Liputan6.com, Jakarta - Ketika seorang muslim berhadas kecil, kemudian hendak melaksanakan ibadah yang disyaratkan harus suci dari hadas kecil, maka diwajibkan baginya berwudhu. Sebab, wudhu merupakan salah satu cara menghilangkan hadas kecil.
Rukun wudhu dalam kitab Safinatun Najah ada enam, yaitu niat, membasuh muka, membasuh kedua tangan serta siku, menyapu sebagian kepala, membasuh kedua kaki serta buku lali, tertib. Rukun-rukun ini tidak boleh ditinggalkan.
Advertisement
Untuk menghasilkan kesempurnaan wudhu, kita disunnahkan untuk memulainya dengan basmalah, menyertakan doa-doa khusus ketika membasuh anggota tubuh, lalu membaca doa setelah wudhu.
Advertisement
Baca Juga
Dalam praktiknya, wudhu bisa dilakukan di mana saja selama ada air yang suci dan menyucikan, karena itu yang menjadi syarat utama dalam wudhu. Namun yang jadi pertanyaan, bagaimana jika wudhu di toilet, apakah diperbolehkan?
Simak berikut penjelasan ulama kharismatik Ustadz Adi Hidayat (UAH) mengenai hukum wudhu di toilet.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Penjelasan UAH
UAH mengatakan, idealnya wudhu dilakukan di tempat khusus, bukan di toilet. “Mengapa? Karena di dalam tempat wudhu itu kita juga menyertakan berbagai macam kalimat thayyibah yang mengiringi proses wudhu, baik sebelum ataupun setelah wudhu itu dilangsungkan," kata UAH dikutip dari YouTube Adi Hidayat Official, Sabtu (22/2/2025).
UAH menjelaskan bahwa kalimat-kalimat thayyibah dalam wudhu merupakan permohonan doa dalam kebaikan. Dengan mengucap kalimat thayyibah seperti bismillah, berarti menyebut asma-asma yang Mahamulia.
"Nah itu kan umumnya tidak diutarakan saat kita berada di dalam toilet, karena toilet punya sifat tertentu," ujar UAH.
UAH menyarankan sebaiknya tempat wudhu itu terpisah dengan toilet, sehingga bacaan-bacaan sunah bisa disempurnakan.
Namun jika keadaan yang tidak memungkinan untuk berwudhu selain di toilet, maka tidak bermasalah. Hanya saja dimakruhkan membaca kalimat-kalimat atau doa ketika di dalam toilet.
"Karena kaidah juga mengatakan 'Addaruratu tubihul mahdurat' kondisi-kondisi yang mendesak itu membolehkan bahkan yang terlarang pun asalnya, diperkenankan. Nah ini kan sifatnya tidak terlarang, hanya tidak disukai, makruh sifatnya. nggak ada nash haram di dalamnya," jelas UAH.
Advertisement
Alasan Sebaiknya Wudhu Tidak di Toilet
Menurut UAH, alasan tidak disukai wudhu di kamar mandi karena tidak bisa mengungkapkan hal-hal yang mungkin bisa dilakukan jika bersuci di luar toilet. Misalnya bacaan basmalah, hanya bisa disertakan dalam hati, doa-doa wudhu pun hanya bisa diiringi dalam hati.
"Nah itu hal-hal yang menjadikan kita tidak maksimal. Jadi ini yang mau saya katakan, tidak berhukum haram, itu bisa dilakukan. Kalau tempatnya misalnya memungkinkan untuk berpisah, bagus dipisahkan. Tapi kalau menyatu pun tidak ada masalah dan tidak berhukum haram," terang UAH.
Wallahu a’lam.
