansial, ada tantangan besar yang harus dihadapi, terutama dalam menjaga gaya hidup agar tetap sederhana dan penuh syukur.

Pengasuh Lembaga Pengembangan Da'wah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah, KH Yahya Zainul Ma'arif atau Buya Yahya memberikan nasihat kepada para Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang bekerja di luar negeri agar tetap hidup sederhana dan tidak terjebak dalam gaya hidup konsumtif.

"Kita cerita kepada beberapa teman-teman, adik-adik kita yang bekerja di luar negeri. Bekal mereka sebetulnya sangat cukup, tapi yang menjadikan seseorang fakir adalah cara hidup," ujar Buya Yahya dalam sebuah cerama yang dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @AlBahjah-TV.

Ia mencontohkan bagaimana seseorang sebelum berangkat ke luar negeri terbiasa dengan kehidupan sederhana. Makanan yang dikonsumsi pun sederhana, seperti sayur bobor, sambal korek, dan ikan asin, namun tetap terasa nikmat.

"Sebelum berangkat ke luar negeri, makan dengan nasi hangat, daun singkong, dan ikan asin sudah terasa nikmat. Tapi setelah pulang, gaya hidupnya berubah. Dulu sederhana, sekarang harus mewah. Ini yang membuat seseorang selalu merasa kurang," jelasnya.

Menurutnya, banyak yang setelah bekerja di luar negeri mendapatkan uang dalam jumlah besar, tetapi karena tidak bisa mengelola keuangan dengan baik, dalam beberapa bulan uangnya habis dan terpaksa kembali bekerja.

"Pulang ke rumah, gaya hidupnya berubah. Tiga bulan hilang, habis duitnya. Balik lagi kerja karena cara hidupnya yang salah," katanya.

 

Simak Video Pilihan ini:

Mulai Belajar Bersyukur

tkw 1
Ilustrasi TKW./Copyright unsplash.com/natasha kasim... Selengkapnya

Buya Yahya menekankan bahwa seseorang harus belajar bersyukur dengan sedikit yang diberikan Allah. Jika seseorang mampu mensyukuri rezeki yang ada, maka akan merasa cukup dan tidak terus merasa kekurangan.

"Kalau kita pandai mensyukuri yang sedikit, maka kita tidak akan merasa fakir. Tapi kalau tidak pandai bersyukur, sebanyak apa pun tetap merasa kurang," tuturnya.

Ia mengingatkan bahwa keserakahan dan ketamakan bisa menjadi penyebab seseorang terus merasa kurang, meskipun sudah memiliki banyak harta. Hal ini sering kali menyebabkan penderitaan bagi diri sendiri dan keluarga.

"Ketamaan itu menyiksa seseorang. Bukan hanya menyiksa diri sendiri, tapi juga keluarga. Seorang istri menyiksa suami, suami menyiksa istri, karena tamak dan tidak pernah merasa cukup," ujarnya.

Dalam ceramahnya, Buya Yahya mengutip sebuah riwayat tentang manusia yang tidak pernah merasa puas dengan harta yang dimilikinya.

"Nabi pernah menyebutkan, kalau seseorang diberi satu lembah emas, dia akan meminta lembah yang kedua. Diberi dua lembah, ingin tiga. Tidak akan pernah puas kecuali sudah masuk ke liang lahad," katanya.

Menurutnya, sifat rakus ini yang sering kali membuat seseorang sulit merasakan kebahagiaan. Sebab, semakin banyak yang dimiliki, semakin besar pula keinginan untuk memiliki lebih banyak lagi.

Ajakan Buya Yahya

Viral! TKW Asal Banten Minta Tolong Jokowi Dipulangkan ke Indonesia
Viral! TKW Asal Banten Minta Tolong Jokowi Dipulangkan ke Indonesia... Selengkapnya

"Orang yang tidak bisa mensyukuri sedikit, sebanyak apa pun tetap merasa kurang. Yang ada hanya rakus dan tamak," jelasnya.

Buya Yahya mengajak para TKW untuk kembali belajar hidup sederhana dan bersyukur dengan apa yang dimiliki. Dengan begitu, ketenangan hidup akan didapatkan tanpa harus merasa tertekan oleh keinginan yang tidak ada habisnya.

"Sedikit atau banyak, kalau kita bisa mensyukurinya, maka hidup akan lebih tenang. Tapi kalau terus merasa kurang, sebanyak apa pun tidak akan cukup," pesannya.

Ia juga mengingatkan bahwa rezeki yang diberikan Allah harus dimanfaatkan dengan baik. Jangan sampai gaya hidup mewah membuat seseorang terus bekerja keras tanpa arah yang jelas.

"Kalau kita bekerja lalu dimudahkan oleh Allah rezekinya, maka kita akan merasakan kepuasan yang sesungguhnya. Tapi kalau sedikit pun tidak pandai bersyukur, maka sebanyak apa pun tidak akan pernah cukup," tegasnya.

Dengan memahami pentingnya qanaah, seseorang bisa menjalani hidup dengan lebih bahagia. Sebab, kebahagiaan sejati bukan terletak pada banyaknya harta, tetapi pada rasa cukup yang ada dalam hati.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya