Liputan6.com, Jakarta - Gerimis masih menyelimuti kawasan Meruya Utara, Kembangan, Jakarta Barat malam itu, Rabu, 2 Januari 2018. Aspal di ruas jalan sekitar Warung Bakso Pak De Reno masih basah.
Sejumlah kendaraan roda empat dan roda dua masih terlihat melintas di depan warung bakso tersebut. Warung bakso ini menjadi pilihan orang yang sedang mencari makanan berkuah dan panas.
Advertisement
"Saya sudah enam tahun membuka warung bakso di sini. Sebelumnya, saya berdagang di daerah Kreo," kata WR Mulyo, pemilik warung bakso kepada Liputan6.com, Rabu, 2 Januari 2018 malam.
Advertisement
Baca Juga
Wawancara tiga kali berhenti saat pembeli datang. Lelaki kelahiran Salatiga, Jawa Tengah, 52 tahun lalu itu setia melayani pembeli yang berdatangan.
"Sebelum fokus di bakso, saya sempat bekerja selama 11 tahun di pabrik mebel. Saya berhenti karena hasilnya nggak mencukupi untuk keluarga. Jadi, saya akhirnya lebih memilih berdagang bakso," lanjut lelaki yang memiliki empat anak ini.
Dagang bakso sudah menjadi tradisi dalam keluarga sang istri, Kusmiyati. Saudara- saudaranya telah lama membuat dan berdagang bakso. Perbincangan kembali berhenti saat pembeli datang. Pak De Reno kembali melayani pesanan pelanggannya.
"Modal awal saya 30 juta. Selain untuk membuat warung bakso dan gerobak, uang tersebut saya gunakan untuk membayar sewa tempat," katanya.
30 Kilogram Bakso Sehari
Setiap hari WR Mulyo dan Kusmiyati membuat 30 kilogram bakso dalam sehari, baik bakso urat, bakso telur, dan bakso ukuran kecil. Satu porsi bakso dipatok harga 15 ribu rupiah. Warung tersebut buka mulai pukul 10.00 hingga pukul 00.00 WIB.
"Enak baksonya, gede-gede. Saya pertama makan bakso di sini sekalian lewat," kata Muhammad Hakiki yang tinggal di Tangerang dan bekerja di daerah Puri Kembangan, Jakarta Barat, kepada Liputan6.com.
Pak De Reno menjelaskan, selain Jakarta, tak sedikit pelanggannya berasal dari Tangerang. Tapi ada juga mereka yang beli dari luar Jakarta.
"Mereka itu biasanya menitip keluarganya yang tinggal di Jakarta. Mereka beli hanya baksonya saja. Sebelum dikirim pesanan mereka saya taruh dalam freezer lebih dulu," kata Pak De Reno menjelaskan.
Sejak 6 tahun berdagang bakso, rezeki keluarga Pak De Reno berjalan lancar. Ia bahkan mampu menyekolahkan empat orang anaknya. Tiga anaknya telah lulus dari bangku SMA dan satu orang meraih gelar sarjana.
"Alhamdulillah, dari berdagang bakso saya bisa menyekolahkan anak. Satu anak saya bahkan sudah menjadi sarjana," kata Pak De Reno dengan bangga.
Selain itu menyekolahkan anak, Pak De Reno dan istri kini telah memiliki empat warung bakso. Tiga di daerah Jakarta Barat, satu di daerah Karang Tengah, Tangerang, Banten.
Advertisement