Badan Otorita Siap Kembangkan Sayap, Borobudur Makin Mendunia

Badan Otorita Siap Kembangkan Sayap, Borobudur Bakal Makin Mendunia

oleh Cahyu pada 23 Agu 2017, 13:00 WIB
Diperbarui 25 Agu 2017, 12:13 WIB
Badan Otorita Siap Kembangkan Sayap, Borobudur Bakal Makin Mendunia
Badan Otorita Siap Kembangkan Sayap, Borobudur Bakal Makin Mendunia

Liputan6.com, Jakarta Semangat Indonesia Incorporated dalam memajukan pariwisata Indonesia yang menjadi salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia melaju kencang. Berbagai Kementerian/Lembaga bekerja bersama, bersatu padu, mengawal kebangkitan pariwisata Indonesia, tidak hanya di kawasan regional, tetapi juga di dunia.

Bertempat di Kantor Kementerian Koordinator (Kemenko) Maritim, Selasa (22/8/2017) pagi, digelar rapat koordinasi (rakor) ke-II Badan Otorita Pariwisata Borobudur (BOB).

Dalam rapat yang dipimpin Menteri Koordinator (Menko) Maritim, Luhut Binsar Panjaitan, tersebut hadir Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, serta Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Asman Abnur. Mereka menghasilkan kesepakatan penting bagi kelangsungan pengembangan Borobudur, salah satu destinasi prioritas pariwisata.

Mulai Selasa (22/8/2017), Badan Otorita Pariwisata (BOP) Borobudur mulai bertugas menyusul rampungnya berbagai proses administrasi Kepala BOP.

Sebelumnya, pembentukan Badan Otorita Pariwisata Borobudur berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2017 tentang Pembentukan Badan Otorita Pariwisata (BOP) Borobudur yang sudah disahkan presiden 11 April lalu dan diundangkan pada 12 April 2017.

"Pak Menpar sampai di kantor tadi pagi, Senin (22/8/2017), langsung saya tanda tangan Surat Persetujuan tentang Pembentukan Struktur Organisasi Tata Kelola Badan Otorita Borobudur yang akan dipimpin oleh Direktur Utama," ujar Menpan RB, Asman Abnur, dalam rakor.

Dalam rakor yang diawali dengan paparan Menpar Arief Yahya tersebut, semua peserta rakor sepakat dan sejalan dengan apa yang menjadi konsep besar Menpar untuk Borobudur.

"Bappenas siap mendukung dan secara khusus untuk Toba, Mandalika, dan Borobudur, sudah dilakukan mapping untuk 2018 dan siap harmonisasi anggaran di Bappenas," ujar Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro.
Badan Otorita Siap Kembangkan Sayap, Borobudur Bakal Makin Mendunia
Walaupun begitu, ia menitik beratkan pada Peraturan Presiden (Perpres) Honorarium terkait Badan Layanan Umum (BLU) yang prosesnya melalui Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPan) dan Kementerian Keuangan (KemenKeu).

Bambang mengusulkan, cukup satu Perpres Honorarium BLU Kepariwisataan, sehingga tidak perlu banyak Perpres. Tinggal merevisi Toba agar menjadi generik.

"Bappenas mendorong KemenPan dan KemenKeu agar bentuk Perpres dapat diusulkan lebih generik, agar BLU, misalnya pariwisata tidak lama untuk memperoleh Perpres Honorarium," ucap Bambang.

Untuk itu, ia mengapresiasi Menpar yang mampu menginisiasi dana untuk menanggulangi honorarium Badan Pelaksana Badan Otoritas Pariwisata Danau Toba (BOPDT) hingga saat ini.

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (BPN) sendiri menyatakan tidak ada kendala dan sudah memberi persetujuannya.

Luhut Binsar Panjaitan dalam pernyataanya menyambut baik paparan ringkas Menpar Arief Yahya. Secara substansi, kata Luhut, Menpar sangat menguasai zona "Single Management, Single Destination" Borobudur.

"Dan akan merangkumnya dalam Visioning Masterplan Borobudur," ujar Luhut.

Menko Maritim tersebut juga mengapresiasi langkah-langkah Kementerian Pariwisata dan telah menunjukkan arah sebagai penyumbang devisa Indonesia terbesar pada 2019 nanti.

"Silakan Badan Otorita (Borobudur) mengembangkan sayapnya. Saya percaya dengan Pak Menpar Arief, BOB ini akan segera running," ucap Luhut.
Badan Otorita Siap Kembangkan Sayap, Borobudur Bakal Makin Mendunia
Arief Yahya pun bersyukur dengan cepatnya proses pembentukan struktur kepengurusan Badan Otoritas Pariwisata Borobudur. Ia mengatakan, BOP akan menjadikan Borobudur sebagai salah satu destinasi pariwisata nasional dan internasional yang memiliki kekayaan potensi wisata budaya berkelanjutan, yang mampu menarik 2.000.000 wisatawan mancanegara pada 2019.

"Borobudur dikembangkan sebagai destinasi yang memiliki kekuatan daya tarik yang berbasis pada potensi heritage dan sudah diakui sebagai UNESCO World Cultural Heritage. Pengembangannya nanti akan difokuskan pada elemen 3A, yaitu atraksi, aksesibilitas, dan amenitas," kata Arief.

Ia menjelaskan, tugas dari BOP Borobudur nantinya meliputi koordinasi, sinkronisasi, serta memfasilitasi perencanaan, pengembangan, pembangunan, dan pengendalian di Kawasan Pariwisata Borobudur.

"Critical success factor-nya ada di akses! Dan itu sudah ada jawabannya, Bandara New Jogjakarta International Airport di Kulonprogo akan menjawab masalah aksesibilitas udara menuju Joglosemar," ujar Arief.

Dia menjelaskan, 75 persen wisatawan mancangera (wisman) masuk ke Indonesia melalui udara dan 24 persen melalui penyeberangan. Penyeberangan itu paling banyak berlangsung d Kepuauan Riau (Kepri) ke Singapura.

"Jadi kalau minus Kepri, maka hampir 100 persen wisman masuk melalui udara, karena itu airport menjadi critical success," ucap Arief.

"Meliputi DPN Borobudur Yogya, KSPN Borobudur, KSPN Dieng, DPN Semarang Karimunjawa, KSPN Karimunjawa, DPN Solo Sangiran, KSPN Sangiran, dan 300 Hektar lahan Perhutani Kedu Purworejo," kata dia.

Arief mengingatkan bahwa kelemahan pengelolaan Borobudur selama ini adalah single destination, multimanagement. Ada zona 1 yang dikelola Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), zona 2 dikelola BUMN, zona 3 diurus Pemda dengan ribuan pedagang, dan zona 4 oleh Kemenpar.

BOB hadir dengan kawasan otoritatif dan kawasan koordinatif. Badan otorita inilah yang akan mengintegrasikan semua kekuatan atraksi di Yogyakarta-Solo-Semarang (Joglosemar), dan tidak akan menyentuh zona 1-2-3. Ke-empat Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), Borobudur, Dieng, Karimun Jawa, dan Sangiran akan disentuh dalam single destination.

"Kita benchmark saja, Angkorwat Kamboja itu candinya lebih kecil, lebih muda, sebagai heritage, tapi menghasilkan 2,5 juta wisman setahun. Borobudur yang menjadi mahakarya budaya dan jauh lebih kuat, hanya 275 ribu wisman setahun. Penang yang punya Georgetown juga sudah 720 ribu wisman! Maka kita harus menjadi single management," ujar Arief.

BOB akan mengelola kawasan pariwisata di tiga destinasi pariwisata nasional, meliputi Solo-Sangiran dan sekitarnya, Semarang-Karimun Jawa dan sekitarnya, serta Borobudur-Yogyakarta dan sekitarnya.

Borobudur menjadi satu dari 10 destinasi pariwisata yang jadi prioritas untuk dikembangkan hingga 2019. Destinasi pariwisata lainnya adalah Danau Toba di Sumatera Utara, Tanjung Kelayang di Bangka Belitung, Morotai di Maluku Utara, Tanjung Lesung di Banten, Wakatobi di Sulawesi Tenggara, Kepulauan Seribu di DKI Jakarta, Mandalika di Nusa Tenggara Barat, Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur dan Kawasan Bromo Tengger di Jawa Timur.


(*)

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya