Liputan6.com, Jakarta - Seiring penyebaran corona COVID-19, publik berusaha melakukan berbagai tindakan preventif. Kendati tak sebegitu banyak di Indonesia, namun warga di sejumlah negara lain kerap memanfaatkan sarung tangan karet sebagai alat pencegahan infeksi virus SARS-CoV-2.
Barang ini acap kali digunakan saat melakukan kegiatan di luar rumah, termasuk belanja. Saking populer, sarung tangan karet jadi salah satu barang yang masuk kategori jarang ditemukan di Malaysia.
Advertisement
Baca Juga
Kendati habis di mana-mana, mengutip laman Says, Sabtu (28/3/2020), berdasarkan keterangan Dr Say Shazril dalam tayangan My Doctor, penggunaan sarung tangan karet justru tak efektif melindungi seseorang dari paparan virus, termasuk virus corona baru.
"Dalam praktiknya saat belanja, penggunaan sarung tangan plastik malah berbahaya," kata Dr Shazril. Dikatakan demikian karena benda ini bisa berperan sebagai medium penyebar virus.
"Misal, Anda belanja sembari pakai saung tangan dan satung tangan yang sama Anda pakai saat membuka pintu mobil, memegang setir, dan membuka pintu rumah sebelum akhirnya dibuang," ucapnya.
Dari rangkaian ini, dijelaskan bahwa virus yang semula hanya ada di supermarket maupun pasar bisa menempel di pintu mobil, pintu rumah, bahkan bagian dalam rumah karena Anda mengenakan sarung tangan karet.
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Jadi Tak Cuci Tangan
Kemudian, Dr Shazril menemukan bahwa orang-orang yang cenderung pakai sarung tangan karet jadi lebih jarang mencuci tangan. "Dalam pikiran mereka, mereka aman karena pakai sarung tangan karet, padahal tidak seperti itu," tuturnya.
Tanpa mengenakan sarung tangan, termasuk sarung tangan karet, orang cenderung akan cuci tangan, maupun memakai hand sanitizer ketika masuk sebuah ruangan, pun saat keluar. Cara ini dikatakan lebih efektif dalam mencegah penyebaran corona COVID-19.
"Sarung tangan karet harusnya hanya dipakai dalam satu ruangan untuk kebutuhan tertentu, sebagaimana dilakukan para petugas medis, dan dibuang setelahnya. Tak dibawa-bawa ke ruangan lain," ucapnya.
Sebagai ganti, Dr Shazril menyarankan tindakan preventif menurut instruksi World Health Organization (WHO), yakni sesering mungkin cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, hindari menyentuh muka, jaga jarak aman dengan orang lain sekurang-kurangnya satu meter, dan tak keluar rumah, kecuali mendesak.
Advertisement