Orang Kaya tapi Bodoh Menurut Buya Yahya

Menurut Buya Yahya, banyak orang kaya yang tidak berpikir panjang dalam mengelola hartanya. Mereka hanya fokus pada warisan untuk anak-anak tanpa mempertimbangkan kemungkinan lain.

oleh Liputan6.com Diperbarui 18 Feb 2025, 08:30 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2025, 08:30 WIB
Ilustrasi Orang Kaya
Ilustrasi Orang Kaya... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Menjadi kaya raya adalah impian banyak orang, tetapi bagaimana jika kekayaan itu hanya untuk kepentingan pribadi tanpa berbagi dengan sesama? Pengasuh LPD Al Bahjah Buya Yahya menyoroti fenomena ini dalam salah satu ceramahnya.

Menurutnya, ada orang yang hanya sibuk mengoleksi barang-barang mewah tanpa memikirkan manfaatnya bagi orang lain. "Apa gunanya menjadi orang terkaya kalau hanya pamer koleksi mobil, sepatu, tas, jam tangan, dan rumah? Apa gunanya jika tetangga pun tidak pernah merasakan sedapnya soto yang dibuat olehnya?" ujar Buya Yahya.

Buya Yahya menegaskan bahwa kekayaan yang tidak dimanfaatkan untuk membantu sesama adalah bentuk kebodohan. "Orang kaya yang tidak peduli dengan sekitarnya adalah orang yang rugi," tambahnya.

Dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @albahjah-tv, Buya Yahya mengimbau kepada orang-orang kaya agar lebih cerdas dalam mengelola hartanya. Kekayaan yang dimiliki sebaiknya tidak hanya untuk kepentingan dunia, tetapi juga sebagai tabungan akhirat.

"Jangan sampai seseorang berpikir hanya tentang anak-anaknya tanpa memikirkan diri sendiri di akhirat. Ini adalah kebodohan yang nyata," tegasnya.

Menurutnya, banyak orang tua yang bekerja keras sepanjang hidup hanya untuk anak-anaknya tanpa menyisihkan untuk bekal akhirat.

"Masa saya kerja banting tulang selama ini, tapi tidak ada yang saya siapkan untuk diri saya sendiri di akhirat? Bodoh sekali saya kalau begitu," kata Buya Yahya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Solusi Konkret Buya Yahya

Buya Yahya. (Foto: Dok. Instagram @buyayahya_albahjah)
Buya Yahya. (Foto: Dok. Instagram @buyayahya_albahjah)... Selengkapnya

Ia pun memberikan solusi agar harta yang dimiliki bisa memberikan manfaat lebih luas. "Ketika mendapatkan keuntungan, alokasikan menjadi tiga bagian: satu untuk pengembangan bisnis, satu untuk tabungan akhirat, dan satu untuk anak-anak," jelasnya.

Menurutnya, banyak orang kaya yang tidak berpikir panjang dalam mengelola hartanya. Mereka hanya fokus pada warisan untuk anak-anak tanpa mempertimbangkan kemungkinan lain.

"Belum tentu anak membutuhkan seluruh warisan yang diberikan. Bisa jadi, ia hanya perlu perusahaan yang telah diwariskan oleh orang tuanya," katanya.

Oleh karena itu, menurutnya, orang kaya harus cerdas dalam berderma agar bisa memperoleh manfaat di dunia maupun di akhirat.

"Setelah seseorang berderma, ia akan menemukan kebahagiaan yang luar biasa. Orang-orang yang menerima manfaatnya pun akan mendoakan," kata Buya Yahya.

Ia juga menekankan pentingnya keyakinan bahwa kebaikan yang dilakukan akan kembali kepada diri sendiri, termasuk di alam barzakh.

"Orang yang cerdas akan memahami bahwa sedekah yang ia lakukan akan menjadi pahala yang terus mengalir di alam barzakh," katanya.

Kaya Sesungguhnya, Seperti Ini

quote sedekah
Ilustrasi sedekah ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Menurutnya, ada kenikmatan yang bisa dirasakan di alam barzakh bagi orang yang rajin beramal. "Harus ada keyakinan bahwa pahala dari amal baik akan dikirim ke alam barzakh," ujarnya.

Oleh karena itu, ia mengajak umat Islam untuk tidak hanya mengejar kekayaan dunia, tetapi juga kekayaan akhirat. "Bangun masjid, bangun pesantren, berbuat baik kepada sesama. Itu adalah investasi sejati yang tidak akan rugi," katanya.

Ia menegaskan bahwa kekayaan sejati adalah yang bermanfaat bagi banyak orang. "Jika ingin kaya, jadilah kaya di dunia dan kaya di akhirat," ujarnya.

Pesan ini menjadi pengingat bagi siapa saja yang memiliki harta berlimpah agar lebih bijak dalam menggunakannya. Kekayaan yang tidak dibagikan hanya akan menjadi beban, sementara kekayaan yang digunakan untuk kebaikan akan menjadi tabungan di akhirat.

"Jangan menunggu tua untuk berbuat baik. Semakin cepat seseorang menyadari pentingnya berbagi, semakin besar pula pahala yang bisa dikumpulkan," kata Buya Yahya.

Menurutnya, ada banyak cara untuk berbagi, mulai dari sedekah, wakaf, hingga membangun fasilitas umum yang bermanfaat bagi masyarakat.

"Jangan sampai menyesal di kemudian hari karena harta yang dikumpulkan tidak memberi manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain," tegasnya.

Dengan begitu, seseorang bisa merasakan kebahagiaan sejati, baik di dunia maupun di akhirat.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Live dan Produksi VOD

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya