Taat yang seperti Ini Justru Memicu Murka Allah, Dijelaskan Buya Yahya

Buya Yahya juga menyoroti fenomena di mana seseorang lebih takut terhadap manusia dibandingkan takut kepada Allah

oleh Liputan6.com Diperbarui 16 Feb 2025, 18:30 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2025, 18:30 WIB
Pengasuh LPD Al Bahjah KH Yahya Zainul Ma'arif atau Buya Yahya
Pengasuh LPD Al Bahjah KH Yahya Zainul Ma'arif atau Buya Yahya. (Tangkap layar YouTube Al Bahjah TV)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Mencari keridhaan manusia adalah hal yang lumrah dilakukan, namun jika sampai mengorbankan ketaatan kepada Allah, hal ini bisa berujung pada kebinasaan. Banyak orang yang rela melakukan hal terlarang demi mendapatkan pengakuan dari sesama manusia tanpa memperhitungkan akibatnya di hadapan Allah.

KH Yahya Zainul Ma'arif atau Buya Yahya, Pengasuh Lembaga Pengembangan Da'wah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah, menyoroti fenomena ini dalam sebuah ceramahnya. Ia mengingatkan bahwa seorang mukmin sejati tidak boleh mengorbankan keimanannya hanya demi mendapatkan persetujuan dari manusia.

"Bagaimana akan menjadi seorang mukmin sejati, jika seseorang mencari ridha manusia tetapi dengan cara yang membuat murka Allah? Iman seseorang akan tergerus jika ia terbiasa melakukannya," ujar Buya Yahya dalam ceramahnya, yang dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @AlBahjah-TV.

Ia mencontohkan seorang suami yang mencari nafkah dengan cara haram demi menyenangkan istrinya. Begitu pula seorang istri yang menghalalkan segala cara demi kebahagiaan suaminya, bahkan jika harus melanggar perintah Allah.

"Ada suami yang bekerja mencari nafkah dengan cara haram demi membahagiakan istrinya. Ada istri yang rela melanggar batas syariat demi menyenangkan suaminya. Apakah ini bisa dibenarkan?" katanya.

Buya Yahya juga menyoroti fenomena di mana seseorang lebih takut terhadap manusia dibandingkan takut kepada Allah. Ia mencontohkan situasi di mana seseorang buru-buru mengenakan hijab ketika melihat seorang ustadz, tetapi segera melepasnya setelah ustadz tersebut pergi.

"Ada orang yang takut kepada saya dibandingkan takut kepada Allah. Misalnya, ketika saya datang, buru-buru pakai kerudung. Tapi begitu saya pergi, dilepas lagi. Padahal Allah selalu melihat," jelasnya.

 

Simak Video Pilihan ini:

Takut kok Sama Manusia, Cek Imannya

Perempuan hijab
ilustrasi muslimah berhijab, mencari ridha Allah SWT. (Foto: Dok. Azalea)... Selengkapnya

Ia menekankan bahwa ketakutan dan ketaatan kepada Allah harus lebih besar dibandingkan kepada manusia. Jika seseorang lebih mementingkan manusia dibandingkan Allah, maka keimanannya patut dipertanyakan.

"Kalau kita lebih takut kepada manusia daripada kepada Allah, maka ada yang salah dalam keimanan kita. Ini yang harus kita perbaiki," ujarnya.

Menurutnya, seseorang harus memastikan bahwa niat untuk menyenangkan orang lain tetap dalam koridor syariat. Jangan sampai ingin membahagiakan keluarga, tetapi dengan cara yang melanggar aturan agama.

"Ingin menyenangkan orang tua itu baik, tapi jangan sampai dari hasil curian. Ingin membahagiakan istri itu baik, tapi jangan dengan harta haram. Semua ada aturannya," katanya.

Buya Yahya menambahkan bahwa keinginan untuk mencari pengakuan dari manusia sering kali membuat seseorang mengorbankan nilai-nilai agama. Salah satu contohnya adalah perilaku riya atau pamer dalam beramal.

"Jika seseorang berbuat baik hanya untuk mendapatkan pujian manusia, bukan karena Allah, maka itu adalah riya. Ini berbahaya karena bisa menghilangkan pahala amal," jelasnya.

Ia juga mengingatkan bahwa ada orang yang rela melakukan dosa hanya demi mendapatkan keuntungan duniawi. Misalnya, seorang wanita yang rela membuka aurat demi mendapatkan pekerjaan dengan bayaran tinggi.

Mencari Ridho Allah SWT Adalah Kunci

Meningkatkan Kekhusyukan Beribadah
Ilustrasi Muslimah mencari ridho Allah SWTCredit: shutterstock.com... Selengkapnya

"Ada yang rela melepas kehormatannya hanya demi beberapa ratus ribu rupiah. Padahal bisa saja ia mendapatkan penghasilan yang halal tanpa harus melanggar perintah Allah," tegasnya.

Menurutnya, kesadaran untuk selalu mengutamakan ridho Allah harus ditanamkan dalam setiap aspek kehidupan. Dengan begitu, seseorang tidak akan mudah tergoda untuk melanggar aturan agama demi keuntungan sesaat.

"Kita harus sadar bahwa setiap langkah yang kita ambil harus selaras dengan perintah Allah. Jangan sampai terjebak dalam dosa hanya karena ingin mendapatkan pengakuan dari manusia," pesannya.

Dalam ceramahnya, Buya Yahya menekankan bahwa mencari ridho Allah adalah kunci keselamatan di dunia dan akhirat. Oleh karena itu, seseorang harus selalu menjaga keimanan dan ketaatan tanpa tergoda oleh penilaian manusia.

"Kalau kita tahu bahwa mencari ridho manusia dengan cara yang salah bisa membuat murka Allah, apakah kita masih mau melakukannya?" tanyanya kepada para jamaah.

Ia mengajak setiap muslim untuk lebih berhati-hati dalam bertindak. Jangan sampai demi mendapatkan penerimaan sosial, seseorang justru mengorbankan agamanya.

"Kesuksesan sejati bukan diukur dari pengakuan manusia, tetapi dari bagaimana kita bisa mendapatkan ridho Allah. Itu yang seharusnya menjadi tujuan utama kita dalam hidup," pungkasnya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Live dan Produksi VOD

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya