Penelitian: Konsumsi Keju, Yoghurt, dan Susu Dapat Kurangi Risiko Stroke

Berdasarkan sebuah penelitian, mengonsumsi keju, yoghurt, dan susu dapat mengurangi risiko stroke.

oleh Komarudin diperbarui 27 Feb 2020, 05:04 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2020, 05:04 WIB
Ilustrasi susu
Ilustrasi susu (Dok.Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Mengonsumsi susu dapat mengurangi kemungkinan menderita stroke di kemudian hari, kata para peneliti, seperti dikutip dari Daily Mail, Senin, 24 Februari 2020.

Sebuah penelitian terhadap lebih dari 400 ribu orang menyarankan bahwa mengonsumsi lebih banyak susu, keju, dan yogurt dapat mengurangi risiko jenis stroke yang paling umum.

Untuk setiap segelas susu tambahan yang diminum sehari, risiko stroke iskemik yang disebabkan oleh gumpalan darah turun lima persen, dan turun sebesar sembilan persen untuk setiap panci kecil yoghurt.

Para peneliti yang dipimpin oleh University of Oxford memandang orang-orang dari sembilan negara Eropa mengatakan mereka makan keju, susu dan yoghurt selama satu tahun.

Hasil yang paling signifikan menunjukkan bahwa mereka yang makan banyak serat, bersama dengan buah dan sayuran, secara signifikan lebih kecil kemungkinannya mengalami stroke.

Penelitian ini juga menyarankan makanan susu juga penting, meskipun pendapat terbelah mengenai hal ini karena kandungan lemak jenuh yang tinggi dikatakan menjadikan kelompok makanan itu buruk bagi jantung.

Buah-Buahan

Ilustrasi sayur dan buah.
Ilustrasi sayur dan buah. (dok.idornbrach/Pixabay/Tri Ayu Lutfiani)

Penulis utama Dr Tammy Tong mengatakan, orang yang makan lebih banyak makan susu memiliki risiko lebih rendah terkena stroke iskemik, sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya yang menunjukkan orang-orang ini memiliki tekanan darah rendah - risiko utama terkena stroke.

"Namun hasilnya tidak sekuat serat makanan dan buah-buahan dan sayuran," katanya.

Penelitian yang dipublikasikan dalam European Heart Journal tersebut menunjukkan bahwa 200 gram buah dan sayuran sehari mengurangi risiko stroke iskemik sebesar 13 persen.

Profesor Naveed Sattar, dari Glasgow University, tetapi bukan bagian dari penelitian, mengatakan, "Kami tahu serat terkait kuat dengan pengurangan risiko stroke, tetapi bukti makanan susu masih terbatas, jadi kami perlu studi yang tepat tentang ini."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya