Pencari Suaka Suriah Tikam Remaja hingga Tewas di Austria, 5 Orang Lainnya Terluka

Serangan penusukan di Austria itu terjadi hanya dua hari setelah seorang tersangka pencari suaka Afghanistan menabrakkan mobil ke orang-orang di Kota Munich di negara tetangga Jerman, menewaskan dua orang dan melukai puluhan lainnya.

oleh Tanti Yulianingsih Diperbarui 16 Feb 2025, 09:45 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2025, 09:45 WIB
Bendera Austria
Ilustrasi penusukan atau penikaman di sebuah kota di Austria. (Wikipedia)... Selengkapnya

Liputan6.com, Villach - Penusukan dilaporkan terjadi di Austria. Seorang pria kemudian ditangkap atas peristiwa tersebut. 

"Seorang pencari suaka Suriah ditangkap setelah seorang remaja ditikam hingga tewas dan lima orang lainnya terluka di Austria selatan Sabtu (15/2)," kata polisi, yang menyebut peristiwa penikaman telah menggemparkan negara Alpen tersebut.

Di Kota Villach, Austria, seorang pria "menyerang orang yang lewat secara acak dengan pisau", kata juru bicara polisi Rainer Dionisio kepada AFP yang dikutip Minggu (16/2/2025).

Petugas telah menangkap seorang pencari suaka Suriah berusia 23 tahun, katanya. "Satu korban, seorang anak laki-laki berusia 14 tahun, meninggal," tambahnya.

Serangan itu terjadi hanya dua hari setelah seorang tersangka pencari suaka Afghanistan menabrakkan mobil ke orang-orang di Kota Munich di negara tetangga Jerman, menewaskan dua orang dan melukai puluhan lainnya.

Adapun jumlah korban luka meningkat dari empat sebelumnya menjadi lima, termasuk dua yang terluka parah, kata Dionisio. Korban tertua berusia 36 tahun.

Peristiwa itu terjadi pada hari Sabtu (15/2) sebelum pukul 4:00 sore waktu setempat (15.00 GMT) di pusat kota di Provinsi Carinthia.

Seorang pengantar makanan yang lewat - juga dari Suriah - turun tangan, menabrakkan kendaraannya ke penyerang, yang terluka ringan dan ditangkap "tepat setelah serangan", kata Dionisio.

Tersangka adalah pencari suaka Suriah dengan izin tinggal yang sah dan tidak memiliki catatan kriminal, menurut informasi awal, imbuh Dionisio.

Dionisio mengatakan mereka belum dapat mengatakan apa pun tentang motif serangan itu, tetapi sedang memverifikasi keterangan saksi mata bahwa penyerang telah meneriakkan lafaz berbahasa Arab.

 

Serukan Konsekuensi Paling Keras

[Bintang] Ilustrasi Hukum
Ilustrasi Hukuman (Sumber Foto: Pexels)... Selengkapnya

Gubernur Carinthia Peter Kaiser dari Partai Demokrat Sosial menyerukan "konsekuensi paling keras" atas "kekejaman yang tak terbayangkan" ini.

"Saya selalu mengatakan dengan sangat jelas dan tidak ambigu: Siapa pun yang tinggal di Carinthia, di Austria, harus menghormati hukum dan harus beradaptasi dengan aturan dan nilai-nilai kita," kata Gubernur Carinthia Peter Kaiser.

"Siapa pun yang melanggar aturan ini harus menghadapi konsekuensi yang paling berat; mereka harus diadili, dipenjara, dan dideportasi."

Pemimpin sayap kanan Herbert Kickl -- yang partainya memenangkan pemilihan nasional bulan September untuk pertama kalinya -- mengatakan dia "terkejut" oleh serangan itu, menyebutnya sebagai "kegagalan sistem".

"Kita perlu tindakan keras terhadap suaka," kata Herbert Kickl dalam sebuah pernyataan.

Partai Kebebasan Kickl (FPOe) minggu ini gagal dalam pembicaraan untuk membentuk pemerintahan dengan kubu kedua dan kubu konservatif petahana.

 

Austria Penampung Pencari Suaka Suriah

Bendera Austria.
Bendera Austria. (iStockphoto)... Selengkapnya

Austria menampung populasi pengungsi Suriah yang besar, hampir 100.000 orang.

Setelah Bashar al-Assad digulingkan di Suriah pada bulan Desember 2024, Austria dan beberapa negara Eropa membekukan permintaan suaka yang tertunda dari warga Suriah untuk menilai kembali situasi. Selain itu, Austria telah menghentikan reunifikasi keluarga dan mengirimkan sedikitnya 2.400 surat untuk mencabut status pengungsi. Kementerian Dalam Negeri mengatakan sedang mempersiapkan "program pemulangan dan deportasi yang tertib ke Suriah".

Austria sejauh ini hanya mengalami satu serangan militan, pada tahun 2020, ketika seorang simpatisan ISIS yang dihukum melakukan penembakan massal di pusat kota Wina, menewaskan empat orang.

Serangan Villach terjadi setelah serangan penabrakan mobil pada hari Kamis (13/2) di Munich. Seorang anak perempuan berusia dua tahun dan ibunya meninggal pada hari Sabtu karena luka-luka yang diderita dalam serangan itu yang melukai 37 orang lainnya.

Seorang pencari suaka Afghanistan berusia 24 tahun ditangkap karena dicurigai sengaja menabrakkan mobilnya ke demonstrasi serikat pekerja.

Polisi Jerman mengatakan dia mungkin memiliki motif ekstremis Islam untuk serangan itu.

Pembantaian itu terjadi sesaat sebelum warga Jerman menuju tempat pemungutan suara untuk pemilihan umum pada tanggal 23 Februari di mana imigrasi menjadi isu utama setelah serangkaian serangan yang dituduhkan kepada para migran.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya