Liputan6.com, Banyumas - Getuk goreng menjadi salah satu oleh-oleh ikonik yang berasal dari Kabupaten Banyumas. Tak banyak yang tahu, sebelum menjadi jajanan yang populer, ternyata getuk goreng melalui kisah sejarah yang cukup panjang.
Makanan yang memiliki cita rasa manis nan gurih ini ternyata sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Mulanya getuk adalah kudapan yang disajikan untuk kalangan atas, karena berupa singkong olahan. Sementara untuk rakyat biasa, hanya memakan singkong yang tanpa diolah.
Ditemukan oleh Pedagang Nasi Rames
Resep dari getuk goreng ini pada awalnya ditemukan oleh seorang pedagang nasi rames keliling bernama Sanpringad. Di tahun 1918 sambil berjualan nasi keliling ia juga menjajakan getuk cemol yang memiliki tekstur basah.
Saat itu dagangannya sering kali tidak laku, sehingga membuatnya memutar otak agar tidak merugi. Berawal dari hal tersebut munculah ide untuk menggoreng kembali getuk yang ia buat agar tidak cepat basi.
Advertisement
Warisan Budaya Nasional Bukan Benda
Bermula dari kisah Sanpringad tersebut, pada tahun 1970 di Banyumas semakin banyak masyarakat yang berjualan getuk goreng. Bahkan kini kita bisa menemukan beragam varian rasa. Setelah melewati sejarah yang cukup panjang akhirnya getuk goreng ditetapkan sebagai warisan budaya nasional bukan benda. Keputusan tersebut dibuat oleh Direktorat Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya Kemendikbud Indonesia sejak 2017 lalu.
Begitulah sejarah dari getuk goreng khas Banyumas yang banyak digemari masyarakat.