Kisah Sahabat Nabi yang Mementingkan Teman Meski Kondisi Sekarat, Berakhir Syahid

Tiga sahabat Nabi, Ikrimah, Al-Harith, dan Suhail, memprioritaskan sesama di ambang kematian saat Perang Yarmuk, menunjukkan pengorbanan dan persaudaraan sejati dalam Islam.

oleh Ibrahim Hasan Diperbarui 21 Mar 2025, 04:45 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2025, 04:45 WIB
Ilustrasi Perang Yarmuk
Ilustrasi Perang Yarmuk (Sumber: Laman The Collector)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Tiga sahabat Nabi, Ikrimah bin Abu Jahl, Al-Harith bin Hisham, dan Suhail bin 'Amr, menunjukkan keteladanan luar biasa dalam pertempuran Yarmuk pada tahun 14 H. Mereka terluka parah dalam peperangan melawan pasukan Bizantium yang berusaha mempertahankan wilayahnya. 

Dalam keadaan sekarat, mereka tetap mendahulukan satu sama lain untuk meminum seteguk air hingga akhirnya gugur sebagai syuhada. Kisah ini terjadi di medan perang yang penuh dengan debu dan darah, di mana pasukan Muslim berjuang untuk meraih kemenangan besar.  

Dilansir dari Islam Board Ketika seorang sahabat membawakan air untuk Ikrimah yang terluka, ia melihat Al-Harith yang juga kehausan dan memintanya diberikan lebih dulu. Namun, Al-Harith justru meminta air itu diberikan kepada Suhail bin 'Amr yang tampak lebih membutuhkan. Pada akhirnya, sebelum ada yang sempat meminumnya, ketiganya telah menghembuskan napas terakhir dalam keadaan syahid.

Keikhlasan dan persaudaraan mereka menjadi pelajaran abadi bagi umat Islam. Khalid bin Walid yang menyaksikan pengorbanan mereka bahkan berkata, "Semoga jiwaku menjadi tebusanmu."  

Berikut selengkapnya kisah keteladanan sahabat Nabi dalam perang Yarmuk dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (14/3/2025). 

Promosi 1

Perang Yarmuk 

Ilustrasi Perang Yarmuk
Ilustrasi Perang Yarmuk (Sumber: Laman Thariq sch)... Selengkapnya

Dikutip dari The Collector, pertempuran Yarmouk pada tahun 636 M menjadi salah satu peristiwa paling penting dalam sejarah. Kekaisaran Romawi awalnya menjadi kekuatan utama di Timur Dekat setelah menang dalam perang panjang melawan Persia. Namun, setelah enam hari pertempuran, Romawi justru mengalami kekalahan besar dan harus mundur.  

Khalid ibn al-Walid menggunakan pasukan berkuda secara taktis untuk menghancurkan pasukan Romawi. Pada hari keempat, Jenderal Vahan meminta gencatan senjata karena situasi semakin sulit. Khalid yang sudah menunggu momen ini segera memerintahkan serangan, memotong jalur keluar dan merebut jembatan penting di Sungai Yarmouk.  

Pasukan Muslim akhirnya berhasil mengepung dan menghancurkan pasukan Romawi. Sebanyak 100.000 tentara Romawi tewas dalam pertempuran sengit tersebut. Romawi kehilangan lebih dari 120.000 pasukan, sementara pasukan Muslim hanya mengalami 3.000 korban syahid.

Ikrimah bin Abu Jahl: Dari Musuh Rasulullah hingga Syahid di Medan Perang

Ilustrasi Perang Yarmuk
Ilustrasi Perang Yarmuk (Sumber: Laman Balance)... Selengkapnya

Alim.org menyebut Ikrimah bin Abu Jahl tumbuh dalam keluarga yang dikenal sebagai musuh utama Rasulullah. Ayahnya, Abu Jahl, adalah salah satu pemimpin Quraisy yang paling keras menentang Islam dan menyiksa para sahabat yang masuk Islam. Namun, hidayah Allah membawanya menjadi salah satu pejuang Islam yang paling setia.

Di Perang Yarmuk, Ikrimah bertekad untuk bertempur hingga titik darah penghabisan. Saat pasukan Muslim terdesak, ia mengajak 400 mujahidin untuk bersumpah berperang sampai mati. Keberanian mereka membuka jalan bagi kemenangan umat Islam, meskipun harus mengorbankan nyawa mereka sendiri.

Ketika Tiga Sahabat Nabi Saling Mendahulukan Minum

Ilustrasi Perang Yarmuk
Ilustrasi Perang Yarmuk (Sumber: Laman World History)... Selengkapnya

Setelah pertempuran berakhir, medan perang dipenuhi dengan para syuhada yang gugur demi Islam. Di antara mereka, tiga sahabat Nabi, Ikrimah bin Abu Jahl, Al-Harith bin Hisham, dan Suhail bin 'Amr, tergeletak dalam kondisi kritis. Seorang perawat membawa air untuk memberikan pertolongan terakhir kepada mereka.

Diceritakan Islamic Board, saat air itu hendak diberikan kepada Ikrimah, ia melihat Al-Harith yang tampak lebih membutuhkan. Dengan penuh ketulusan, ia meminta agar air tersebut diberikan kepada Al-Harith lebih dulu. Namun, Al-Harith menoleh ke arah Suhail dan memilih untuk mendahulukannya karena melihat sahabatnya juga sangat kehausan.

Ketika air akhirnya sampai kepada Suhail, ia pun mendahulukan sahabatnya yang lain. Namun, sebelum air sempat menyentuh bibir mereka, takdir telah menentukan akhir hidup mereka. Ketiga sahabat itu wafat dalam keadaan syahid tanpa sempat meminum seteguk air pun.

Hikmah di Balik Pengorbanan: Keutamaan Akhlak dalam Islam

nama sahabat nabi
nama sahabat nabi ©Ilustrasi dibuat Stable Diffusion... Selengkapnya

Kisah ini menjadi bukti nyata bagaimana Islam menanamkan nilai-nilai persaudaraan dan pengorbanan. Ketiga sahabat tersebut lebih mengutamakan kepentingan saudaranya dibanding diri sendiri, bahkan dalam keadaan sekarat. Inilah cerminan dari sabda Rasulullah, “Tidak beriman seseorang di antara kalian hingga ia mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari & Muslim).

Pengorbanan mereka menunjukkan betapa tingginya iman dan keikhlasan yang mereka miliki. Mereka tidak hanya mengorbankan nyawa di medan perang, tetapi juga mencontohkan akhlak mulia dalam momen-momen terakhir mereka. Hal ini selaras dengan firman Allah dalam QS. Al-Maaidah [5]: 93, “Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”

Hingga hari ini, kisah mereka tetap menjadi inspirasi bagi umat Islam. Pengorbanan mereka bukan sekadar cerita heroik, tetapi juga pelajaran tentang ketulusan dan persaudaraan sejati dalam Islam. Semoga Allah meridhai mereka dan mengumpulkan mereka di surga-Nya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya