Wapres JK Ajak Peserta Diaspora dan Menteri Wisata ke Malino

Buka Kongres Diaspora, Wapres JK Ajak Peserta dan Menteri Wisata ke Malino

oleh Cahyu pada 22 Agu 2017, 14:00 WIB
Diperbarui 24 Agu 2017, 13:13 WIB
Sepetak Surga di Kebun Teh Malino Makasar
Buka Kongres Diaspora, Wapres JK Ajak Peserta dan Menteri Wisata ke Malino

Liputan6.com, Jakarta Kongres Indonesia Diaspora ke-4 "Global Summit" di Grand Ballroom Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta Selatan, resmi dibuka Wakil Presiden Jusuf Kalla atau biasa disapa JK. Acara dimulai dengan pembacaan deklarasi peserta Kongres Diaspora menggunakan 14 bahasa.

Wapres JK resmi membuka Kongres yang juga didukung oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar) tersebut dengan didampingi sejumlah Menteri Kabinet Indonesia bersatu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Tenaga Kerja Muhammad Hanif Dhakiri, serta Ketua Presidium Diaspora Indonesia Network Global, Sofjan Wanandi.

Dalam sambutannya, Wapres JK meminta Diaspora membantu mengembangkan potensi Indonesia dari semua sektor termasuk pendidikan, kebudayaan, tenaga kerja, dan dunia usaha. Mengenai pariwisata, ia sempat melontarkan ajakan kepada para menteri dan peserta diaspora untuk mempromosikan destinasi wisata alam di Malino, Gowa, Kabupaten Sulawesi Selatan.

JK ingin menjadikan kawasan konservasi alam Malino, Kabupaten Gowa, sebagai destinasi wisata baru di Pronvinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).

"Ayo, nanti sama-sama ke Malino, kita tingkatkan pariwisata Indonesia," ujar JK di sela-sela sambutannya, Senin (21/8/2017).

Ia mengaku teringat pada pesan mendiang Presiden Amerika Serikat, John F. Kennedy.

"Jangan selalu berpikir apa yang sudah didapatkan dari negara, tapi apa yang sudah dilakukan untuk negara," ucap JK.

Pesan tersebut mengandung makna agar Diaspora di Indonesia, sebagai aset negara selalu berinovasi memajukan Indonesia dengan ilmu dan pengetahuan dari luar negeri. Dirinya mencontohkan, bagaimana peran Diaspora membangun negara, seperti Singapura dan Tiongkok, di mana Diaspora mereka turut memajukan negara setelah belajar di luar negeri.

"Indonesia juga bisa besar bukan karena jumlah (penduduk), tetapi karena kualitas," kata JK.

Selain di bidang pendidikan dan kebudayaan, ilmu pengetahuan, serta dunia usaha, Diaspora memiliki peranan untuk mempromosikan wisata Indonesia melalui Wonderful Indonesia dengan jaringan di negara tempat tinggal.

Apalagi, Indonesia telah meraih peringkat layak investasi (investment grade) dari lembaga pemeringkat S&P.

"Dengan investment grade ini lebih mempermudah upaya untuk menarik investor asing ke Indonesia dan juga tidak kalah penting untuk promosi pariwisata. Tagline Wonderful Indonesia akan dibawa oleh diaspora Indonesia, apa pun aktivitas mereka," ujar JK.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara didampingi Kepala Bidang Promosi Wisata Pertemuan dan Konvensi, Eddy Susilo, mengatakan bahwa Malino berpeluang menjadi idola wisatawan karena saat ini sudah didukung infrastruktur yang lebih baik.

“Sejak dulu Malino sudah menjadi tempat refreshing dan tujuan wisata. Karena itu, kami berharap bisa meningkatkan lagi jumlah wisatawan dan menjadikan Malino sebagai salah satu destinasi wisata nasional,” ujar Esthy.

Selain itu, dia juga meminta Pemerintah Kabupaten Gowa menjamin kenyamanan para wisatawan. Sebab, wisatawan yang datang berpotensi menjadi repeater jika memiliki kesan mendalam terhadap sebuah event.

"Kalau lokal sudah bergairah, baru menargetkan regional kemudian nasional serta internasional," ucap Esthy.

Menteri Pariwisata Arief Yahya juga berterima kasih pada kegiatan diaspora dalam mempromosikan kekuatan pariwisata Indonesia. Menurutnya, mereka bisa menjadi ujung tombak promosi Wonderful Indonesia.

"Tentu dengan spirit Indonesia Incorporated," kata Arief.

Presiden Jokowi sendiri sudah menempatkan pariwisata sebagai leading sector dan core economy bangsa. Karena itu, semua kementerian dan lembaga yang terkait dengan pengembangan kepariwisataan, wajib men-support.

"Tujuan utama 20 juta wisatawan mancanegara (wisman) di tahun 2019," ujar Arief.

Indonesian Diaspora Global Summit 2017 mengangkat tiga topik utama, yaitu pendidikan dan kesehatan untuk Papua dan Papua Barat, kontribusi dari diaspora untuk penghematan energi dengan teknologi mutakhir, dan perlindungan diaspora Indonesia global.


(*)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya