Liputan6.com, Blitar Patung Putra Sang Fajar, yang merupakan Presiden pertama RI, Ir Soekarno, kini menjadi ikon baru kota Blitar. Patung itu baru saja disambangi Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri.
Berbagai inovasi dan program digulirkan untuk mendongkrak jumlah kunjungan wisata ke Kota Blitar.
“Bukan hanya promosi, tetapi juga membina dan mendampingi agar pariwisata lebih terkenal. Targetnya Kota Blitar terus menjadi salah satu ikon wisata di Indonesia,” kata Kepala Bidang Pengembangan Potensi, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Pemkot Blitar, Kusno, Kamis (15/6).
Salah satu yang kini getol dilakukan yakni mempromosikan sejumlah potensi-potensi wisata anyar yang tersedia di sejumlah kecamatan. Seperti Agrowisata Belimbing di Kelurahan Karangsari, Kecamatan Sukorejo, Kampung Batok di Kelurahan Tanjungsari, Kecamatan Sukorejo, Istana Gebang hingga ikon anyar yang baru saja diresmikan, Patung Putra Sang Fajar.
Menurut Kusno, di bidang pengembangan potensi dia menyebut contohnya Agrowisata Belimbing Karangsari. Hampir tiap tahun ditargetkan ada penambahan fasilitas-fasilitas baru. Seperti lahan parkir yang luas, tempat penjualan oleh-oleh hingga tempat kongkow di area dalam agrowisata. Hal itu dilakukan agar wisatawan menjadi betah.
"Apalagi, saat ini perkembangan wisata luar biasa. Saat ini, hampir tiap daerah punya tujuan wisata baru. Ini yang terus menjadi fokus perhatian,” kata Kusno.
Selain Agrowisata Belimbing, ada pula objek wisata Kampung Batok di Kelurahan Tanjungsari, Kecamatan Sukorejo. Di tempat ini, ada sejumlah tempat atau rumah yang menjadi sentra kerajinan.
Mulai kerajinan batok hingga kerajinan berbahan dasar kayu. Ternyata Kampung Batok kini menjadi perbincangan. Di lokasi ini terdapat produk-produk yang berasal dari batok kelapa.
“Di tempat pintu masuk kini dibangun gapura atau pintu gerbang. Ini juga sekaligus penanda Kampung Batok ada di Kota Blitar dan tak kalah dengan daerahdaerah lain,” katanya.
Ada lagi kampung kendang jimbe di daerah Sentul dan Sentul. Disitu pengunjung bisa melihat proses pembuatan kendang jimbe. Bahkan membelinya juga dipersilahkan.
"Kendang yang dibuat para pengrajin ini sudah go internasional. Artinya sudah diekspor ke berbagai negara,’’ kata Kusno menambahkan.
Selain itu, salah satu ikon wisata yang prestisius yakni Patung Putra Sang Fajar. Patung Bung Karno yang menghadap ke timur itu istimewa. Karena selain tingginya mencapai Sembilan meter, patungnya dibuat dari tembaga. Patung raksasa itu juga menjadi ikon baru di Kota Blitar.
“Setidaknya, ketika pendatang tiba di Kota Blitar langsung tahu bahwasanya saat ini berada di kota proklamator. Lokasinya strategis berada di tengah pertigaan atau depan hotel Herlingga,” kata Kusno lagi.
Ikon baru itu juga menambah koleksi baru terkait dengan Presiden RI pertama ini. Sebelumnya Pemkot juga sudah menjadikan rumah tempat masa kecil Bung Karno di Istana Gebang.
"Jadi ini bisa jadi satu paket wisata. Ada Rumah Bung Karno, Patung Putra Sang Fajar, dan tentunya berziarah ke Makamnya,’’ ujarnya.
Saat ini, tambah Kusno, jumlah kunjungan wisata ke Kota Blitar dari tahun ke tahun terus meningkat. Dia menyebut tahun lalu atau 2016, jumlah kunjungan wisata tembus hingga 3 juta. Jumlah itu meningkat dibanding dengan tahun sebelumnya atau tahun 2015. Tahun 2015 jumlah kunjungan wisata masih di angka 2,8 juta.
Sedangkan tahun ini, dengan melihat semakin banyaknya potensi wisata, dia yakin jumlah kunjungan bakal naik. “Makanya di sejumlah lokasi wisata terus kami tambah fasilitasnya. Di Istana Gebang misalnya, terus dibangun fasilitas- fasilitas penunjang,” katanya.
Saat ini, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan memiliki tiga bidang. Yakni bidang pengembangan potensi, pariwisata dan ekonomi kreatif, bidang pengelolaan kawasan wisata dan terakhir bidang kebudayaan. Pemkot juga mulai terus melakukan kampanye agar warga di sekitar lokasi wisata itu membuat homestay. Sehingga bisa menambah jumlah yang kini ada, yakni sekitar 50 homestay.
Sedangkan untuk hunian kamar hotel jumlah kini mencapai 750 kamar, tersebar di hotel melati hingga hotel berbintang.
Sementara itu di bidang kebudayaan, Kota Blitar juga berkibar di Candi Prambanan. Tim seniman Kota Blitar unjuk gigi pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas). Kali ini menampilkan drama tarian Ramayana Gaya Jawa Timur. Yakni Anoman Dhuta yang notabene kerjasama budaya antara Pemkot Blitar dengan pengelola candi.
“Di Prambanan menampilkan sendratari Ramayana. Dan ternyata sambutan di sana luar biasa. Seniman-seniman asal Kota Blitar tampil ciamik,” kata Wakil Wali Kota Santoso, yang hadir langsung saat acara. Selain di Prambanan, duta seniman asal Kota Blitar juga bakal unjuk gigi atau go to di Bali. Yakni pada pesta kesenian ke-39. Jika tidak ada aral melintang, digelar pada Juli mendatang.
Menpar Arief Yahya menilai positif menjadikan Kota Blitar sebagai destinasi wisata baru. Wisata yang mengedepankan sejarah yang membuat kota itu semakin hidup dan berkembang, destinasinya. "Selamat atas atraksi baru yang menjadi daya tarik travellers," jelasnya.
(*)