Alat Makan yang Dibuat untuk Berempati pada Pengidap Skizofrenia

Secara sengaja, peralatan makan ini menyulitkan mereka yang ‘normal’.

oleh Indy Keningar diperbarui 28 Jul 2015, 04:35 WIB
Diterbitkan 28 Jul 2015, 04:35 WIB
Peralatan Makan Buat Empati Terhadap Pengidap Skizofrenia
Secara sengaja, peralatan makan ini menyulitkan mereka yang ‘normal’.

Liputan6.com, London Lulusan Central Saint Martins, Firdaws Fourcroy, menciptakan set peralatan makan yang secara sengaja dibuat menyulitkan. Ini bertujuan membuat pengguna bisa turut merasakan perubahan perilaku serupa pengidap skizofrenia.

Koleksi peralatan makan The Homemade Schizophrenia antara lain terdiri dari garpu yang hanya bisa mengambil satu butir nasi sekali, sendok yang terlalu besar untuk mulut, dan pisau tumpul yang sangat sulit digunakan untuk memotong. Bagian kepala dari alat-alat ini lebih berat dari gagangnya dan mengandung magnet, membuatnya hampir tidak mungkin digunakan.

Fourcroy sudah menghabiskan bertahun-tahun bekerja dekat seseorang yang baru-baru ini didiagnosis mengidap schizoaffective disorder. Pasiennya ini mengalami berbagai kombinasi gejala seperti depresi dan perubahan sikap dan halusinasi – gejala umum pengidap skizofrenia.

foto: Dezeen

Menurut Fourcroy, perawatan untuk schizoaffective disorder terlalu berfokus pada mengurangi sikap “abnormal” pengidap. “Tidak ada perhatian terhadap rasa sakit yang dilaluinya, dan dari mana asalnya. Terapi yang ada hanya untuk mengubah perilakunya menjadi lebih diterima oleh masyarakat,” tutur sang desainer, seperti dilansir dari situs Dezeen pada Selasa (28/7/2015).

Dengan menciptakan set peralatan makan ini, Fourcroy berharap, saat mereka yang ‘normal’ menggunakannya, mereka bisa mengerti dan berempati terhadap apa yang dilalui para pengidap skizofrenia dalam sehari-hari, bagaimana tugas sesederhana makan bisa sungguh menyulitkan bagi mereka.

foto: Dezeen

“alat-alat ini didesain untuk mereka yang menganggap diri ‘normal’, orang-orang yang tidak terpikirkan bagaimana rasanya dikucilkan dari masyarakat karena dianggap ‘abnormal’,” tutur Fourcroy. Proyek tugas akhir Fourcroy ini dipresentasikan pada pameran musim panas Central Saint Martin di London bulan lalu.

foto: Dezeen

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya