Coffee Cupping, Cara Mengenali Karakter Dasar Kopi

Proses standar dari coffee cupping dimulai dengan mengendusnya dalam, lalu menyeruputnya dengan kuat sehingga kopi yang disesap itu bisa “tersemprot” ke seluruh langit-langit mulut.

oleh Gabriel Abdi Susanto diperbarui 02 Okt 2018, 11:15 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2018, 11:15 WIB
coffee cupping
Proses Coffee Cupping. (Liputan6.com/Abdi Susanto)

Liputan6.com, Jakarta - Coffee cupping atau coffee tasting umumnya berlangsung di dua tempat yakni mulut dan hidung. Di hidung, kita bisa mencium aroma kopi, dan di mulut kita bisa merasai segala karakter dasar yang ada pada kopi seperti acidity (karakter asam), sweetness (karakter manis), bitterness (karakter pahit), saltiness (karakter asin—jika ada), dan savories atau rasa intinya.

Proses standar coffee cupping dimulai dengan mengendusnya dalam, lalu menyeruputnya dengan kuat sehingga kopi yang disesap itu bisa “tersemprot” ke seluruh langit-langit mulut.

"Ini maksudnya agar partikel-partikel kopi terurai dan kita bisa mendeteksi seluruh rasa kopi,"ujar Pakar Kopi sekaligus Roaster dan Barista Senior dari Javabika, Fitra di Kedai Fakultas Kopi, Jakarta, Senin, 1 Oktober 2018.

Biasanya dalam proses coffee cupping, digunakan kopi dan air yang telah ditakar dengan ukuran tertentu. Misal, untuk 12 gram bubuk kopi akan dipakai kira-kira 200 ml air mendidih. Khusus untuk coffee cupping, air yang digunakan harus air mendidih (yang umumnya bersuhu 100°C) agar semua karakteristik kopi bisa keluar sepenuhnya.

Selanjutnya, kopi akan dibiarkan terendam dan berekstraksi selama 4 menit. Layer dari bubuk kopi yang terapung di atas minuman disapu tiga kali dengan sendok sehingga membuat semua bubuk kopi bisa jatuh ke bagian bawah cangkir dan kopi berhenti berekstraksi. Setelah kopi mendingin sampai pada suhu-yang-aman untuk diminum, maka proses cupping pun bisa dimulai.

Coffee cupper menggunakan sendok untuk mengambil sampel kopi yang akan mereka coba, lalu menyeruput secara agresif dari sendok tersebut. Proses menyeruput dengan kuat ini akan menganginkan kopi dan “menyemprotkannya” di langit-langit mulut sehingga membuat mereka bisa merasakan semua taste kopi dengan maksimal.

Dalam proses coffee cupping, para coffee cuppers umumnya mesti menuliskan catatan yang mereka dapatkan di sebuah kertas tabel. Masing-masing proses membutuhkan kertas tabel yang berbeda-beda. Berikut karakteristik yang umumnya dinilai dari sebuah kopi:

Sweetness

Seberapa banyak kandungan rasa manis yang dimiliki kopi? Ini adalah sifat yang paling diinginkan dari kopi. Umumnya, makin banyak sweetness akan semakin baik.

Acidity

Seberapa asam kopi itu? Dan seberapa menyenangkan keasamannya? Jika terlalu asam (dan tidak terasa menyenangkan) kopi akan dikategorikan sebagai ‘sour’ atau asam sekali. Namun jika asam yang dikandung enak, maka membuat kopi lebih crispy atau juiciness.

Mouthfeel

Apakah kopi itu memiliki rasa yang ringan, lembut, sensasi penuh di mulut yang mirip seperti teh atau ia lebih terasa kaya, creamy dan heavy?

Flavor

Bisa jadi ini sekadar mengecap, merasa macam-macam rasa kopi dan aroma dari satu jenis kopi tertentu. Namun ini juga merasakan seberapa menyenangkan rasa kopi itu? Masing-masing kopi yang dicoba memang berbeda, tapi bagaimana menuangkan rasa-rasa yang berbeda itu dalam istilah yang sederhana dan mudah dipahami konsumen.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

Fakultas Kopi
Para wartawan belajar coffee cupping di Fakultas Kopi, Setiabudi, Jakarta Selatan. (Liputan6.com/Fakultas Kopi)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya