Covid-19 di Jateng Didominasi Klaster Keluarga, Ganjar: Isolasi Mandiri Harus Prokes Ketat

Ganjar menjelaskan tingginya angka Covid-19 itu terdiri dari beberapa klaster, seperti klaster sekolah, perkantoran, dan keluarga.

oleh Tito Isna Utama diperbarui 15 Feb 2022, 20:00 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2022, 20:00 WIB
Ilustrasi Foto Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. (Foto: Tito Isna Utama)

Liputan6.com, Jateng Meningkatnya angka kasus Covid-19 di Jawa Tengah sampai saat ini, Selasa (15/2/2022), masih didominasi oleh klaster keluarga, menurut pernyataan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Orang nomor satu di Jateng itu menjelaskan, tingginya angka Covid-19 itu terdiri dari beberapa klaster, seperti klaster sekolah dan perkantoran, namun klaster keluarga menjadi penyumbang terbesar.

"Klaster keluarga ada 55 kasus, klaster sekolah ada 8 kasus. Urutannya terus kemudian ada klaster perkantoran 4 kasus, klaster pekerjaan ada 4 kasus, nakes 1 kasus. Kalau kita melihat, dari klaster yang ada ini, maka keluarga menjadi yang tertinggi," terang Ganjar.

Melihat hal itu, Ganjar mengimbau kepada masyarakat untuk bisa mematuhui protokol kesehatan dengan ketat. Ia juga mengajak masyarakat untuk sementara tidak mengunjungi tempat keramaian, dan menjaga kesehatan.

"Maka di masyarakat kita kurangi datang ke kerumunan yang ramai, kita kurangi betul-betul, kita jaga kesehatan kita semua. Memakai masker menjadi suatu kewajiban, kalau ini bisa lakukan maka insyaallah ini akan bisa menahan diri kita masing-masing untuk tetap bisa sehat," ungkap Ganjar.

 

 

 

 

Antisipasi Potensi Penularan Keluarga

 Tak hanya itu, mantan anggota DPR RI itu menyebut, jika pelaksanaan isolasi mandiri tidak sesuai protokol kesehatan (prokes) ketat, justru bisa menjadi potensi penularan untuk keluarga.

"Tapi saya mengingatkan tadi kepada kawan-kawan semua bahwa klaster terbesarnya adalah keluarga, maka isolasi mandiri itu mesti diperhatikan. Kalaulah kemudian dari isolasi mandiri mereka tidak (menerapkan) prokes ketat maka ini justru bisa menjadi potensi penularan untuk keluarga, karena Omicron itu cirinya gampang menular," tuturnya.

Kendati demikian, Ganjar meminta untuk bisa mengaktifkan kembali program Jogo Tonggo yang sebelumnya digagas oleh pihaknya, sebagai langkah antisipasi penyebaran Covid-19 di Jawa Tengah. Ganjar menginstrusikan Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispermadesdukcapil) juga membantu untuk turun ke lapangan melakukan sosialisasi pentingnya prokes.

"Makanya kita minta Jogo Tonggo untuk dihidupkan lagi, Dispermades kita minta untuk turun," ujarnya.

 

 

Tanggapan Wagub Taj Yasin Maimoen

Sementara sebelumnya, Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen mengatakan, kefatalan yang terjadi akibat varian baru ini, umumnya karena belum divaksin dan memiliki komorbid. Maka, bagi masyarakat yang belum divaksin, pihaknya meminta agar segera divaksin, terutama vaksin dosis satu dan kedua.

Vaksin juga dinilai bisa memberikan perlindungan dari serangan virus. Selain vaksin, masyarakat juga harus ketat menerapkan protokol kesehatan.

"Kita ketahui bahwa di Indonesia komorbid kita juga tinggi. Ini yang harus kita jaga. Artinya kalau kita melihat seperti itu, kita berpesan, ya prokes itu yang harus dijalani," kata Gus Yasin, Jumat (11/2/2022) lalu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya