Liputan6.com, Jakarta Desa Tumbak sebagai salah satu destinasi wisata baru di Sulawesi Utara ternyata menyimpan begitu banyak kejutan menarik. Tak hanya hamparan tumbuhan bakau dan pesona pemandangan bawah lautnya, tapi juga keindahan gugusan pulau yang ada di hadapannya. Salah satu keindahan di gugusan pulau yang ada di Sulawesi Utara bagian tenggara ini adalah Pulau Baling-baling.
Jika Anda seorang petualang yang mendambakan wisata alam `lengkap`, Pulau Baling-baling adalah pilihan yang tepat. Pulau kecil yang berada dalam kawasan Kecamatan Posomaen, Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara ini menyajikan sensasi mendaki gunung sambil menikmati suasana laut yang biru.
Baca Juga
Advertisement
Saat Tim Liputan6.com berkunjung, yang ditulis pada Rabu (12/8/2015), untuk mencapai Pulau Baling-baling dari Desa Tumbak hanya membutuhkan waktu 15 menit saja. Namun meski demikian, Anda harus memperhatikan jadwal keberangkatan, pasalnya mulai pukul 12.00 siang hingga pukul 03.00, gelombang laut mulai besar.
Tepi pantai Pulau Baling-baling dipenuhi bebatuan karang, sementara tak jauh dari pulau tersebut terlihat menara yang dilengkapi baling-baling, oleh karena itu masyarakat setempat mengenal pulau kecil ini dengan sebutan Pulau Baling-baling.
Mendaki ke puncak pulau adalah hal yang pertamakali harus Anda lakukan saat sampai di Pulau Baling-baling. Dengan kemiringan hampir 60 derajat, ditambah hembusan angin yang kencang, perjalanan menuju puncak akan memacu adrenalin Anda.
Saat tiba di puncak pulau, yang terlihat adalah hamparan laut biru yang eksotis. Di kejauhan tampak Gunung Soputan yang menawan, selain juga nampak Pulau Ponteng dan Pulau Tumbak, pulau yang dianggap sakral oleh masyarakat Desa Tumbak.
Untuk bisa menikmati indahnya Pulau Baling-baling, dari Kota Manado Anda harus menumpuh jarak sekitar 90 km ke arah tenggara Sulawesi Utara atau menghabiskan waktu 3 jam perjalanan darat. Pacu kendaraan anda melewati Jalan poros Manado – Tomohon, setelah sampai pertigaan di ujung Jalan Ratahan, belokan kendaraan Anda ke Jalan Wiolo, menembus hutan dengan akses jalan yang tidak terlalu bagus.
(ibo/igw)