Liputan6.com, Jakarta - Bulan Ramadhan bulan penuh berkah, dan salah satu malam yang paling dinantikan umat Islam adalah Lailatul Qadar. Malam yang disebut lebih baik dari seribu bulan ini menjadi momen istimewa bagi kaum Muslimin dalam meningkatkan ibadah.
Dalam sebuah kajian khusus Ramadhan, pendakwah Muhammadiyah Ustadz Adi Hidayat (UAH) mengupas tentang Lailatul Qadar. Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah apakah malam Lailatul Qadar hanya jatuh pada malam Jumat?
Advertisement
Menurut UAH, pemahaman ini berkembang di masyarakat, namun tidak ada dalil yang secara spesifik menyatakan bahwa Lailatul Qadar selalu jatuh pada malam Jumat.
Advertisement
"Tidak ada hadis shahih yang menyebutkan bahwa Lailatul Qadar pasti terjadi di malam Jumat. Namun, yang pasti ia terjadi di 10 malam terakhir Ramadhan," ujar UAH dalam kajian yang dikutip dari kanal YouTube @AdiHidayatOfficial.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah bersabda:
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
"Carilah Lailatul Qadar pada malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan." (HR. Bukhari & Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa malam Lailatul Qadar lebih mungkin terjadi di malam-malam ganjil pada sepuluh hari terakhir Ramadhan, seperti malam ke-21, 23, 25, 27, atau 29.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Begini Kemungkinan Waktunya
Namun, UAH menekankan bahwa Allah memiliki kekuasaan penuh dalam menentukan kapan tepatnya malam Lailatul Qadar terjadi.
"Ada riwayat yang menunjukkan Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-27, ada juga yang menyebut malam ke-23. Oleh karena itu, jangan hanya menunggu satu malam saja," jelasnya.
Beberapa ulama berpendapat bahwa Lailatul Qadar bisa saja terjadi di malam genap, tergantung pada perhitungan kalender dan penetapan awal Ramadhan.
Karena itu, UAH mengingatkan agar umat Islam tidak hanya fokus pada malam ganjil atau malam Jumat, tetapi tetap istiqamah dalam beribadah sepanjang sepuluh malam terakhir.
"Jangan tinggalkan sisa malam-malam sampai Ramadhan ini berakhir. Semoga Allah memberikan kesempatan kepada kita untuk mendapatinya," pesannya.
Malam Lailatul Qadar memiliki banyak keutamaan, sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-Qadr (سورة القدر):
لَيْلَةُ ٱلْقَدْرِ خَيْرٌۭ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍۢ
"Malam Lailatul Qadar itu lebih baik daripada seribu bulan." (QS. Al-Qadr: 3)
Advertisement
Jangan Fokus Tanda-Tanda, tapi Fokus pada Amal
Dalam kajiannya, UAH juga mengingatkan tentang cara menghidupkan malam-malam akhir Ramadhan dengan ibadah yang maksimal.
"Jangan hanya menunggu tanda-tanda, tapi fokuslah pada amal. Perbanyak sholat malam, membaca Al-Quran, berzikir, dan berdoa," imbaunya.
Rasulullah sendiri memberikan contoh dengan menghidupkan malam-malam terakhir Ramadhan dengan lebih giat dalam ibadah.
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَهُ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ
"Ketika masuk sepuluh hari terakhir Ramadhan, Rasulullah mengencangkan ikat pinggangnya, menghidupkan malam-malamnya, dan membangunkan keluarganya." (HR. Bukhari & Muslim)
Dalam kesempatan itu, UAH juga menekankan pentingnya berdoa pada malam Lailatul Qadar dengan doa yang diajarkan Rasulullah:
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
"Ya Allah, Engkau Maha Pengampun, Engkau mencintai ampunan, maka ampunilah aku." (HR. Tirmidzi)
Dengan memahami hakikat Lailatul Qadar dan cara meraihnya, diharapkan umat Islam semakin semangat dalam mengisi malam-malam terakhir Ramadhan dengan ibadah dan doa yang tulus.
Semoga Allah memberikan taufik dan hidayah-Nya agar kita semua bisa meraih keberkahan malam Lailatul Qadar.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
