Penting, Ini Dia Akibat Nyata dari Meretakkan Jari-Jari Anda

Ternyata ini akibatnya jika Anda punya kebiasaan meretakkan jari-jari Anda.

oleh Annabella Siahaan diperbarui 20 Sep 2016, 08:00 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2016, 08:00 WIB
Penting, Ini Dia Akibat Nyata dari Meretakkan Jari-Jari Anda
Ternyata ini akibatnya jika Anda punya kebiasaan meretakkan jari-jari Anda. Foto: Brightside.me.

Liputan6.com, Jakarta Para ilmuwan dari UC David Medical Center, Amerika Serikat, memiliki tujuan untuk mengetahui apa dampaknya jika seseorang sering meretakkan jari-jemarinya.

Seperti yang dilansir dari Brightside.me pada Senin (19/9/2016), anggapan orang bahwa meretakkan jari-jari dapat membahayakan ternyata ada benarnya. Apakah yang sebenarnya terjadi pada sendi-sendi jari yang sering diretakkan dengan sengaja?

Sendi-sendi jari adalah titik dimana 2 tulang jari terhubung dan tergabung dalam satu kapsul yang berisi cairan. Saat Anda dengan sengaja meretakkan jari, ruang kosong antar tulang akan melebar. Cairan yang berada dalam kapsul pertemuan dua tulang menjadi tidak cukup untuk memenuhinya, tekanan di dalam menurun dan muncul gelembung yang berisi gas. Bunyi yang terdengar saat seseorang meretakkan jari adalah saat gelembung dalam jari tersebut pecah.

Roberth D. Boutin, seorang ahli radiologi, dan Robert Szabo, seorang ahli bedah, menganalisis data-data dari 40 subyek yang diuji. Tigapuluh dari antara mereka memiliki kebiasaan meretakkan jari, dan 10 di antara mereka tidak pernah melakukannya, paling tidak secara sengaja.

Ternyata, luas gerakan dari sendi-sendi jari meningkat setelah diretakkan, yang artinya hal tersebut bisa dianggap sebagai gerakan pemanasan bagi jari-jemari. Mungkin hal ini baik dilakukan untuk pencegahan penyakit persendian jari, namun isu ini masih belum diteliti.

Tes ini juga menunjukkan bahwa mereka yang sering meretakkan jari tidak mengalami pembengkakan, radang sendi, atau penyakit persendian lainnya. Meskipun belum ada bahaya yang pasti dari kebiasaan meretakkan jari, bisa jadi hal ini adalah salah satu tanda dari penyakit saraf. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya