Studi: Selingkuh Ternyata Kelakuan yang Menurun dari Orangtua

Selingkuh yang dikesankan boleh membuat anak-anak menurunkan kebiasaan menyurangi pasangan dari orangtua mereka menurut penelitian.

oleh Asnida Riani diperbarui 19 Jul 2019, 02:04 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2019, 02:04 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi selingkuh. (dok. pexels.com/Asnida Riani)

Liputan6.com, Jakarta - Ungkapan 'buah jatuh tak jauh dari pohonnya' bisa dilihat dari banyak apsek, nyatanya tak terkecuali soal selingkuh. Walau terlihat seperti keputusan independen, mencurangi pasangan bisa jadi salah satu kelakuan yang diturunkan orangtua pada anak.

Fimela.com merangkumkan, sebuah penelitian pada 2017 yang diterbitkan dalam jurnal Personal Relationships menemukan, orang-orang yang orangtuanya pernah selingkuh memiliki kecenderungan dua kali lipat akan selingkuh dibanding mereka yang orangtuanya tak pernah selingkuh.

Penulis penelitian, Dana Weiser, menuturkan bahwa perselingkuhan orangtua memberi pesan yang mudah diingat pada keturunan mereka tentang bolehnya berselingkuh. Perselingkuhan itu seakan jadi tanda tak perlu membangun ikatan kepercayaan pada pasangan.

Meski begitu, tentu ada banyak orang yang tak akan selingkuh karena merasa trauma melihat orangtuanya selingkuh, lantaran ada efek psikologis terbalik. (Febi Anindya Kirana/Fimela.com)

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya