Liputan6.com, Jakarta - Konsep jaga jarak atau physical distancing diterapkan di bandara-bandara maupun pesawat di beberapa negara, termasuk di Indonesia. Hal itu dilakukan guna mencegah penularan corona Covid-19. Bahkan, peraturan itu rencananya akan tetap diterapkan meski nantinya pandemi sudah berlalu.
Telah ada diskusi intens tentang bagaimana masa depan pesawat penumpang setelah diberlakukan pelonggaran larangan terbang karena wabah corona. Misalnya saja, apakah kursi tengah di pesawat harus dibiarkan kosong atau harus ada jarak antar-penumpang?
Michael O'Leary, CEO maskapai penerbangan biaya rendah Ryanair asal Irlandia, dengan tegas menentang pengaturan jarak sosial di kabin pesawat. "Jika mereka berlakukan (aturan) itu, kami sama sekali tidak akan terbang lagi," ujarnya baru-baru ini, seperti dikutip dari laman DW Indonesia, 1 Mei 2020.
Advertisement
Baca Juga
Bagi dunia penerbangan, tidak akan mudah untuk bisa kembali ke kondisi sebelum wabah corona, kemungkinannya bahkan nyaris tidak ada.
Kondisi ini mengancam model bisnis maskapai penerbangan seperti Ryanair, yang dikenal cenderung membawa sebanyak mungkin penumpang ke dalam kabin, dan pesawatnya berada di darat hanya untuk perputaran singkat sebelum kembali terbang lagi.
Model ini memungkinkan maskapai untuk terbang dengan frekuensi yang lebih sering daripada maskapai lain, dan dengan membawa penumpang lebih banyak. Saat pandemi belum berakhir pun, masih ada beberapa maskapai yang tidak menerapkan social distancing, bahkan ada pesawat yang penumpangnya penuh.
Ada yang terjadi di Indonesia, ada juga yang terjadi di negara lain. Dilansir dari beragam sumber, setidaknya ada lima penerbangan yang menggambarkan sulitnya menerapkan aturan jaga jarak di dalam pesawat.
1. Batik Air
Selebgram Vanessa Surya sempat jadi pembicaraan karena memprotes saat naik pesawat Batik Air yang penuh penumpang karena mengabaikan social distancing. Aksinya direspons oleh warganet termasuk forum pramugari.
Protes itu disampaikan Vanessa, lewat akun Instagramnya pada 23 April 2020. Dia membagikan foto dan video yang menunjukkan pesawat penuh penumpang, begitu pula saat bus mengantarkan ke area kedatangan. Ia juga sempat mengajukan komplain kepada salah satu pramugara yang bertugas.
Jawaban yang disampaikan awak kabin itu adalah bahwa pengaturan kursi hanya bisa dilakukan bila pemesanan kursi tidak penuh. Unggahan Vanessa itu mendapat beragam respons dari warganet. Ada yang mempertanyakan sikap maskapai, namun sebagian lain menyesalkan aksi Vanessa.
Setelah viral, unggahan tersebut akhirnya mendapat tanggapan dari pihak Batik Air. Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro beralasan penerapan jaga jarak tak bisa dilakukan lantaran kursi untuk penerbangan ID 6865 sudah terisi penuh sejak awal April 2020.
"Kenapa penuh, karena menurut pembukuan, penjualan di akhir Maret-awal April, tingkat keterisian penumpang sudah segitu menurut pembukuan," terangnya kepada Liputan6.com, Selasa, 28 April 2020.
Danang juga menyatakan pihaknya tak bisa membatalkan penerbangan tersebut karena ingin membantu para penumpang untuk mendapatkan akses ke tempat tujuan. Meski begitu, ia mengklaim Batik Air telah menerapkan prosedur keselamatan di masa pandemi dengan mewajibkan para penumpang memakai masker.
Selain itu, maskapai bekerja sama dengan pihak bandara untuk mengecek suhu para penumpang dan menyediakan hand sanitizer sebelum boarding. Mereka juga melakukan pembersihan penyemprotan badan pesawat, penyemprotan seluruh interior meliputi karpet, kompartemen, kemudian detail di kursi, dan ruang kemudi.
Advertisement
2. Nok Air, Thailand
Seorang penumpang maskapai Nok Air yang menaiki pesawat bernomor DD7809 menumpahkan kekhawatirannya lewat media sosial. Ia mengunggah sejumlah foto yang memperlihatkan ramainya antrean para penumpang yang akan memasuki pesawat.
Aturan jaga jarak aman praktis dilanggar oleh penumpang yang terbang dari Bandara Nakhon Si Thammarat ke Don Mueang, Bangkok, pada 24 April 2020. Unggahan itu direspons otoritas setempat. Direktur Jenderal Otoritas Penerbangan Sipil Thailand (CAAT), Chula Sukmanop menyatakan kewajiban mengatur jaga jarak di pesawat resmi berlaku mulai 1 Mei 2020.
"Gambar ini diambil sebelum 1 Mei, ketika Nok Air telah memberitahu CAAT terkait rute operasional baru Nakhon Si Thammarat-Trang-Bangkok, demi mengakomodasi lebih banyak penumpang," terang Chula, dilansir dari TheThaiger.com, 28 April 2020.
