Potensi Kepulauan Tanimbar untuk Jadi Destinasi Wisata Minat Khusus

Karena Kepuluan Tanimbar bukan hanya soal pemandangan pesisir menawan.

oleh Komarudin diperbarui 26 Okt 2020, 08:03 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2020, 08:03 WIB
Kepulauan Tanimbar
Kepulauan Tanimbar bisa jadi destinasi wisata minat khusus (Dok.YouTube/LIPI)

Liputan6.com, Jakarta - Kepulauan Tanimbar memang belum sebegitu familiar di telinga banyak orang. Nama kepulauan tersebut telah disahkan setelah berganti dari Maluku Tenggara Barat pada 2019 lalu.

Sebagaimana wilayah kepulauan lain di Indonesia, cantik panorama pesisir di sini tak perlu lagi diragukan. Perpaduan air laut sebening kristal dengan hangat pasir pantai selalu jadi daya tarik konstan.

Kendati, Kepuluan Tanimbar tak melalu soal lanskap sedap dipandang mata. Wilayah ini juga dikenal lewat keberadaan satwa endemik, yaitu Kakatua Tanimbar.

"Salah satu burung khas Kepulauan Tanimbar, Kakatua Tanimbar atau Goffin Cockatoo merupakan burung dilindungi dan dikategorikan hampir terancam oleh IUCN," tulis akun Instagram Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), pekan lalu.

Uni Internasional untuk Konservasi Alam sendiri merupakan organisasi internasional yang didedikasikan untuk konservasi sumber daya alam. Organisasi ini berbasis di Swiss.

Keragaman burung yang dimiliki Kepulauan Tanimbar merupakan modal untuk jadi situs pengamatan burung. Jenis perjalanan ini kian ramai digandrungi wisatawan sebagai wisata minat khusus.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Wisata Minat Khusus

Kakatua Tanimbar
Kakatua Tanimbar (Dok.YouTube/LIPI)

Selain kakatua, di Kepulauan Tanimbar juga terdapat jenis burung lain, seperti nuri, elang, merpati.

"Sebagai burung endemik di Kepulauan Tanimbar, ini sangat menarik para peneliti ataupun wisatawan untuk melakukan bird watching. Karena burung ini hanya ada di Kepulauan Tanimbar," ujar Tri Haryoko, Peneliti Ornitologi LIPI, dalam kanal YouTube yang diunggah pada 14 Oktober 2020.

Kata Tri, Kakatua Tanimbar terbilang mudah dijumpai di sana. Pada 1980-an, populasinya sempat mencapai 300--400 ribu ekor.

Oleh karena itu, di masyarakat setempat, kata Tri, nenek moyang di kepulauan tersebut berpesan kuat dalam konservasi Kakatua Tanimbar. Mereka meminta anak keturunannya dilarang membunuh atau memakan burung tersebut.

Infografis Polusi Udara di Dunia Menurun saat Pandemi Corona. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Polusi Udara di Dunia Menurun saat Pandemi Corona. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya