Liputan6.com, Jakarta Pekerjaan seorang fotografer pernikahan adalah mengabadikan foto dari momen yang hanya berlangsung satu kali dalam seumur hidup, seperti ciuman pertama sebagai sepasang suami istri. Seorang fotografer profesional selalu mempunyai cara untuk mengabadikan dan merekam emosi-emosi yang hadir ke dalam sebuah foto. Di balik foto-foto tersebut tersimpan cerita-cerita indah yang akan dikenang sepanjang masa.
Baca Juga
Beberapa fotografer ini berbagi hasil karya mereka yang merekam berbagai momen berkesan dan tak terlupakan. Seperti dilansir dari goodhousekeeping.com, Selasa (12/1/2016).
1. Seorang ayah yang mengucapkan selamat tinggal kepada gadis kecilnya
Advertisement
Fotografer selalu meminta untuk dapat mengikuti semua prosesi di dalam sebuah acara pernikahan, termasuk ikut ke dalam mobil pengantin yang akan menuju ke acara dan resepsi. Banyak orang tidak menyadari bahwa salah satu momen spesial akan terjadi di sana. Caroline sedang membaca surat yang ditulis oleh ayahnya saat keduanya sedang berada dalam perjalanan menuju ke acara.
Surat ini menunjukkan rasa cinta dan bangga sang ayah kepada anak perempuannya. Sang ayah mulai menangis yang menyebabkan Caroline juga melakukan hal yang sama. Dan pada saat itu Caroline mengatakan bahwa jika ayahnya terus menangis, ini akan menghapus semua riasan wajahnya. Caroline pun mulai tertawa.
Foto ini menunjukkan 2 hal, kebahagiaan dari pengantin wanita dalam menyambut masa depannya dan sang ayah yang harus mengucapkan selamat tinggal kepada gadis kecilnya.
Foto karya David Murray
Â
Cucu yang memperkenalkan suaminya kepada sang kakek
2. Cucu yang memperkenalkan suaminya kepada sang kakek
Molly tumbuh besar di sebuah perternakan sapi di New Hampshire. Ia dan suaminya mengadakan acara resepsi yang indah di perternakan. Alex berasal dari Australia, sehingga semua keluarga dan temannya datang ke Amerika untuk menghadiri hari besarnya. Setelah upacara pernikahan di rumah kakek dan nenek Molly, keduanya kembali ke perternakan.
Kakek Molly baru saja kehilangan istrinya dan sedang dalam keadaan sakit. Ia merasa marah dan kecewa karena tidak bisa menghadiri acara di luar rumah. Molly menyempatkan beberapa waktu untuk membawa Alex menemui kakeknya. Sang kakek merasa sangat tersentuh dengan kerendahan dan kelembutan hati Molly saat diperkenalkan dengan Alex. Meng sang fotografer pun ikut menangis saat mengabadikan foto ini. Saat itu, Meg berada di belakang pintu untuk memberikan privasi kepada mereka, dan tiba-tiba Meg tahu apa yang harus ia lakukan, yaitu mengabadikan momen yang sedang terjadi di hadapannya.
Foto karya Meg McGovern Hamilton
Advertisement
Semua tamu langsung mulai menangis
3. Semua tamu langsung mulai menangis
Victor mengabadikan foto ini saat acara pernikahan Maria dan Mario. Ian, anak dari Maria dan Mario berjalan ke arah ayahnya dan mencoba menciumnya ketika acara sedang berlangsung. Semua tamu disana langsung mulai menangis menyaksikan hal ini.
Foto karya Victor Lax
Ayah yang sedang berbicara kepada putri dan anak laki-laki barunya
4. Ayah yang sedang berbicara kepada putri dan anak laki-laki barunya
Cerita di balik foto ini adalah seorang ayah yang sedang berbicara kepada putri dan anak laki-laki barunya. Ia bicara tentang bagaimana ia dan istrinya berimigrasi ke negara ini untuk memberikan anak perempuannya kehidupan yang lebih baik dan mudah dari apa yang mereka miliki di Venezuela. Bagaimana orang tua dari mempelai laki-laki juga melakukan hal yang sama dari India. Bagaimana mereka berjuang, berhemat, dan mendidik kedua anak mereka tersebut menjadi seorang warga Amerika. Bagaimana mereka saling menemukan satu sama lain. Dan disanalah mereka sekarang, berdiri untuk merayakan sebuah hari besar dalam hidup mereka di sebuah taman dan rumah bergaya Italia. Sang ayah berdiri di tengah-tengah tamu yang datang, mengangkat gelasnya dan merayakan momen yang terjadi saat itu. Bukan hanya pengantin yang menangis saat itu terjadi, Molly, fotografer yang bertugas juga ikut menitikkan beberapa tetes air mata.
Foto karya Molly Michel
Advertisement
Foto yang menggambarkan kebahagiannya sebelum terjadi tragedi
5. Foto yang menggambarkan kebahagiannya sebelum terjadi tragedi
Pada 29 September 2012, Tarra menjadi fotografer dari pernikahan nyonya dan tuan Daniel Diaz di perternakan Beltane. Pengantin perempuannya bernama Brittany Maynard. Tema pernikahan mereka sangat menyenangkan, diadakan di pertenakan dan merupakan salah satu pesta yang menjadi favorit Tarra.
Brittany mengenakan sepatu boot koboi dan memiliki kelompok pengiring pengantin yang manis. Sama halnya dengan semua orang yang menghadiri acara ini, Tarra tidak menyangka bahwa masa depan dari pasangan ini akan mengubah hidup mereka. Foto ini menggambarkan kebahagiaan hidup Brittany sebelum terjadinya tragedi. Beberapa tahun setelah pesta pernikahan, Brittany didiagnosis menderita penyakit Astrocytoma stadium 2, salah satu jenis dari kanker otak. Beberapa bulan setelah melakukan operasi, penyakitnya naik menjadi stadium 4, yang dikenal dengan istilah glioblastoma, dengan kemungkinan bertahan hidup selama 6 bulan.
Karena keinginannya untuk tidak mati dengan sia-sia, Brittany membuat sebuah kelompok yang diberi nama Compassion and Choices. Brittany dipindahkan dari California ke Oregon, Di Oregon ia mendapatkan hak untuk mati dengan terhormat melalui konsumsi obat resep dari dokter. Kondisi kesehatan dan pilihannya untuk mati di umur 29 menyita perhatian umum dan banyak diperbincangkan. Dengan dukungan dari keluarganya, Brittany memilih tanggal 1 November 2014 sebagai hari kematiannya. Pada tanggal 15 Oktober 2015, gubernur dari negara asal Brittany, Jerry Brown mengesahkan hak memilih kematian sebagai bagian dari undang-undang.
Brittany Maynard Diaz dan keluarganya yang penuh kasih sayang telah mengubah hidup banyak orang. Melihat foto ini Anda tidak akan pernah percaya bahwa pengantin ini akan menghadapi keputusan besar dalam hidupnya. Ini merupakan suatu kehormatan besar bagi Tarra untuk dapat menjadi bagian dari keluarga dan sejarah hidup mereka.
Foto karya Tarra Arrowood
Ini momen terindah yang pernah saya abadikan
6. Ini momen terindah yang pernah saya abadikan
Momen terpenting yang pernah saya abadikan ini datang sesaat sebelum Santiago meninggalkan acara. Santigao sedang mengemas perlengkapan fotografinya saat pengantin pria mendatanginya dan bertanya apakah ia bisa tinggal sedikit lebih lama untuk mengabadikan momen menarinya bersama sang nenek.
Tentu saja! Neneknya berumur 90 tahun dan memiliki kesulitan untuk berjalan, dan ini sangat mengejutkan ketika melihatnya bangun dan berjalan sendiri ke lantai dansa. Walaupun mereka berdua tampak tidak bergerak sama sekali sepanjang lagu, namun itu merupakan tarian terindah yang pernah diabadikan. Wajah neneknya penuh dengan kebahagiaan saat ia mencoba kemampuan terbaiknya dalam membuat langkah kecil. Saat pengantin pria merangkulkan lengannya selama mereka menari dan mencium kening neneknya. Hampir saja Santiago kehilangan momen ini. Menurutnya ini adalah momen terbaik yang pernah ia abadikan.
Foto karya Santiago Murillo
Advertisement
Ibunya meninggal karena kanker beberapa tahun sebelum pernikahannya
7. Membaca surat dari sang ibu yang sudah meninggal karena kanker beberapa tahun sebelum hari pernikahannya
Ini adalah foto pengantin wanita yang sedang membaca surat yang ditulis untuknya dari sang ibu. Sang ibu sudah meninggal beberapa tahun sebelum hari pernikahan ini teradi karena penyakit kanker. Sang ibu mempersiapkan surat ini agar di hari pernikahan putrinya, surat ini dapat mewakilinya.
Foto karya Erika Jensen Mann
Bagi saya, ekspresinya mengatakan banyak hal
8. Ekspresi wajah yang mengatakan banyak hal
3 minggu setelah bertunangan, sang calon pengantin laki-laki bernama Joe mengajak Beau anak dari pengantin wanita untuk mengendarai sepeda menuruni bukit. Namun ternyata, Joe menabrak batu dan sepedanya menimpa kepala. Ia lumpuh dan tidak bisa bergerak. Beau (yang sekarang adalah anak tiri Joe) berlari beberapa mil dari tebing untuk mendapatkan bantuan. Joe dibawa menggunakan helikopter ke UGD untuk mendapatkan perawatan selama sebulan. Ia mengalami banyak retak tulang dan cedera tulang belakang yang membuatnya lumpuh. Pada hari Natal, 12 hari setelah kejadian tersebut, ia berjalan 10 langkah yang didampingi oleh seorang asisten. Beau memperhatikan mereka, kemudian ia bertanya, "apakah kita masih akan menikah?" Saat itu juga Joe memutuskan tanggal pernikahan, yang hanya berjarak 6 bulan. Semua orang mengira Joe akan berada di kursi rodanya, namun ternyata ia tertatih-tatih datang ke pelaminan di hari pernikahan dan bersyukur bahwa kakinya masih dapat bekerja. Karena itu, salah satu foto terbaik adalah gambar dari pandangan ekspresi wajah Beau saat upacara berlangsung. Ekspresi wajah Beau mengatakan banyak hal.
Foto karya Susan Bordelon
Advertisement
Saya harap Anda tidak keberatan apabila saya juga melakukan hal lainnya
9. Saya harap Anda tidak keberatan apabila saya juga melakukan hal lainnya
Ben sang fotografer bertemu Rachel pada bulan Januari untuk mempersiapkan pernikahannya yang akan dilaksanakan pada bulan Oktober tahun itu. 2 bulan kemudian Ben mendapatkan kabar bahwa pernikahannya akan menjadi sedikit berbeda karena Rachel mengandung. Beberapa bulan kemudian Ben dihubungi kembali, diberitahukan bahwa Rachel mengandung 2 orang anak kembar dan mereka akan berusia sekitar 2 bulan saat pernikahan berlangsung.
Hari begitu cepat berlalu dan harinya telah tiba. Pada saat Ben mengetuk pintu kamar hotel Rachel, pengiring pengantin membukanya dengan pelan dan Rachel menjerit, "Ben! Saya harap Anda tidak keberatan apabila saya juga melakukan hal lainnya!", Rachel memastikan bahwa ia akan mempunyai pagi yang sempurna. Sikap positif, rasa cinta untuk kedua anak laki-laki kembarnya dan semangatnya untuk menghadapi hari pernikahannya membuatnya tampak berseri-seri.
Foto karya Ben Adams
Ia berhasil menari dan tersenyum seperti ia akan hidup selamanya
10. Ia berhasil menari dan tersenyum seperti ia akan hidup selamanya
Ibu dari Margot didiagnosa dengan penyakit kanker dan diberitahukan bahwa ia hanya bisa hidup sampai beberapa bulan ke depan. Margot dan tunangannya Charles merencanakan pernikahannya lebih cepat supaya ibu Margot dapat menghadirinya. Tara merasa terhormat dapat mengabadikan perempuan cantik ini selama perayaan pernikahan anak perempuannya, sehingga keluarganya dapat mempunyai memori yang dapat dikenang selamanya dari minggu-minggu terakhir hidupnya.
Beberapa menit sebelum upacara berlangsung, para wanita dari keluarga ini membuat sebuah lingkaran untuk berdoa. Tidak ada yang menyebutkan tentang penyakit dari ibu Margot, hanya pesan-pesan penuh cinta, dukungan dan ada banyak air mata di sana. Ibunya tidak hanya membuat doa, namun juga mengajak semua menari dan menebar senyum di wajahnya seperti ia akan hidup selamanya. Kurang dari 3 bulan setelah pernikahan, sang ibu meninggal dunia.
Margot menulis pesan kepada Tara : Kamu mengabadikan hari itu dengan sempurna, cinta kami dan semangat dari orang-orang yang kami cintai. Aku memperlihatkan beberapa foto kepada ibuku dan ia berkata, "Oh! Saya tampak cantik di sana!" yang telah bertahun-tahun sebelumnya kami katakan padanya. Terima kasih banyak. Kebaikan, cinta dan cerita, ini yang memotivasi saya untuk mengabadikan momen yang akan berarti di suatu hari kemudian."
Foto karya Tara Arrowood
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6
Advertisement