Hotel Ryugyong, Bangunan Tertinggi di Korea Utara yang Tak Pernah Didiami Tamu

Hotel ini pertama kali dibangun pada 1987 silam.

oleh Putu Elmira diperbarui 31 Jul 2020, 03:01 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2020, 03:01 WIB
Puncak Hotel Ryugyong di Pyongyang Berhias Bendera Korea Utara
Pertunjukan cahaya menampilkan bendera Korea Utara di atas hotel Ryugyong di kota Pyongyang, Korea Utara (9/4). (AFP Photo/Ed Jones)

Liputan6.com, Jakarta - Hotel Ryugyong di Pyongyang, Korea Utara merupakan bangunan tak berpenghuni tertinggi di dunia, menurut Guinness World Records. Hotel tersebut memiliki ketinggian 1.080 kaki atau sekitar 330 meter.

Dilansir dari laman Insider, Kamis (30/7/2020), hotel bertingkat 105 ini juga jadi gedung tertinggi di Korea Utara yang tidak pernah menampung tamu. Kendati demikian, Hotel Ryugyong tetap menjadi daya tarik internasional.

Kisah gedung pencakar langit yang ditinggalkan ini mendominasi kaki langit ibu kota. Konstruksi Hotel Ryugyong dimulai di Pyongyang pada 1987 silam. Namun, sempat terhenti karena masalah ekonomi di negara tersebut.

Ketika Uni Soviet jatuh pada 1991, Korea Utara kehilangan mitra dagang utama dan sumber bantuan. Hal itu pula yang memicu krisis ekonomi. Hotel lantas mencapai puncak pada 1992, tetapi bagian dalam tak pernah selesai.

Karena berlantai 105, hotel ini terkadang juga disebut sebagai 105 Building. Hingga kini, hotel tersebut tidak pernah menampung satu pun tamu.

Meskipun enggan pada pengunjung asing, Korea Utara memiliki beberapa hotel fungsional di Pyongyang. Hingga Hotel Ryugyong selesai, Yanggakdo International Hotel adalah yang terbesar di kota, dan Ryanggang Hotel secara luas dianggap sebagai yang paling indah.

Bentuk piramid hotel ini mendominasi cakrawala Pyongyang dari beberapa mil jauhnya. Masing-masing dari tiga bagian bangunan, yang bergabung bersama di atas, memiliki panjang 328 kaki atau setara 100 meter, menurut Atlas Obscura.

Di bagian paling atas gedung, bagian berbentuk kerucut delapan lantai yang seharusnya menampilkan restoran berputar. Namun bagian itu tetap kosong, seperti hotel ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tak Pernah Ada Tamu

Cara Serikat Wanita Sosialis Korea Utara Propagandakan Kim Jong-un
Kelompok Serikat Wanita Sosialis mengibarkan bendera saat melakukan propaganda di depan Hotel Ryugyong, Pyongyang, Korea Utara, Sabtu (9/3). Mereka mengibar-ngibarkan bendera sambil menyanyikan lagu-lagu patriotik selama jam sibuk. (Ed Jones/AFP)

Pekerjaan eksternal dimulai pada hotel ini pada 2008 dengan pemasangan panel kaca di seluruh permukaannya. Sementara itu, Korea Utara telah menemukan kegunaan lain untuk bangunan itu.

Pyongyang merayakan May Day pada 2009 dengan layar kembang api yang membingkai Hotel Ryugyong. Hotel berfungsi sebagai latar belakang dramatis untuk pertunjukan rombongan seni.

Pertunjukan rombongan biasanya berisi pesan propaganda. Korea Utara mengirim rombongan seni ke Olimpiade Musim Dingin 2018 di Korea Selatan. Hotel juga menyediakan latar belakang untuk pesan propaganda yang terdiri dari lebih dari 100 ribu layar LED.

Pada 2018, desainer pencahayaan Kim Yong Il menciptakan pertunjukan cahaya yang terdiri dari slogan-slogan politik dan simbol partai. Ini diputar di permukaan gedung selama beberapa jam setiap malam, menurut Associated Press.

Bangunan itu juga masih belum memiliki listrik dan tidak ada target tanggal penyelesaian. Namun, ada tanda-tanda baru kemajuan konstruksi.

Alek Sigley, seorang siswa Australia yang sedang belajar untuk gelar masternya dalam sastra Korea di Kim Il Sung University, berbagi cuitan tentang tanda-tanda tampilan baru di atas pintu masuk utama hotel pada Juni 2019. Pada Juli, Sigley ditahan selama seminggu dan kemudian dibebaskan setelah Otoritas Korea Utara menuduhnya melakukan "tindakan mata-mata" terhadap negara.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya