Liputan6.com, Jakarta - Berdoa adalah bagian penting dalam kehidupan seorang Muslim. Ada yang meyakini bahwa semakin sering berdoa, semakin dekat ia dengan Allah. Namun, ada pula yang jarang berdoa tetapi tetap yakin bahwa dirinya berada dalam kebaikan.
Menurut ulasma kharismatik asal Rembang KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha, seseorang yang jarang berdoa bisa memiliki alasan yang kuat. Salah satunya adalah keyakinan bahwa dirinya sudah didoakan oleh Nabi Muhammad SAW. Keyakinan ini bukan berarti menyepelekan doa, tetapi lebih kepada sikap pasrah dan tawakal.
Advertisement
Ada banyak orang yang menghabiskan waktu mereka untuk terus berdoa. Setiap kali ada kebutuhan, mereka meminta kepada Allah. Ini adalah hal yang baik karena menunjukkan ketergantungan seorang hamba kepada Tuhannya.
Advertisement
Dalam ceramah yang dikutip dari kanal YouTube @takmiralmukmin, Gus Baha menjelaskan bahwa orang yang jarang berdoa bukan berarti kurang beriman. Justru, ada orang yang memilih jalur untuk lebih banyak bertawakal, karena merasa sudah cukup dengan doa-doa Rasulullah SAW.
Ia mencontohkan para ulama besar seperti Imam Sufyan, yang lebih banyak menggunakan waktunya untuk mengajar dan menyebarkan ilmu, daripada sibuk berdoa secara lisan. Baginya, ilmu adalah bentuk ibadah yang juga mendatangkan keberkahan.
Keyakinan bahwa Nabi Muhammad SAW telah mendoakan umatnya juga didasarkan pada hadis-hadis yang menyebutkan bagaimana Rasulullah selalu memikirkan dan mendoakan keselamatan umatnya hingga hari kiamat.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Hidup yang Diabdikan untuk Ilmu
Menurut Gus Baha, seseorang yang mengabdikan hidupnya untuk ilmu atau kebaikan tidak perlu merasa bersalah jika ia jarang berdoa, selama ia tetap menjalani hidup dalam koridor agama.
Ia menekankan bahwa doa memang penting, tetapi ada banyak bentuk ibadah lain yang bisa menjadi jalan mendekatkan diri kepada Allah.
Misalnya, seseorang yang sibuk mengajarkan ilmu agama atau berdakwah, sejatinya sudah mendapatkan doa dari orang-orang yang belajar darinya dan juga dari malaikat.
Gus Baha juga mengingatkan bahwa tidak semua doa harus diucapkan dengan lisan. Ada doa yang tersimpan dalam hati, bahkan ada doa yang terkandung dalam setiap amal perbuatan.
Ketika seseorang melakukan kebaikan, maka ia sebenarnya sedang berdoa dengan amalnya, meminta kepada Allah agar perbuatannya mendatangkan keberkahan.
Dalam Islam, keberkahan dan pertolongan Allah tidak hanya datang dari doa lisan, tetapi juga dari usaha, keikhlasan, dan ketulusan dalam menjalani hidup.
Gus Baha menekankan bahwa keyakinan terhadap doa Rasulullah SAW bukan berarti seseorang boleh meninggalkan doa sama sekali, tetapi lebih kepada sikap optimis dan tawakal kepada Allah.
Advertisement
Jangan Sibuk Doa, Lupa Usaha
Ia juga mengingatkan bahwa jangan sampai seseorang terlalu sibuk berdoa tetapi lupa untuk berusaha. Sebaliknya, jangan pula terlalu sibuk berusaha hingga melupakan doa.
Keseimbangan antara doa, usaha, dan tawakal adalah kunci dalam menjalani kehidupan yang penuh keberkahan.
Bahkan, bagi orang-orang yang merasa cukup dengan doa Rasulullah SAW, tetap disarankan untuk berdoa sesekali sebagai bentuk rasa syukur dan penghambaan kepada Allah.
Pada akhirnya, baik seseorang yang sering berdoa maupun yang jarang melakukannya, selama ia tetap berpegang pada kebaikan dan niat yang lurus, maka ia tetap berada dalam lindungan Allah.
Gus Baha menutup ceramahnya dengan pesan bahwa manusia harus terus berusaha, berdoa secukupnya, dan tidak lupa untuk selalu bertawakal kepada Allah dalam setiap keadaan.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
