Hari Raya Kebudayaan di Borobudur Cultural Feast 2016

Borobudur Cultural Feast 2016 akan dilaksanakan pada tanggal 17-18 Desember 2016 di desa-desa sekitar Borobudur

oleh Liputan6 diperbarui 15 Des 2016, 11:39 WIB
Diterbitkan 15 Des 2016, 11:39 WIB

Liputan6.com, Jakarta Perhelatan akbar, Borobudur Cultural Feast 2016 tak lama lagi bagai digaungkan. Persisnya, tanggal 17-18 Desember 2016 di desa-desa sekitar Borobudur, Jawa Tengah. PIC Pokja Percepatan 10 Desetinasi Prioritas Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Larasati Sedyaningsih menjelaskan, kegiatan ini merupakan acara yang menyajikan suasana gegap gempita penuh jiwa semangat gotong royong antardesa yang ada di seputar Borobudur.

”Poinnya adalah membangun benteng budaya, menjaga Borobudur sebagai perpustakaan ilmu pengetahuan perabadan dunia dan memulai gerak inovatif kreatif produktif,” ujar Larasati.

Kegiatan berbasis kultural itu akan menambah semaraknya atraksi di destinasi Borobudur, satu dari 10 Bali Baru, yang dipopulerkan oleh Kementerian Pariwisata. Untuk urusan kegiatan, rencananya akan ada Lomba Lampion Gantung dan Lomba Bregodo Prajurit Desa se-Kecamatan Borobudur, tampilan seni budaya desa, Kirab Nitilaku Mahakarya Borobudur, Sonjo Kampung Borobudur dan Panggung Seni Desa sebanyak empat titik di sekitar Candi Borobudur.

”Ini adalah Hari Raya Kebudayaan Borobudur. Hasil kerjasama PT Taman Wisata Candi yang menaungi Borobudur, Candi Prambanan dan Ratu Boko bersinergi dengan BUMN-BUMN di Indonesia,” ujar dia.

Larasati menambahkan, tema yang diusung di acara ini adalah Gotong Rotong Pitutur Agung Guyub Rukun Gemah Ripah Loh Jinawi Jayaning Nusantara Amargo Laku Lelaku.

Untuk urusan hiburan, acara ini juga dijamin meriah. Rencananya akan ada pentas seni dari 20 desa yang ada di sekitar Borobudur diantaranya adalah Wanurejo, Tuksongo, Kembanglimus dan Bumiharjo.

”Juga ada pagelaran musik dengan tajuk Sound of Borobudur yang akan menampilkan gitaris ternama Dewa Budjana, penyanyi Trie Utami dan Redy Eko Prasetyo,” kata Larasati.

Bukan itu saja, imbuh Larasati, juga akan ada Karawitan Jogja Gangsa Nagari dan 50 penabuh dari berbagai negara. ” Juga ada persembahan Kirab Nitilaku Mahakarya Borobudur, Tari Gita Persada Borobudur, Relief Penerus dan masih banyak lagi,” ujar Larasati.

Salah satu tokoh yang juga penggagas acara tersebut adalah KRMT Indro Kimpling Suseno. Indro mengatakan, acara ini lebih kepada kemeriahan gotong royong menyeruak ke seluruh relung warga dusun Borobudur.

Kata Indro, perhelatan ini adalah perjuangan untuk terus menduniakan Borobudur menjadi pintu gerbang sebagai taman sari kebudayaan, Pariwisata dan Ilmu Pengetahuan Dunia. ” Banyak sekali wisatawan dan semua orang yang ingin hadir dan ada di Borobudur untuk belajar,belajar dan belajar dari masyarakat Borobudur. Ini menjadi keunggulan dari acara ini akan lebih mengenal lebih dalam dengan Borobudur. Karena dengan acara ini banyak belajar tentang segala ilmu pengetahuan kehidupan yang diwariskan oleh para leluhur pembangun Candi Borobudur sejak 1300 tahun yang lalu,” kata Indro.

Indro juga mengucapkan banyak terima kasih kepada PT Taman Wisata Candi Borobudur,Prambanan dan Ratu Boko bersama Sinergi BUMN yang hadir untuk Negeri sebagai pendukung penuh atas sebuah program yang baru pertama kalinya digerakkan di komunitas warga Desa-Desa sekitar Borobudur.

”Dan tentunya turut bertanggung jawab untuk menjaga serta mengurus Borobudur untuk Indonesia,” katanya.

Indro juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang akan mengisi acara. Menurutnya, semua ini merupakan inisiatif luar biasa diiring kerja keras dari Tim Japung Nusantara mengulik panel relief yang memunculkan gambar dan sosok bermain alat musik dawai.

” Yang nantinya akan tercipta musik dengan Sound Of Borobudur yang digawangi oleh Dewa Budjana. Silahkan datang ke Borobudur dan pasti meriah,” katanya.

Menpar Arief Yahya menyambut positif rencana kegiatan Hari Kebudayaan di seputar Borobudur yang diprakarsai PT TWC Borobudur, Prambanan, Ratu Boko itu. Dia meyakini, bahwa event itu sudah memikirkan cultural value dan commercial value-nya. Keduanya harus saling menguatkan, agar tumbuh menjadi event yang sustainable, dibutuhkan masyarakat, dan menjadi daya tarik atraksi Pariwisata. “Selamat dan Sukses!” sebut Arief Yahya.

    POPULER

    Berita Terkini Selengkapnya