Dengan kata lain, maskapai Thailand itu dianggap tak melanggar aturan. Meski begitu, Chula mengingatkan kebijakan itu akan ditegakkan begitu masuk periodenya."Mulai 1 Mei, aturan jaga jarak harus diterapkan secara ketat mulai dari loket tiket hingga ke bandara tujuan," kata Chula.
Meski dibela oleh CAAT, pemerintah Thailand lewat Kementerian Transportasi menanggapi serius unggahan tersebut. Menteri Transportasi Saksyam Chidchob mengatakan ia menyadari situasi dan telah menyurati Nok Air untuk meningkatkan kepatuhan jaga jarak sesegera mungkin.
Maskapai yang mengabaikan aturan jaga jarak akan mendapat surat peringatan bila terjadi pertama kali. Tetapi bila masalah berlanjut, izin mereka bahkan akan ditangguhkan," terangnya.
3. American Airlines, New York-Charlotte
Tak hanya di Asia, di Amerika Serikat (AS) juga ada penerbangan yang melanggar social distancing maupun physical distancing. Hal itu terjadi pada penerbangan maskapai American Airlines pada 25 April 2020, yaitu pesawat dari New York dengan tujuan Charlotte, Carolina Utara.
Dilansir dari akun Instagram @nowthisnews pada 28 April 2020, hal itu diketahui lewat unggahan salah seorang penumpang pesawat tersebut, Erin Strine di media sosial.
Erin mengaku merasa sangat takut dan khawatir dengan situasi di dalam pesawat yang hampir penuh penumpang. Dikutip dari Daily Mail, Erin tadinya berpikir pihak maskapai akan member petunjuk dan menerapkan pola social distancing.
Tapi ternyata hal itu tidak terjadi, bahkan pesawat hampir penuh. Khawatir terpapar corona, Erin dikabarkan membatalkan penerbangannya untuk kembali ke New York. Ia memilih untuk naik mobil atau melalui jalan darat untuk kembali ke rumahnya di Brooklyn, New York.
Advertisement
4. American Airlines, Miami-New York
Imbauan untuk menerapkan social distancing maupun physical distancing kembali tidak dilakukan maskapai American Airlines. Kali ini dalam penerbangan dari Miami ke New York.
Dilansir dari Nypost, seorang penumpang American Airlines bernama Angie Wong terbang dari Miami ke LaGuardia, New York. Ia terkejut dengan apa yang dilihatnya di kabin pesawat. Pesawat itu ternyata penuh oleh penumpang dan separuh dari penumpang sama sekali tidak memakai masker.
Menurut Angie, penerbangan 2669 pada 22 April 2020 penuh penumpang antara 80--90 persen. Angie sendiri mengenakan masker bedah, pelindung wajah, sarung tangan, dan hoodie.
"Aku bisa katakan kalau para penumpang terlihat bingung karena masker tidak diharuskan," ungkap Angie.
Ia juga mengatakan jika aturan jaga jarak diberlakukan dengan ketat di bandara Miami, namun para penumpang berjejalan bersamaan di penerbangannya, dan separuhnya tidak memakai masker. Ia juga membagikan beberapa foto yang ia ambil dalam kabin pesawat.
"Tidak seperti di Kanada, masker tidak diharuskan untuk penerbangan, dan tidak ada pengecekan suhu tubuh," tuturnya.
Angie sempat meminta ditempatkan di bagian yang kosong di pesawat. Namun, ia diberitahu petugas maskapai kalau mereka tidak dapat melakukannya, dan kemudian ia baru tersadar betapa penuh penerbangan saat ia duduk di dalam pesawat.
Dalam pernyataan resmi mereka, American Airlines mengatakan "untuk mendorong jaga jarak, awak kabin akan mengatur kursi lagi untuk ciptakan lebih banyak jarak antar-penumpang". Maskapai mengatakan mereka juga memblokir kursi di bagian tengah pesawat hanya boleh terisi setengahnya dalam semua penerbangan mereka.
5. Qantas Australia
Kondisi pesawat penuh sesak juga terjadi di Australia, tepatnya di maskapai terkemuka Qantas. Dilansir dari laman The Sun, seorang penumpang melakukan penerbangan dari Townsville, Queensland utara menuju Brisbane, Australia menggunakan maskapai Qantas pada 13 April 2020.
Melalui akun Twitternya @greenmitty, penumpang tersebut mengunggah sebuah foto yang memperlihatkan kabin pesawat penuh sesak dengan penumpang meski ada pedoman social distancing yang diberlakukan oleh Australia.
Menurut peraturan, maskapai harus mengatur jarak antar penumpang sekitar 1,5 meter.Dalam foto yang diunggah penumpang tersebut memang terlihat kondisi pesawat yang penuh sesak dan hampir setiap kursi terisi.Bahkan ada sejumlah penumpang yang tidak mengenakan masker.
Menanggapi hal tersebut, juru bicara Qantas mengirim sebuah pernyataan ke news.com.au yang mengatakan bahwa sebagian besar penerbangan hanya membawa 30 persen penumpang dari jumlah kursi. Namun, di akhir pekan Paskah jumlah penumpang meningkat drastis.
"Sebagai solusi, kami telah menerapkan social distancing dengan cara penumpang akan duduk di dekat jendela atau lorong dengan kursi tengah kosong," jelasnya. Pihak Qantas menambahkan, "Penting untuk dicatat bahwa belum ada kasus orang yang terpapar Covid-19 di atas pesawat di mana pun di dunia."
Advertisement