Liputan6.com, Yogyakarta Soto menjadi makanan yang umum ditemukan di kota-kota Indonesia, termasuk Jogja yang memiliki sederet rumah makan soto khas. Memang banyak warung soto dengan rasa bervariasi di Jogja, namun biasanya tidak sesuai dengan lidah kita. Hanya beberapa warung soto yang memiliki cita rasa khas dan enak, salah satunya adalah Soto Pak Slamet. Jika Anda berkunjung ke warungnya yang ada di Mejing Kidul Ambarketawang, Sleman, Bisa dipastikan rasa soto yang ditawarkan cenderung 'selamat' dari rasa tidak enak.
Saat ditemui Liputan6.com, Selasa (29/12/2015), Sugeng Raharjo, generasi kedua Soto Pak Slamet menceritakan, saat ini ada dua cabang lainnya yang menjual Soto Pak Slamet. Pada awalnya soto ini hanya berjualan di pinggir rel kereta sekitar tahun 1982. Namun sejak 2007 sudah pindah di rumah makan ini.Â
Baca Juga
"Ya saya Generasi kedua. Dulu Bapak pernah ikut di Soto Kadipiro terus bikin sendiri," ujarnya.
Advertisement
Soto khas Pak Slamet ini memang tampak seperti soto khas di Kadipiro, namun kuah yang bening dan irisan ayam dan perkedelnya sangat lezat di mulut. Selain itu irisan kol atau kubisnya dan tauge lebih empuk saat dimakan. Rasa kuah yang gurih ini menjadi warung soto yang harus dikunjungi ketika di Jogja.
"Tauge dan kolnya pakai air panas direndam. Semuanya resep Pak Slamet," ujarnya.
Selain itu anda juga dapat menikmati makanan pendamping lainnya seperti ati ayam, gorengan, dan carang gesing. Carang gesing ini menurut Sugeng menjadi ciri khas makanan di Soto Pak Slamet. Makanan ini hampir setiap hati ludes diminati pengunjung. Dari segi tampilannya, sekilas mirip garang asem karena menggunakan daun pisang. Sugeng mengatakan, carang gesing merupakan makanan yang terbuat dari pisang dan santan. Mirip seperti kolak.
"Itu pisang sama santen jadi kalo di sini ya ciri khasnya itu. Jadi mirip kolak. Rasanya manis," ujarnya.
Dibanderol dengan harga yang terjangkau, warung Soto Pak Slamet menjadi pilihan yang tepat bagi mereka para penikmat kuliner soto nusantara. Tak heran jika warung soto ini kerap dikunjungi banyak orang saat berkunjung ke Jogja.
"Bukanya setengah 7 sampai 7 sore. Kalo ditanya berapa mangkuk perhari, saya gak hitung tapi kira-kira ratusan," pungkasnya.
Â
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6