Liputan6.com, Jakarta - Penderita penyakit komorbid yang hendak berpuasa disarankan untuk lebih dulu berkonsultasi dengan dokter. Khususnya bagi penderita komorbid dengan kondisi yang perlu pemantauan khusus.
"Bila kondisinya cukup parah atau sering bolak-balik dari rumah sakit, dengan kondisi tertentu yang perlu pemantauan khusus, konsultasikanlah ke dokter baik dokter penyakit dalam atau dokter gizi," kata dr Zoya Marie Adyasa, M.Res, beberapa waktu lalu, dilansir ANTARA.
Advertisement
Baca Juga
Selain itu, dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini juga mengingatkan agar penderita penyakit komorbid memperhatikan pola konsumsi obat rutin yang dianjurkan ketika puasa.
Advertisement
"Yang paling penting adalah bila sudah minum obat rutin, tetap minum obat. Terutama dengan penderita kolesterol, karena obat itu membantu mengontrol kadar lemak dalam tubuh," ujarnya.
Penderita komorbid, ujarnya, harus mengusahakan beraktivitas fisik. Salah satunya dengan memperbanyak langkah atau berjalan kaki.
Zoya yang juga konselor GSI Lab, menambahkan, penderita komorbid perlu menjaga pola makan saat akan menjalankan puasa Ramadan untuk menjaga stamina tubuh dengan memperhatikan variasi menu dan porsi yang akan dikonsumsi.
"Kuncinya variasiin makanan, tidak ada makanan yang benar-benar harus kita hindari atau jahat, yang penting mereka bervariasi. Porsi, mau makanannya sehat tapi porsinya enggak cukup, misalnya oke saya makan sayur, tapi cuma sedikit kecil aja itu akan lapar, engga akan kuat puasa. Tetap boleh ada karbohidrat, lemak, misalnya ada manis-manisan, tapi tetap sayur dan protein yang cukup harus mendominasi," jelasnya.
Penyakit Komorbid adalah
Sebagai informasi, penyakit komorbid adalah kondisi ketika seseorang mengidap dua atau lebih masalah kesehatan secara bersamaan. Umumnya, penyakit komorbid bersifat kronis atau telah berlangsung menahun.
"Penyakit komorbid paling sering yang dialami oleh masyarakat, terutama yang berhubungan dengan kolesterol adalah hipertensi, penyakit jantung koroner, hingga dislipidemia atau gangguan dari kadar lemak," ujar dia.
Advertisement
