Arti di Balik Kebiasaan Mengunggah Foto Makanan ke Media Sosial

Pengamat sosial menyebut, kebiasaan mengunggah foto makanan ke media sosial merupakan konsekuensi digital society.

oleh Asnida Riani diperbarui 28 Des 2019, 12:30 WIB
Diterbitkan 28 Des 2019, 12:30 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi mengunggah foto ke media sosial. (dok. pexels/Lisa Fotios)

Liputan6.com, Jakarta - "Eh, tunggu. Jangan langsung dimakan. Foto dulu." Ucapan itu tentu sudah tak lagi asing di tengah masyarakat digital. Ya, mengunggah foto makanan ke media sosial sudah jadi kebiasaan yang, saking sering, boleh jadi telah dianggap lumrah.

Menurut pengamat sosial dari Universitas Nasional Erna Ermawati Chotim, tindakan ini merupakan bagian dari interaksi sosial yang dilakukan digital society. "Karena semua yang serba digital ini kasih perubahan ke banyak aspek, termasuk gaya hidup," katanya di bilangan Sudirman, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.

Kebanyakan, makanan yang dianggap spesial sampai harus diabadikan dan diunggah ke media sosial adalah sajian tengah tren atau masuk dalam kategori baru bagi sang pengunggah.

"Foto makanan ini kemudian akan diasosiasikan dengan citra sosial tertentu. Ada pelekatan image dengan jenis makanan yang diunggah, bagaimana pengemasan foto dan presentasi potretnya," ucap Erna.

Kebiasan mengunggah foto makanan ke media sosial ini, Erna menambahkan, merupakan konsekuensi munculnya masyarakat digital.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Fusion Makanan

Ngulik Rasa, Kompetisi Kreasi Makanan Fusion Khas Indonesia
Unilever Food Solutions menghadirkan kompetisi Ngulik Rasa untuk hadirkan kreasi fusion food khas Indonesia (Foto: Vinsensia Dianawanti)

Masih terkait masyarakat digital, dampak lain dari keberadaan mereka adalah lahirnya ragam fusion makanan. Erna menilai, kemunculannya tak mencederai ragam sajian orisinal, melainkan sebagai kepekaan pengusaha dalam melihat tren.

"Apalagi kalau memang fusion itu berangkat dari kuliner tradisonal, saya pikir itu juga jadi salah satu upaya mempertahankan keberadaannya (makanan tradisional)," katanya.

Konteks masyarakat sekarang membuat macam-macam inovasi sajian dinilai tepat. "Orang sekarang, bagaimana pun masih belum kehilangan rasa dan tradisi makanan itu sendiri. Sekatang belum jadi masalah," sambung Erna.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya