Liputan6.com, Jakarta - Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, batik adalahĀ kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya melalui proses tertentu.
Salah satu kain tradisional ini telah sebegitu lama menjelma jadi identitas, juga sumber filosofi para leluhur yang mesti dilanggengkan eksistensinya. Upaya pelestarian batik memang sudah giat digerakan, tak hanya oleh lembaga, namun juga perorangan.
Sebagai salah satu peta budaya Indonesia, kain batik juga dikenakan para petinggi negara, tak terkecuali presiden. Dari sekan banyak motif dari berbagai wilayah di Tanah Air, berikutĀ Liputan6.comĀ merangkum ceritaĀ batik para presiden dari berbagai sumber, Sabtu, 28 September 2019.
Advertisement
Baca Juga
Jokowi
Di samping kemeja putih, celana hitam, danĀ sneakers,Ā batik jadi salah satu kain tradisional yang acap kali dipakai presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi).Ā Kurator Museum DPR RI, Bima Widiatiaga, lewat sebuah thread di akun Twitter-nya, beberapa waktu lalu, sempat menuliskan, Jokowi cukup sering terlihat memakai batik motif parang.
Good News from IndonesiaĀ menuliskan, salah satu motif batik tertua di Indonesia dengan susunan motif S jalin-menjalin iniĀ melambangkan kesinambungan. Bentuk dasar huruf S diambil dari ombak samudra yang menggambarkan semangat tidak pernah padam.
Motif batik yang dulunya hanya dipakai para penguasa ini memiliki makna petuah untuk tidak pernah menyerah, ibarat ombak laut yang tak pernah berhenti bergerak. Batik Parang juga menggambarkan jalinan yang tidak pernah putus, baik dalam arti upaya memperbaiki diri, memperjuangkan kesejahteraan, maupun bentuk pertalian keluarga.
Garis diagonal lurus melambangkan penghormatan dan cita-cita, serta kesetiaan pada nilai yang sebenarnya. Dinamika dalam pola parang ini juga disebut ketangkasan, kewaspadaan, dan kontituinitas antara pekerja dengan pekerja lain.
Seiring waktu, jenis kain batik parang ini mengalami perkembangan dengan munculnya ragam jenis motif, yakni rusak barong, klitik, slobog, dan kusuma.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Susilo Bambang Yudhoyono
Kain batik dan presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sudah sangat melekat. Lelaki kelahiran Pacitan, Jawa Timur, itu acap kali memakai kain batik sebagai pelengkap penampilan di berbagai kesempatan.
Salah satu yang pernahĀ boomingĀ karena SBY adalah batik pring sedapur atau dikenal juga dengan batik sidomukti, lantaran berasal dariĀ Dusun Papringan, Desa Sidomukti, Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.
Kembali ke tahun 2012 kala SBY dan mendiang Ani Yudhoyono memborong berpotong-potong kain batik saat kunjungan ke Magetan. Motif batik satu ini biasanya berupa gambar rumpun bambu tegak yang di bagian atasnya terdapat bulan. Akan tetapi, ada juga yang digambarkan tanpa bulan.
Ciri khas motif batik sidomukti adalah warna dasar cenderung terang, seperti merah, biru, hijau muda, kuning, bahkan merah muda.
Advertisement
Megawati
Batik motif modern dengan kombinasi dominan warna merah dan kuning sempat terlihat dikenakan presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, ketika menjamu politisi, Prabowo Subianto, beberapa waktu lalu.
Kendati lebih akrab dengan kebaya kutubaru, Megawati juga beberapa kali tampak memborong ragam kain batik. Sekitar tiga tahun lalu, bersama Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, perempua kelahiran Yogyakarta itu tampak membeli kain batik khas Lasem, Jawa Tengah.
Pada 2017, Megawati juga sempat membeli batik khas Jawa Timur ketika bertandang ke Sidoarjo, Jawa Timur. Lewat sederet potret, tampak ia lebih menyukai motf batik tradisional dengan warna cenderung kalem, mula dari cokelat hingga biru muda.
Abdurrahman Wahid
Jauh sebelum menjabat jadi presiden ke-4 RI,Ā Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, disebut sudah punya kebiasaan mengenakan kain batik. Kesederhaan seolah jadi isyarat yangĀ dilayangkan Gus Dur setiap kali mengenakan kain tradisional Indonesia tersebut.
Motif kain batik yangĀ umumnya dikenakanĀ Gus Dur berasal dari pinggiran denganĀ embananĀ filosofi cerita kerakyatan. Salah satu yang sempat dikenakannya adalah motif batik khas Batang.
Didominasi gambar flora dan fauna dalam bentuk sederhana, seperti daun, bunga, kepala, maupun ekor, batik rakyat ini sempat dielukan naik kelas karena dikenakan pejabat negara.
Advertisement
Bacharuddin Jusuf Habibie
Kain baik pun bukan salah satu pakaian yang asing dari penampilanĀ Bacharuddin Jusuf Habibie atau BJ Habibie. Lelaki yang sempat kuliah di Aachen, Jermn, tersebut acap kali memakai batik bermotif sederhana dengan dominasi warna cokelat.
Kecintaan presiden ke-3 RI terhadap batik diabadikan lewat motif batikĀ bernamaĀ Rudy Habibie yang dibuat tim presiden BJ Habibie, beberapa waktu lalu.Ā Gambar dari motif batik itu berupaĀ sepasang angsa, parang, dan bunga wijaya kusuma.
Sepasang angsa menggambarkan cinta kasih Habibie dan Ainun, sementara parangĀ berartiĀ kesatria atau pahlawan.
Soeharto
Setiap kali menerima kunjungan pejabat luar negeri, presiden ke-2 RI, Soeharto, hampir selalu mengenakan batik. Figur yang sempat jadi orang nomor satu di Indonesia selama tak kurang dari 32 tahun tersebut bahkan 'membatiki' paraĀ petinggi dunia kala itu.
DenganĀ dukunganĀ sang stri, Tien Soeharto, lelaki bergelarĀ Bapak Pembangunan Republik Indonesia ini acap kali membuatkan batik khusus bagi tamu-tamu mancanegara. Hal ini secara tak langsung jadi upaya memperkenalkan warisan leluhur bangsa pada dunia.
Tercatat, mantan Perdana Menteri Australia Gough WhitlamĀ sempat mengenakan batik hadiah dari Soeharto. Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan dan ibu negara, Lady Nancy Reagan, di tahun 60-an juga sempat berbatik.
ParaĀ kepala negara peserta APEC di tahun 1994 juga jadi 'sasaran' Soeharto memperkenalkan batik. Satu di antara yang mengenakan batik kala itu adalah mantan Presiden Amerika Serikat, Bill Clinton.
Advertisement
Soekarno
Presien pertama RI, Soekarno, nyatanya juga lekat dengan batik. Kain tradisional ini sempat dicanangkan Bung Karno sebagaiĀ simbolĀ keberagaman dan kebangsaan nusantara. Ia menamakan karyanya āBatik IndonesiaāĀ sebagai cerminan persatuan.
Ide itu disebutkan muncul sekitar tahun 1950Ā denganĀ seniman batik asal Solo, Go Tik Swan, sebagai eksekutor gagasan. Ia kedapatan membuatĀ batik dengan motif khas keraton Yogyakarta dan Solo dengan warna-warna cerah, seperti merah, hijau, dan kuning, yang mengacu pada batik khas pesisir.
Kini, batik ciptaan Bung Karno masih tersimpan rapi di Museum Kuno Batik Danar Hadi di Solo, Jawa Tengah.