Mengintip Keunikan Konsep Green Architecture Bandara Blimbingsari

Bandara Blimbingsari dibangun dengan konsep ramah lingkungan.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 02 Mar 2016, 11:32 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2016, 11:32 WIB
Pesawat Garuda Indonesia Airbus 330-200 yang didatangkan dari Toulouse, Perancis, disambut dengan semprotan air setibanya di Hanggar Garuda Maintenance Facility, Tangerang, Banten. (Antara)

Liputan6.com, Jakarta Konsep green architectureyang diusung Banyuwangi dalam membangun Bandara Blimbingsari mendapat apresiasi dari Badan Kerjasana Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI. Konsep tersebut dinilai sebagai bentuk pembangunan berkelanjutan. BKSAP sendiri sengaja datang ke Banyuwangi untuk melihat program pemerintah daerah yang sesuai dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Developments Goals (SDGs) 2015-2030 yang dicanangkan PBB.

Ditemani Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, rombongan BKSAP terjun langsung memantau progres pembangunan terminal VIP Bandara Blimbingsari. Bandara yang dirancang arsitek Andra Matin ini, mengedepankan penggunaan energi sehemat mungkin. Menurut Anas, bandara ini ke depan akan meminimalisir penggunaan AC dan lampu di siang hari.

 

"Sengaja kami memakai kayu ulin sebagai sekat sehingga angin dan cahaya bisa masuk. Jadi, bisa menghemat penggunaan AC dan lampu. Kira-kira begitu," kata Bupati Anas, menurut informasi yang diterima Liputan6.com, Rabu (2/3/2016).

Bandara Blimbingsari, Banyuwangi, dibangun menggunakan konsep green architectur. Foto: Hernawan Widhi Anggara.

Tak hanya itu, Bandara Blimbingsari juga akan dihiasi dengan tumbuhan hijau dan kolam-kolam ikan. Tumbuhan hijaunya tidak hanya berada dibagian dalam saja, namun atap yang berbentuk setengah atap rumah adat Osing, juga dihiasi dengan rumput-rumput hijau.

Inovasi infrastruktur yang hijau dan hemat energi pada pembangunan Bandara Blimbingsari, menurut Sarwo Budi Wuryanti, salah satu anggota BKSAP, telah sesuai dengan tujuan dari pembangunan berkelanjutan.

"Konsep bandara yang hijau dan hemat energi seperti ini, telah sesuai dengan 17 tujuan SDGs. Yang mana salah satunya adalah inovasi infrastruktur," tuturnya.

Lebih jauh Anas menuturkan, pembangunan bandara andalan masyarakat Banyuwangi tersebut hanya menelan Rp 45 miliar. "Kita membangun ini hanya menggunakan dana APBD sebesar Rp 45 M. Jauh lebih rendah dibandingkan dengan pembangunan bandara-bandara di kota lain yang sampai ratusan miliar," beber Anas. 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya