Andil Pariwisata dalam Melestarikan Hutan Indonesia

Pelaksanaan pariwisata bertanggung jawab bisa jadi bagian pelestarian hutan Indonesia.

oleh Asnida Riani diperbarui 07 Agu 2020, 16:02 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2020, 16:02 WIB
Terpukau Orangutan di Tanjung Harapan Kalimantan
Feeding orangutan di Tanjung Harapan, Tanjung Puting, Kalimantan Tengah. (Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Jakarta - Bersama banyak manfaat yang didatangkan, sudah jadi rahasia umum bahwa pariwisata juga membawa segudang masalah. Padahal, pergerakannya sangat mungkin berandil dalam banyak faktor, termasuk menjaga kelestarian hutan Indonesia.

"Pariwisata bertanggung jawab pasti punya andil. Makanya ekowisata harus jadi pariwisata. Sekarang kan masih dibeda-bedakan," kata Founder Sebumi, Iben Yuzenho Ismarson, ketika dihubungi Liputan6.com, Kamis, 6 Agustus 2020.

Yang harus jadi perhatian, tak semua orang berniat melakoni leisure travel. Menurut Iben, ada juga pelancong yang pergi untuk lebih membuka mata dan mengenal dari dekat kultur lokal sebuah tempat.

"Misal, pihak-pihak yang dulu memburu orangutan di kawasan Tanjung Puting, melihat potensi wisata sekaligus upaya konservasi, sekarang perpektifnya berubah. Sangat besar peluang pariwisata berkontribusi pada pelestarian hutan Indonesia," ucapnya.

Sebumi sendiri melakukan edukasi publik lewat sederet tur yang dikelola. Pihaknya fokus pada empat jenis trip dengan sasaran area konservasi, taman nasional, dan geopark. Salah satunya dengan menjadikan hutan di kawasan Tanjung Puting dan Taman Nasional Leuser sebagai tujuan perjalanan.

Diharapkan setelah menjalani trip, para peserta terlibat bisa mempraktikkan perilaku-perilaku nyata dalam menjaga lingkungan setiap harinya.

Namun karena pandemi, aktivitas ini berpindah ke digital. Dengan semangat terus mengedukasi, virtual tour pun dijadwalkan dengan berbagai agenda bersistem pembayaran pay as you wish.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Petisi Hari Hutan Indonesia

Penebangan Kebun Kelapa Sawit Ilegal di Taman Nasional Gunung Leuser
Perkebunan kelapa sawit ilegal di Taman Nasional Gunung Leuser, Aceh, Kamis (1/11). Pohon-pohon tersebut ditanam sejak tahun 2014 di kawasan hutan lindung. (JANUAR/AFP)

Pemintaan untuk menetapkan 7 Agustus sebagai Hari Hutan Indonesia telah berlangsung sejak 2017. Saat ini, petisi di change.org/jagahutan sudah ditandatangai lebih dari 14 juta orang.

Bagaimana perayaan ini bisa berkontribusi nyata dalam penjagaan hutan Indonesia? Lewat laman resmi, pihaknya menjelaskan upaya adopsi hutan. Praktiknya berupa urun dana untuk menjaga pohon-pohon tegak, fauna, flora, serta sumber air dan udara bersih yang sudah ada di hutan.

"Dengan adanya Hari Hutan Indonesia, maka akan ada satu hari khusus dalam setahun di mana semua mata, pikiran, dan usaha masyarakat Indonesia tertuju pada hutan di Indonesia," begitu penggalan keterangan yang tertulis di sana.

Anda sendiri bisa berkontribusi dengan mengekspresikan kecintaan pada hutan Indonesia lewat campaign kit yang bisa diunggah di laman resmi, ikut dan mengajak banyak orang untuk adopsi hutan, serta bergabung dengan organisasi kolaborator.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya