Lelaki Autis Buka Kedai Kopi untuk Membantu Mereka yang Berkebutuhan Khusus

Seorang pria membuka kedai kopi untuk membantu mereka yang berkebutuhan khusus demi masa depan mereka.

oleh Komarudin diperbarui 06 Des 2019, 02:05 WIB
Diterbitkan 06 Des 2019, 02:05 WIB
Ilustrasi anak dengan autisme
Ilustrasi anak dengan autisme. (Sumber Flickr)

Liputan6.com, Jakarta - Michael Coyne menghabiskan waktu dua tahun untuk berjuang mencari pekerjaan, tapi tak berhasil karena dirinya seorang autis.

Sekarang ia memutuskan membuka kedai kopi dan menanganinya sendiri dengan bantuan ibundanya pada November 2019. Lokasi Red, White & Brew itu berada di dekat rumah Michael di North Smithfield, Rhode Island, seperti dilansir dari Metro, Kamis, 5 Desember 2019.

Selain autis, Michael juga menderita attention deficit hyperactivity disorder (ADHA) dan gangguan bipolar. Ia ingin merekrut stafnya yang berkebutuhan khusus untuk memberi mereka kesempatan bekerja.

Michael menggunakan penolakan kerja sebagai motivasi. Ia kemudian memulai kelas bisnis di Developmental Disabilities Council di negara bagian untuk mempelajari trik perdagangan.

Ibunya, Sheila, juga membantunya mengatur agar dapat membantu komunitas cacat. Ia dan putranya ingin usahanya bisa seinklusif mungkin dan berharap mudah diakses dengan peralatan yang dapat membantu penyandang disabilitas.

Misalnya, menggunakan pemindai kode batang alih-alih memasukkan harga spesial secara manual atau memasukkan harga secara manual atau mendapatkan pengukus susu yang bisa mati secara otomatis.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Memberikan Harapan

Ilustrasi Kopi
Simak bagaimana kepribadian seseorang berdasarkan kopi favorit

Meski usaha yang didirikan masih dalam proses pertumbuhan. Meski begitu, usaha Michael telah memberikan harapan kepada orang lain yang mengalami perkembangan disabilitas.

"Hanya suar harapan bagi para penyandang cacat," kata Michael kepada koran lokal The Valley Breeze. “Kami hanya ingin berintegrasi.” “Kami telah membuat orang tua berlinang air mata dengan harapan bahwa anak-anak mereka pada akhirnya akan diterima di masyarakat," imbuh Sheila.

Apa yang disukai Sheila adalah ide kedai kopi komunitas. Mereka belajar dua sisi. Selain mengajarkan para disabilitas dan apa yang mereka lakukan, juga mendapatkan kemampuan sosial setelah mereka keluar.

Red, White & Brew juga terhubung ke toko kerajinan yang disebut Budding Violet yang menawarkan barang buatan sendiri yang dibikin oleh seniman berkebutuhan khusus.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya