Liputan6.com, Jakarta - Makan sahur menjadi bekal energi yang penting untuk menghadapi puasa Ramadhan selama seharian penuh. Sahur bukan hanya sekadar makan di waktu tertentu, tetapi juga merupakan bagian dari sunnah yang dianjurkan.
Dalam banyak hadis, Rasulullah Muhammad SAW menekankan tentang pentingnya sahur. Beliau bersabda, "Bersahurlah kalian, karena dalam sahur terdapat berkah" (HR. Bukhari, No 1789)
Advertisement
Baca Juga
Hadis ini menunjukkan bahwa sahur lebih dari sekadar mengonsumsi makanan, melainkan menjadi sarana untuk meraih keberkahan dalam menjalani ibadah puasa.
Ketika sahur, mungkin sebagian orang terbiasa makan dengan terburu-buru, bahkan sering kali merasa cemas jika sudah mendekati imsak. Padahal, Nabi SAW dan para sahabat telah memberikan petunjuk yang jelas mengenai waktu sahur terbaik yang dapat kita terapkan.
Saksikan Video Pilihan ini:
Waktu Terbaik Makan Sahur
Dikutip dari laman NU Online, Nabi Muhammad SAW sangat menganjurkan kepada umatnya untuk mengakhirkan sahur. Anjuran Nabi ini terdapat dalam banyak hadis. Misalnya hadis riwayat Ahmad, “Umatku berada dalam kebaikan selama menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur”.
Menurut Abu Bakar Al-Kalabazi, maksud dari mengakhirkan sahur tersebut ialah makan sahur di sepertiga terakhir malam. Dalam kitabnya Bahrul Fawaid disebutkan:
وسئل النبي صلى الله عليه وسلم: أي الليل أسمع؟ قال: الثلث الأخير من الليل. وقد قال صلى الله عليه وسلم: من الفطرة تأخير السحور، أراد إن شاء الله أن يقع في الثلث الأخير من اليل ليكون فيه دعوة واستغفار فيجاب، وسؤال حاجة فتقضى
Artinya: “Nabi SAW pernah ditanya, ‘Malam apa yang paling didengar (do’a)?’ ‘Sepertiga terakhir malam,’ tegas Nabi SAW. Dalam hadits lain, Nabi SAW berkata, ‘Mengakhirkan sahur ialah bagian dari fitrah.’ Kemungkinan yang dimaksud mengakakhirkan sahur di sini ialah mengerjakannya di sepertiga terakhir malam. Karena pada waktu itu doa, ampunan, dan hajat dikabulkan Allah SWT.”
Advertisement
Hikmah di Balik Anjuran Nabi Mengakhirkan Sahur
Berdasarkan keterangan ini, tampaknya tujuan dari mengakhirkan sahur itu bukan semata makan dan minum, tetapi mesti diiringi dengan ibadah lainnya, seperti sholat, dzikir, dan berdo’a. Sebab itulah waktu terbaik untuk beribadah, terutama berdo’a.
Dilihat dari kebiasaan Nabi Muhammad SAW sendiri, Beliau sangat terbiasa bangun tengah malam dan sholat malam. Sangat dimungkinkan jika Nabi SAW beribadah terlebih dahulu, baru makan sahur menjelang waktu subuh.
Berdasarkan kesaksian Hudzaifah, ia pernah makan sahur bersama Nabi Muhammad SAW saat menjelang subuh, (HR Ibnu Majah). Kesaksian Hudzaifah ini diperkuat oleh pengakuan Zaid bin Tsabit. Zaid pernah sahur bersama Nabi Muhammad SAW kemudian setelah itu shalat berjamaah. Ketika ditanya, berapa lama jarak antara selesai makan dan sholat, Zaid menjawab, “Kisaran membaca lima puluh ayat,” (HR Ibnu Majah).
Dengan memperhatikan berbagai pendapat dan riwayat ini, dapat disimpulkan bahwa waktu paling baik makan sahur ialah di sepertiga terakhir malam, terutama menjelang waktu subuh. Usahakan jarak antara makan dan waktu subuh tidak terlalu dekat, supaya makannya tidak terburu-buru dan ada kesempatan untuk menyikat gigi. Wallahu a’lam.
