Kemenpar Tingkatkan SDM Pariwisata Lewat Coaching Clinic

Kementerian Pariwisata terus berupaya meningkatkan sumber daya manusia kepariwisataan. Salah satunya dengan coaching clinic.

oleh Komarudin diperbarui 18 Jul 2019, 22:03 WIB
Diterbitkan 18 Jul 2019, 22:03 WIB
Arief Yahya
Menteri Pariwisata Arief Yahya saat acara coaching clinic event untuk meningkatkat SDM pariwisata (Liputan6.com/Komarudin)

Liputan6.com, Jakarta - Untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan Calender of Event (CoE) 2019 agar lebih baik, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menggelar pelatihan (coaching clinic event). Acara tersebut juga melibatkan para profesional, seperti Denny Malik.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, event wisata yang masuk daalam CoE yang harus memenuhi kriteria 3C, yaitu harus memiliki nilai karakter (character value), nilai komersial (commercial value), dan komitmen keseriusan kepala daerah (CEO commitment).

Selain itu, suatu event wisata juga harus punya nilai komersial agar bisa dijual ke wisatawan. Dengan menggelar suatu kegiatan, wisatawan akan datang untuk melihat event tersebut hingga ada perputaran uang yang masuk di daerah tersebut.

"Kita bikin event itu bukan buat kita sendiri, tapi untuk ditonton orang lain. Apa nggak boleh bikin event buat ditonton sendiri? Boleh, tapi itu namanya bukan pariwisata. Pariwisata itu kalau ada uang yang masuk ke kita," ujar Arief.

Namun, semua itu tergantung pada komitmen atau keseriusan kepala daerah. "Yang paling penting itu adalah komitmen dan keseriusan kepala daerah dalam menyelenggarakan suatu event," ujar Arief Yahya di Sparks Luxe Hotel, Pecenongan, Jakarta, Rabu, 17 Juli 2019.

"Setiap daerah yang menyelenggarakan banyak event, pendapatan per kapita daerah dan indeks kebahagiaan daerahnya akan tinggi. Seperti Banyuwangi pendapatan per kapitanya paling tinggi atau nomor dua di Jawa Timur," sambung Arief Yahya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

SDM Andal

Arief Yahya
Menteri Pariwisata Arief Yahya foto bersama dengan narasumber dan peserta coaching clinic pariwisata (Liputan6.com/Komarudin)

Arief Yahya menjelaskan, sesuai data 40 persen wisatawan melakukan perjalanan karena tertarik dengan adanya atraksi wisata berbagai event. Bersamaan dengan kemajuan teknologi, trend berwisata kaum millenial yang sarat dengan konten digital itu 70 persen mereka melakukan pencarian, pemesanan, dan pembayaran, dengan memanfaatkan sosial media.  Tren traveler milenial ini memiliki kontribusi 51 persen.

Selain itu, terbukti pula penyelenggaraan event sangat berpengaruh dalam mepromosikan suatu destinasi atau event. Oleh karena itu, Indonesia yang memiliki potensi atraksi wisata, baik dalam, budaya, sport tourism yang unik, beragam dan memiliki kearifa lokal, dalam menyelenggarakan event perlu dikemas secara professional.

“Di era revolusi industri 4.0sumber daya manusia (SDM) yang andal merupakan kunci sukses pembangunan pariwisata, termasuk dalam penyelenggaraan event CoE berstandar internasional. Untuk ini perlu diselenggarakan coaching clinic bagi para pemangku kepentingan dan penyelenggara event dengan narasumber yang professional dan kompeten,” kata Arief Yahya.

Senada dengan Arief Yahya, Tenaga Ahli Menteri Bidang Management Calendar Of Events Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Esty Reko Astuti menyatakan, ratusan event dari 34 provinsi telah dipilih melalui kurasi yang ketat berdasarkan kriteria yang ditetapkan, yaitu harus mempunyai 3C; Creative value, Commercial value, serta CEO Commitment

"Content digitalnya layak dipromosikan oleh kaum milenial sehingga destinasi/event menjadi viral dan memiliki communication value sehingga wisatawan ingin berkunjung," kata Esty.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya