Liputan6.com, Jakarta - Nisfu Sya’ban yang jatuh pada 15 Sya’ban telah berlalu. Kini, bulan kedelapan dalam kalender Hijriah itu memasuki separuh terakhir dan mendekati Ramadhan 1446 H.
Menjelang bulan suci tiba, umat Islam sebaiknya mulai melakukan amalan-amalan yang tak biasa dikerjakan. Hal ini dilakukan sebagai bentuk pembiasaan diri agar saat Ramadhan nanti bisa lebih maksimal ibadahnya.
Advertisement
Pertanyaannya, apakah boleh salah satu amalan yang dilakukannya adalah puasa? Sebagaimana diketahui, amalan wajib yang dikerjakan saat Ramadhan adalah puasa sebulan penuh.
Advertisement
Baca Juga
Ulama kharismatik Ustadz Abdul Somad (UAS) mengungkapkan bahwa melakukan puasa setelah Nisfu Sya’ban atau memasuki separuh kedua Sya’ban tidak diperkenankan. Dasarnya adalah hadis tentang larangan puasa setelah Nisfu Sya’ban yang diungkap UAS.
“Puasa setelah Nisfu Sya’ban hadisnya jelas dari Abu Hurairah RA. Disebutkan dalam riwayat Abu Dawud kalau sudah lewat Nisfu Sya’ban jangan lagi kalian puasa,” kata UAS dikutip dari YouTube Kajian Islam, Jumat (14/2/2025).
Pertanyaan kemudian, bagaimana jika ada muslim yang belum selesai qadha puasa Ramadhan? Apakah boleh puasa setelah Nisfu Sya’ban meski ada larangan? Simak penjelasan UAS selengkapnya.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Penjelasan UAS
Kendai terdapat hadis yang melarang puasa setelah Nisfu Sya’ban, UAS menuturkan bahwa bagi orang yang memiliki kebiasaan puasa sunnah seperti Senin-Kamis dan masih punya utang puasa Ramadhan dibolehkan berpuasa di separuh terakhir bulan Syaban.
“Boleh puasa bagi memang terbiasa puasa sunnah. Biasa dia puasa Senin-Kamis, kebetulan setelah Nisfu Sya’ban, boleh,” jelas UAS.
“Yang kedua boleh bagi yang mengqadha. Demi utang puasa, sudah lama dia mau qadha begitu tinggal puasa tujuh hari. Nah, maka bagi yang mau mengqadha boleh, karena kalau tidak diqadhanya sekarang, tak diqadhanya sampai Ramadhan, setelah Ramadhan nanti dia kena denda,” tambah UAS.
Jadi, berdasarkan penjelasan UAS maka puasa setelah Nisfu Syaban boleh dilakukan bagi orang yang memiliki kebiasaan puasa sunnah dan harus mengqadha puasa Ramadhan.
Advertisement
Niat Qadha Puasa Ramadhan
Bagi yang ingin mengqadha puasa Ramadhan setelah Nisfu Sya’ban, berikut lafal niatnya. Perlu diketahui bahwa niat qadha puasa Ramadhan dilakukan sejak malam hari hingga sebelum terbit fajar.
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: "Aku berniat untuk mengqadha puasa bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT".
Wallahu a'lam.
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)