Lulu Lutfi Labibi Kembali Bawa Lurik ke Austria

Kain Lurik kembali dipakai oleh model-model di Wina, Austria dalam rancangan desainer Lulu Lutfi Labibi.

oleh Unoviana Kartika Setia diperbarui 19 Sep 2017, 19:11 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2017, 19:11 WIB
Lulu Lutfi Labibi Kembali Bawa Lurik ke Austria
Kain lurik kembali dipakai oleh model-model di Wina, Austria dalam rancangan desainer Lulu Lutfi Labibi. (instagram/lululutfilabibi)

Liputan6.com, Jakarta Kain Lurik kembali dipakai oleh model-model di Wina, Austria dalam rancangan desainer Lulu Lutfi Labibi. Dalam MQ Vienna Fashion Week, Lulu Lutfi Labibi membawa koleksi yang bertajuk Odyssey.

Kepada Liputan6.com, Lulu Lutfi Labibi menceritakan, bahwa Odyssey merupakan tema besar untuk koleksi terbarunya Spring 2017. Odyssey yang secara harfiah dapat diartikan perjalanan itu dipilih karena Lulu Lutfi Labibi sangat menghargai proses terciptanya sebuah karya.

"Tidak ada yang lebih indah dari proses. Tidak ada yang lebih khidmat dari perjalanan itu sendiri. Mungkin kita sering mencatat di buku jurnal tentang goal, tapi kadang kita sedikit lupa akan proses dengan segala gelap dan terangnya. Bahwa proses juga harus kita rayakan," ujar Lulu Lutfi Labibi, saat dihubungi, Selasa (19/9/2017).

Perjalanan karyanya pun selalu melibatkan kain Lurik. Yang berbeda kali ini, Lulu Lutfi Labibi mendesain motif baru komtemporer dengan menggandeng pengrajin lurik di daerah Pedan, Klaten. Semua lurik dikerjakan dengan alat tradisional atau yang biasa dikenal dengan istilah ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin).


Saksikan juga video menarik berikut ini.

 

Potongan Khas

Teknik drapping yang selama ini menjadi ciri khas tetap hadir sebagai menu wajib dalam teknik merancang. Aneka top drapped lurik, dress drapped, lilit skirt dan outer panjang.

 

A post shared by LULU LUTFI LABIBI (@lululutfilabibi) on


 

A post shared by LULU LUTFI LABIBI (@lululutfilabibi) on


Untuk palet warna, Lulu Lutfi Labibi masih bermain dengan warna gelap. Palet warna gelap menjadi salah satu pilihan untuk wanita modern yang berselera internasional, tapi sangat mencintai nilai-nilai kelokalan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya