Unik, Brand Fashion dari Magetan Ini Tonjolkan Budaya Tradisional Jawa

Brand fashion asal Magetan bernama Paramesti justru eksis dengan menonjolkan budaya tradisional Jawa,

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Jul 2023, 17:59 WIB
Diterbitkan 09 Jul 2023, 13:44 WIB
Produksi kaus
Proses produksi kaus. (Liputan6.com/ist)

Liputan6.com, Magetan - Indonesia merupakan negara yang memiliki ragam budaya dan tradisi. Itulah sebabnya kreativitas anak bangsa terus bermunculan di berbagai aspek kehidupan, terutama di sektor bisnis fashion.

Pada era serba modern seperti sekarang, mengangkat nilai budaya tradisional untuk produk fashion ternyata masih banyak diminati. Pasar dan potensi bisnisnya juga amat besar. Salah satu brand fashion yang mengangkat tema kebudayaan tradisional di antaranya adalah merek asal Magetan bernama Paramesti.

Pemilik Paramesti, M Ramdani Arifin menjelaskan bahwa pengambilan tema tersebut karena melihat adanya peluang yang bagus. Perlahan, ia pun mempelajari budaya Jawa, dari pola pikir hingga kesenian Jawa sebelum memulai usaha. "Karena dirasa pada saat itu masih sedikit yang mengangkat tema budaya Jawa, kami juga banyak mengikuti seminar," ujar Ramdani.

Untuk penamaan, Paramesti sendiri dapat diartikan "dia yang berdiri paling depan" dan diambil dari bahasa Sansekerta. Dengan tujuan brand fashion tersebut bisa menularkan konsep teladan.

"Setiap desain yang kami buat mempunyai nilai-nilai yang baik yang dapat menjadi inspirasi kehidupan bagi masyarakat khususnya masyarakat Jawa," tambahnya. 

Pemasaran Digital

Meski mengusung tema budaya tradisional Jawa, strategi bisnis yang dijalankan Paramesti justru sangat modern dan tak ketinggalan jaman. Ramdani sendiri berupaya memahami strategi digital marketing hingga membuat konten kreatif di media sosial.

Sejauh ini, Paramesti sangat aktif ngonten melalui akun Instagram @paramesti.magetan dan akun Tiktok @paramesti_magetan. Momentumnya adalah saat pandemi COVID-19 yang melanda Tanah Air tiga tahun silam. 

"Di saat (pandemi) itulah usaha kami meningkat saat kebiasaan masyarakat luas mulai merambah ke dunia online karena adanya pandemi. Sebagian besar ilmu yang kami dapat saat membangun usaha ini adalah dengan otodidak," kata pria berusia 32 tahun itu.

Paramesti juga menggunakan strategi soft selling dengan mengunggah konten-konten edukasi seperti pertunjukan wayang dan tradisi budaya Jawa lainnya. Dari sana, identitas Paramesti sebagai brand yang mengusung pelestarian budayamun makin kuat terasa.

Ramdani bersyukur sekaligus tak menyangka dengan perkembangan bisnis yang dijalaninya sekarang. Dari awalnya hanya ditemani adik kandung, kini Paramesti sudah bisa memperkerjakan puluhan karyawan.

"Saat memulai usaha, kami tidak ada basic atau pengalaman sama sekali tentang sablon, desain dan digital marketing dan sekarang kami berencana membuka cabang di beberapa kota," tambahnya.  

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya