Liputan6.com, Semarang - Jasad mendiang putra Ridwan Kamil, Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril akhirnya ditemukan setelah dinyatakan hilang pada Kamis (26/5/2022) lalu. Usai ditemukan, berdasakan informasi langsung dari Ridwan Kamil, jasad Eril masih dalam keadaan utuh meski lebih dari 14 hari setelah dinyatakan hilang. Selain itu, jasad Eril juga mengeluarkan semerbak wangi eucalyptus.
"Walau sudah lewat 14 hari, jasadnya masih utuh lengkap tidak kurang satu apapun, wajah rapih menengok ke kanan dan saya bersaksi, jasad Eril wangi seperti wangi daun eucalyptus," tulis Ridwan Kamil melalui keterangan pada akun Instagram pribadinya dikutip Minggu (12/6/2022).
Hal yang sama juga dikabarkan oleh Ibunda Eril, Atalia Praratya. Atalia mengatakan bahwa jasad Eril ketika ditemukan masih utuh, tersenyum, dan wangi. Ia sangat yakin bahwa hal ini merupakan pertanda yang sangat baik bagi putra tercintanya.
Advertisement
Baca Juga
“Alhamdulillah, Allahu Akbar! Ditemukannya A Eril dalam keadaan utuh, lengkap, bersih, tampan, tersenyum dan wangi setelah 14 hari menghilang, membuat saya yakin seyakin-yakinnya bahwa Allah menjaga dan memuliakannya,” ujarnya di akun Instagram @ataliapr.
Berdasarkan informasi tersebut diyakini bahwa Eril meninggal dalam keadaan husnul khotimah. Berangkat dari hal ini, muncul pertanyaan, apakah benar berdasarkan tanda-tanda tersebut Eril meninggal dalam keadaan husnul khatimah?
Tanpa berusaha menyimpulkan, berikut diuraikan tanda-tanda orang yang meninggal dalam keadaan husnul khatimah berdasarkan hadis Nabi SAW.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Tanda-tanda Meninggal Husnul Khatimah
Berdasarkan hadis Nabi SAW bahwa kriteria orang yang meninggal dalam keadaan husnul khatimah tanda-tandanya dapat dilihat di dunia. Berikut tanda-tanda tersebut yang dikutip dari berbagai sumber.
1. Mengucapkan Syahadat
Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ كَانَ آخِرُ كَلاَمِهِ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ
Artinya: “Siapa yang akhir ucapannya adalah kalimat ‘La ilaaha illallah’ dia akan masuk surga.” (HR. Abu Daud 3118).
2. Meninggal dengan Dahi Berkeringat
عن بُرَيْدَةَ بن الحصيب رضي الله عنه ، أَنَّهُ كَانَ بِخُرَاسَانَ ، فَعَادَ أَخاً لَهُ وَهُوَ مَرِيضٌ ، فَوَجَدَهُ بِالْمَوْتِ ، وَإِذَا هُوَ يَعْرَقُ جَبِينُهُ فَقَالَ : اللَّهُ أَكْبَرُ ، سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ : " مَوْتُ الْمُؤْمِنِ بِعَرَقِ الْجَبِينِ
Artinya: “Dari Buraidah bin Hashib RA, dia berada di Khurasan. Lalu, saudaranya kembali kepadanya dalam keadaan sakit sehingga ia sempat menyaksikan kematiannya. Saat saudaranya meninggal dunia, ia melihat keringat keluar dari dahinya, dan berkata, "Allahu Akbar". Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Meninggalnya seorang mukmin ditandai dengan keringat di dahinya." (HR Tirmizi, Nasa'i, dan Ibnu Majah).
Advertisement
Lanjutan Tanda-tanda Meninggal Husnul Khatimah
3. Meninggal pada Malam atau Siang Hari Jumat
Dalam hadis dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوْتُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ إِلاَّ وَقَاهُ اللهُ فِتْنَةَ الْقَبْر
Artinya: “Apabila ada seorang muslim yang meninggal pada hari Jum’at atau malam Jum’at, maka Allah akan menjaganya dari pertanyaan kubur.” (HR. Ahmad 6582, Turmudzi 1095, dan yang lainnya).
4. Meninggal dalam Keadaan Syahid
Rasulullah SAW bersabda,
مَنْ قُتِلَ فِي سَبِيلِ اللهِ فَهُوَ شَهِيدٌ، وَمَنْ مَاتَ فِي سَبِيلِ اللهِ فَهُوَ شَهِيدٌ، وَمَنْ مَاتَ فِي الطَّاعُونِ فَهُوَ شَهِيدٌ، وَمَنْ مَاتَ فِي الْبَطْنِ فَهُوَ شَهِيدٌ، وَالْغَرِيقُ شَهِيدٌ
Artinya: “Siapa yang terbunuh di jalan Allah, dia syahid. Siapa yang mati (tanpa dibunuh) di jalan Allah dia syahid, siapa yang mati karena wabah penyakit Tha’un, dia syahid. Siapa yang mati karena sakit perut, dia syahid. Siapa yang mati karena tenggelam, dia syahid.” (HR. Muslim 1915).
5. Meninggal karena Wabah (Penyakit Menular)
Rasulullah SAW bersabda,
الطَّاعُونُ شَهَادَةٌ لِكُلِّ مُسْلِمٍ
Artinya: “Orang yang mati karena penyakit menular (wabah) adalah syahid bagi setiap Muslim." (HR Bukhari).
Tersenyum dan Beraroma Wangi
6. Tersenyum
Mengutip kanal YouTube Muslimidia, Ustaz Abdus Somad (UAS) menerangkan perihal meninggal dalam keadaan tersenyum sebagai pertanda husnul khatimah.
"Sebelum Izrail mencabut nyawanya, sudah datang malaikat membisikkan ke telinganya. Malaikat berkata: Jangan kau takut, jangan kau sedih, berbahagialah karena engkau mendapatkan surga yang dijanjikan tuhanmu disaat hidup, malaikat mengepakkan sayapnya," jelas UAS.
"Kenapa yang mati syahid itu senyum? Karena dia sudah tahu tempatnya, dia akan tinggal di dalam surga," imbuhnya
"Jadi kalau ditanya apa makna dari syahid, syahid artinya dua, pertama disaksikan, yang kedua menyaksikan. Kenapa dia disebut disaksikan? Sebab orang yang mati syahid disaksikan oleh malaikat dan kenapa juga orang yang mati syahid itu disebut menyaksikan, karena orang yang mati syahid sudah menyaksikan tempatnya di surga," pungkasnya.
7. Mengeluarkan Aroma Wangi
Aroma wangi semerbak dialami oleh Rasulullah SAW ketika melewati pekuburan pada peristiwa Isra’ dan Mi’raj. Aroma wangi semerbak tersebut berdasarkan penuturan Jibril adalah kuburan perempuan bernama Masyithah dan anaknya. Masyithah tukang sisir anak perempuan Fir’aun yang meninggal karena dimasukan ke dalam kuali besar yang berisi air mendidih.
Hal yang sama juga dialami oleh umat Muslim yang menziarahi makam Imam Bukhari. Mereka mencium aroma wangi yang semerbak.
Ketika hendak dimakamkan, dari jenazah Imam Bukhari keluar wangi yang harum semerbak, wanginya melebihi minyak kesturi. Keadaan itu terus bertahan bahkan sesudah tiga hari lamanya jasad sang alim dikebumikan.
Wallahu a’lam bishshawab.
Penulis: Khazim Mahrur
Advertisement