Liputan6.com, Kendari Formulasi Penghitungan Statistik Pariwisata segera diterapkan Kendari. Pangkalnya adalah akurasi data kunjungan wisatawan. Data-data itu sangat membantu stakeholder pariwisata menentukan arah kebijakannya.
Optimalisasi perkembangan pariwisata terus dilakukan Sulawesi Tenggara (Sultra). Selain destinasi dan infrastruktur, peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) juga menjadi fokus utama. Treatment ini dilakukan melalui workshop pada Jumat (22/3) hingga Sabtu (23/3) di Hotel Swissbell Hotel, Kendari, Sulawesi Tenggara. Fokus materinya, ‘Penghitungan Statistik Pariwisata’ beserta ‘Strategi Komunikasi Pemasaran’. Pesertanya antusias dan membludak. Melibatkan perwakilan 9 kabupaten atau kota di Sulawesi Tenggara.
Kedua elemen tersebut dipercaya bisa meningkatkan performansi pariwisata Kendari dan Sultra secara menyeluruh. Sebab, ada beberapa daerah yang belum menyadari betapa pentingnya penyusunan data statistik pariwisata. Atas dasar inilah, inisiatif diluncurkan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sulawesi Tenggara. Menjadi gayung bersambut, Kemenpar meresponnya dengan support narasumber kapabel khususnya dari BPS plus kehadiran Asdep Strakom I.
Advertisement
Mengenalkan konsep Sistem Statistik Pariwisata
“Posisi statistik sangat vital bagi pariwisata. Sebab, statistik ini memberitahukan informasi pergerakan wisatawan. Sekarang ini yang terpenting bagaimana wisman dan wisnus terpotret dengan baik. Dari situ kualitas wisatawan akan terdeteksi dengan baik. Muaranya tentu langkah dan rumusan kebijakan. Kami gembira dengan respon positif stakeholder Sulawesi Tenggara,” kata Asisten Deputi Strategi dan Komunikasi I pada Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Hariyanto.
Mengenalkan konsep ini, Sistem Statistik Pariwisata hakikatnya terdiri 4 elemen. Ada status wisatawan, industri, investasi tenaga kerja, dan aktivitas para wisatawan. Kesemua elemen ini terkoneksi melalui Neraca Satelit Pariwisata. Lebih lanjut, statistik akan mengenali cakupan produk dan industri pariwisata. Hariyanto menambahkan, daerah membutuhkan penanganan statistik pariwisata.
“Statistik pariwisata memang bukan lagi bicara jumlah, tapi terus mengarah kepada kualitas. Daerah saat ini memang memerlukan pengelolaan sistem statistik pariwisata yang bagus. Kami optimistis, usai workshop ini, para stakeholder pariwisata di Kendari bisa mengenal karakter wisatawannya lebih detail lagi. Mereka bisa menetapkan kebijakan dengan tepat sasaran,” lanjut Hariyanto.
Akurasi data statistik pariwisata berpengaruh kepada kerangka makro ekonomi. Dari situ, bisa diketahui kontribusi pariwisata terhadap PDB. Selain investasi pariwisata, elemen penghitung lainnya seperti spending wisatawan, investasi pemerintah, dan komponen TA/TO. Lebih luas lagi, pariwisata memberi dampak ekonomi melalui total produksi nasional, total upah, hingga pajak.
“Untuk mendapatkan makro ekonomi jelas diperlukan akurasi pengukuran. Di sinilah Sistem Neraca Nasional berperan. Mengacu respon stakeholder Kendari, mereka sangat proaktif. Konsep ini sudah bisa diterapkan di Kendari secara menyeluruh. Mereka sangat kapabel,” jelas Kasubdit Statistik Pariwisata Badan Pusat Statistik (BPS), Rifa Rufiadi.
Melengkapi konsep statistik, formulasi strategi pemasaran pun diberikan. Dasarnya mengacu kepada performansi pariwisata secara global. Mengacu rapor performansi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar, rapor kunjungan wisman di 2018 mencapai 15,8 Juta. Angka tersebut tumbuh 12,58% dari 2017. Melalui gambaran rapor itu lalu diturunkan melalui sebuah strategi.
Advertisement
Strategi mendorong kedatangan Wisman
Untuk mendorong pertumbuhan wisman, dibutuhkan beberapa elemen strategi. Ada marketing strategi, pomosi, media, dan tata waktu branding. Untuk menopang target 2019, 3 amunisi besar disiapkan. Ada ordinary efforts, extra ordinary efforts, dan super extra ordinary efforts. Kepala Bidang Analisis Data dan Strategi Pemasaran I Kemenpar Norman Sasono mengatakan, beragam strategi dimiliki Kemenpar.
“Untuk menyusun sebuah kebijakan dan strategi tentu membutuhkan akurasi informasi. Kemenpar ini memiliki banyak strategi karena arus informasinya akurat. Untuk itu, kami disampaikan semua melalui workshop tersebut. Cara ini bisa diterapkan di Kendari dan Sultra. Kami juga jelaskan banyak aspek sebagai gambaran riil,” papar Norman.
Mendukung strategi pemasaran, ada insentif akses yang diberikan oleh Kemenpar. Sebab, koneksi udara ini sangat vital dan digunakan mayoritas wisman. Ada juga program Hot Deals yang efektif bagi kondisi low season melalui paket bundling dengan diskon hingga 70%. Konsep lainnya yaitu, border tourism. Memanfaatkan proxymity, cara ini meningkatkan citra bangsa hingga jadi pusat ekonomi dan destinasi baru.
“Penguatan SDM menjadi kebutuhan mutlak. Pariwisata Kendari dan Sultra sekarang sudah siap dengan berbagai terobosan dan inovasinya. Workshop seperti ini memang dibutuhkan. Sebab, ada transformasi pengetahuan dan diskusi positif. Dari interaksi ini jelas ada banyak value yang berguna untuk menaikkan performansi pariwisata,” tutup Menteri Pariwisata Arief Yahya