Rahasia Sukses Hema Resto hingga Bertahan Lebih dari 18 Tahun

Siapa sangka, Hema Resto, restoran dengan konsep ala Belanda itu justru bermula dari kantin sekolah.

oleh Putu Elmira diperbarui 28 Nov 2018, 08:15 WIB
Diterbitkan 28 Nov 2018, 08:15 WIB
Kisah Sukses di Balik Perjalanan 18 Tahun Hema Resto
Menilik perjalanan dan pasang surut Hema Resto yang telah menginjak usia 18 tahun. (dok. Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Kegigihan menelusuri perjalanan panjang di sektor bisnis kuliner mengantarkan Hema Resto pada gerbang kesuksesan. Berdiri sejak November 2000, kini restoran yang menyajikan hidangan khas Belanda tersebut telah menginjak 18 tahun.

Sosok di balik nama besar Hema Resto tidak lepas dari perjuangan sang pendiri, Titi Ratna Savitri. Sebelum memiliki enam gerai yang tersebar di Bekasi dan Jakarta, catatan awal Hema Resto bermula dari sebuah kantin di daerah Bekasi.

"Awalnya, kantin 3x3 meter pada 2000 di kawasan Kemang Pratama. Kantin dengan display pajangan-pajangan Belanda yang menonjol yang dilihat customer," kata Titi Ratna Savitri kepada Liputan6.com, melalui sambungan telepon, baru-baru ini.

Bukan tanpa alasan, ada kisah di balik keputusan untuk mantap menggunakan nama Hema. "Kita dapat ide dari customer dengan konsep Belanda. Hema sebetulnya nama department store di Belanda. Tapi kalau di kita Hema itu 'Halal, Enak, Murah, dan Artistik'," tambah Titi.

Tak hanya gagasan yang tercetus dari customer, Titi juga melakukan beberapa hal sebelum mendirikan Hema Resto. Salah satunya adalah dengan melakukan riset untuk mengusung konsep kuliner Negeri Kincir Angin tersebut.

"Kita memantapkan konsep Belanda nggak hanya dari dekorasi tapi sampai datang ke Kedutaan Belanda meminta info tentang Belanda," jelasnya.

Di sisi lain, Titi melihat persaingan bisnis kuliner yang begitu ketat. "Perkembangannya juga sangat pesat tapi kita tetap kerja keras, konsisten dan memberikan service terbaik. Salah satunya kalau ada customer komplain di platform tertentu kita berikan voucher," kata Titi.

Meski digempur dengan berbagai persaingan dan perkembangan yang pesat, Hema Resto membuktikan eksistensinya dengan membuka Omah Buntut. Second label ini menyajikan menu Nusantara yang diminati, yaitu sop buntut.

Terkait menu, Titi bersama manager dan timnya sharing ide ingin membuat menu baru sebelum kehadiran chef pada 2010. Ia menambahkan menu favorit berganti beberapa periode.

Kendati demikian, saat ini sajian-sajian unggulan yang berhasil memanjakan lidah customer Hema Resto.

"Yang jadi favorit itu sirloin steak, zuppa soup, tapi frozen cappuccino jadi favorit dari sejak awal berdiri sampai saat ini. Untuk frozen cappuccino kita pakai essence rum yang halal," tambah Titi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya