Liputan6.com, Jakarta “Saya suka label: Ralph, Juicy Couture, Gucci,” ucap Chase. Perkataan ini mungkin terdengar wajar bila diucapkan oleh seorang dewasa atau remaja beranjak dewasa yang familiar dengan majalah fesyen. Tapi tahukah Anda bahwa Chase yang menucapkan kalimat tersebut baru berusia 12 tahun.
Baca Juga
Designer of the Year Jonathan Anderson Bakal Absen dari Milan dan London Fashion Week 2025, Ada Apa?
Desainer Debby Fauziyanto Bawa Batik Kreasinya ke Panggung Fashion Show Spotlight: Cultural Fusion 2024
Keren, 10 Desainer Indonesia-Eropa Kolaborasi Bikin 5 Produk Inovatif Ramah Lingkungan dari Limbah Kaki Ayam hingga Kotoran Sapi
Ya, demikianlah bocah perempuan ini mengenal dan suka dengan merek-merek ternama diusia yang sangat dini. Seperti dilansir dari metro.co.uk, Selasa (10/6/2014), ibu Chase, Kelly, menjelaskan bahwa dirinya memang memakaikan anaknya rancangan-rancangan desainer sejak lahir.
Advertisement
“Jika aku meminta sesuatu pada Ayah dan tak mendapat jawaban `ya`, aku akan menunjukan `muka` ku,” ucap Chase tentang caranya mendapat barang-barang merek ternama yang diinginkannya. Kehiduapn Chase sebagai seorang anak memang lebih konsumtif dibanding anak-anak seusianya yang lain.
Dalam seminggu, Chase menghabiskan 300 poundsterling untuk jajannya. Anak usia 12 tahun pada umumnya di Inggris hanya menghabiskan 6 poundsterling untuk jajan selama seminggu. Orang tua Chase mengatakan bahwa terkadang mereka kesulitan untuk memenuhi permintaan Chase.
Meski demikian Kelly, ibu Chase, merasa bahwa dirinya tak melakukan kesalahan. Ia merujuk pada perkataan ibunya, “Kamu tak akan ada di dunia untuk selamanya jadi gunakan uang selagi ada”.
Kelly melihat Chase memiliki ambisi besar. “Ia melihat rumah tempat kami tinggal dan berkata `Aku tak ingin hidup seperti ini!`”