Tidak Cuma Tinder, Ini 6 Aplikasi Kencan Online yang Bisa Anda Coba

Dengan pengelompokan yang mungkin lebih sesuai, berikut deretan aplikasi kencan selain Tinder.

oleh Asnida Riani diperbarui 28 Okt 2018, 08:30 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2018, 08:30 WIB
Ilustrasi kencan online
Ilustrasi kencan online. (dok. pexels.com/Asnida Riani)

Liputan6.com, Jakarta - Siapa sangka kalau perkembangan teknologi ternyata juga bisa menyasar ke soal perasaan. Munculnya beragam aplikasi kencan online jadi buktinya. Sekarang hanya sejauh klik, Anda mungkin bisa menemukan cinta sejati.

Berbicara tentang kencan online, sebagian orang mungkin langsung terbayang aplikasi Tinder. Padahal, ada beberapa opsi dengan preferensi lain yang mungkin dicoba. Dari sekian banyak, berikut beberapa di antaranya yang sudah dirangkum Liputan6.com.

Miss Travel

Aplikasi ini sangat cocok bagi Anda yang tak keberatan traveling dengan orang asing. Di samping berkencan, siapa tahu Anda bisa menemukan teman seperjalanan yang sangat menyenangkan dan memberi banyak insight baru.

Berbeda dengan Tinder yang menggunakan GPS, Miss Travel dapat menghubungkan Anda dengan banyak orang di manapun berada. Di beberapa kasus, bahkan ada mereka yang bisa jalan-jalan gratis jika teman kencan mau membayar biaya perjalanan.

Bumble

Aplikasi ini sebenarnya mirip dengan Tinder, tapi jauh lebih ramah bagi para perempuan. Di sini, hanya perempuan yang bisa memulai percakapan. Hal ini dilakukan demi mencegah rasa terganggu karena teror dari para lelaki.

Jadi, perempuan biasanya lebih aktif di aplikasi kencan online ini dan bisa dengan bebas memilih dengan siapa mereka berbicara. Siapa tahu, salah satu di antaranya bisa cocok dan malah berlanjut menjadi kekasih di dunia nyata.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Aplikasi-aplikasi Kencan Online

Ilustrasi
Ilustrasi kencan online. (dok. pixabay.com/Asnida Riani)

Wooplus

Sesuai dengan namanya, aplikasi ini ditujukan untuk orang-orang bertubuh plus-sized. Wooplus dibuat agar orang plus-sized lebih percaya diri mencari jodoh di dunia maya. Seperti Tinder, aplikasi ini juga memakai fitur swipe untuk memilih teman kencan.

Muz Match

Halal, gratis, dan menyenangkan, aplikasi ini cocok bagi Anda yang mencari pasangan hidup beragama Islam. Penggunanya di Indonesia sudah cukup banyak. Karena bernafas Islam, aplikasi ini mengklaim bisa mencari pasangan bagi Anda yang ingin taaruf.

OkCupid

OkCupid dikatakan memberi kecocokan lebih detail dari Tinder, mulai dari mem-filter pesan sampai menemukan siapa yang benar-benar menyukai Anda (untuk akun premium). Ada yang gratis memang, namun Anda juga bisa memilih akun premiur berbayar 9.95 dolar Amerika (Rp 151 ribu) per bulan (paket 6 bulan) dan 14.95 dolar Amerika (Rp 227 ribu) per bulan (paket 3 bulan).

Meet Me Outside

Jika Anda mencari teman kencan yang menyukai kegiatan luar ruang, maka aplikasi ini mungkin ingin dipertimbangkan. Kencan yang nantinya dilakukan bisa saja berisi kegiatan yang sama-sama kalian sukai seperti lari atau bersepeda. Tertarik?

Tips Terhindar dari Modus Penipuan Berkedok Cinta di Dunia Maya

Ilustrasi kencan online
Ilustrasi kencan online. (dok. unsplash.com/Asnida Riani)

Mengingat rentannya penipuan berkedok cinta di dunia maya, wajib hukumnya bagi Anda untuk berhati-hati jika hendak berkenalan lewat daring. Kualitas diri harus disiapkan sebelum melihat ke faktor lain.

"Yang pasti harus tambah pengetahuan dan keterampilan. Kalau kecerdasan intelektual, emosional, dan sosial sudah matang, perhitungan secara rasional dan bisa mengenali bahwa ada tipu daya dan muslihat," papar Kasandra Putranto seorang Psikologi Klinis lewat pesan singkat pada Liputan6.comJumat, 26 Oktober 2018.

"(Penipu) Kelihatan kalau terlalu lebay, terlalu terburu-buru, terlalu bernafsu hampir tiap hari menghubungi secara intensif. Lalu, ada juga ketidak konsistenan antara perilakunya. Awalnya dia bilang, dia tentara. Tapi, kok kayak nggak punya kerjaan nongkrongin media sosial," sambungnya.

Kasandra menambahkan, oknum penipu ini biasanya mencari korban yang sering mengekspresikan diri sendiri, sendirian, butuh cinta, butuh kasih sayang, dan pasangan hidup. Kemudian, mereka akan  mempelajari konten media sosial korban.

"Pelaku sendiri akan memasang figur dan konten yang sama, seolah-olah mencari pasangan, punya anak, ditinggal pasangan, pekerjaan mapan, dan lain sebagainya. Lalu, mereka akan melakukan usaha pendekatan. Dengan foto diri yang menarik padahal belum tentu itu dirinya, memberi rayuan, mau memberikan hadian," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya