Nuansa Islam dan Jawa dalam Merti Dusun Brayut Banjarnegara Sambut 1 Muharram

Di Dusun Brayut, Desa Gembongan, Kecamatan Sigaluh, Banjarnegara, warga menggelar Merti Dusun

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Jul 2022, 06:00 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2022, 06:00 WIB
Prosesi Merti Dusun Brayut, Banjarnegara, Jawa Tengah menyambut 1 Suro atau Muharram, sekaligus menyambut HUT ke-77 RI. (Foto: Heni Purwono/Liputan6.com)
Prosesi Merti Dusun Brayut, Banjarnegara, Jawa Tengah menyambut 1 Suro atau Muharram, sekaligus menyambut HUT ke-77 RI. (Foto: Heni Purwono/Liputan6.com)

Liputan6.com, Banjarngara - Tahun baru Islam, 1 Muharram atau 1 Suro dirayakan dengan beragam acara, di berbagai daerah. Di Dusun Brayut, Desa Gembongan, Kecamatan Sigaluh, Banjarnegara, warga menggelar Merti Dusun.

Dalam acara itu, lebih dari 300 orang tumpah ruah di jalan Dusun Brayut, Jumat (29/7/2022) siang.

Mereka melaksanakan prosesi Merti Dusun untuk menyambut 1 Suro atau Muharram, sekaligus menyambut HUT ke-77 RI.

Ketua panitia kegiatan Pujiono mengungkapkan, kegiatan ini dalam rangka wujud syukur atas karunia Allah, menyambut tahun baru Islam dan juga perayaan kemerdekaan.

"Acaranya kirab gunungan hasil bumi Dusun Brayut, pentas seni tradisional dan kegiatan budaya lainnya. Ini semua sebagai wujud rasa syukur kami atas karunia Allah," ujar Pujiono, di Banjarnegara.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Melestarikan Budaya Jawa

Prosesi Merti Dusun Brayut, Banjarnegara, Jawa Tengah menyambut 1 Suro atau Muharram, sekaligus menyambut HUT ke-77 RI. (Foto: Heni Purwono/Liputan6.com)
Prosesi Merti Dusun Brayut, Banjarnegara, Jawa Tengah menyambut 1 Suro atau Muharram, sekaligus menyambut HUT ke-77 RI. (Foto: Heni Purwono/Liputan6.com)

Dalam kegiatan tersebut, nuansa khas Jawa tampak kental, dan kegiatan kirab diakhiri dengan makan bersama di perempatan dusun, tempat penatus dahulu bermukim.

Camat Sigaluh Izak Danial Aloiyus mengungkapkan, pihaknya sangat mendukung aktivitas seni dan budaya di Kecamatan Sigaluh.

"Tradisi ini sangat bagus, untuk memupuk kebersamaan sekaligus memelihara tradisi yang positif. Yang penting makna budaya dalam kegiatan ini tercapai, agar generasi mendatang tidak hilang jati diri Jawa-nya," tandas Izak.

Tim Rembulan-Heni Purwono

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya