Singapura Manfaatkan Tes Covid-19 dan Rasio Infeksi untuk Datangkan Turis Asing

Pemerintah Singapura berharap dapat jadi pelopor dan contoh bagi negara lain di dunia untuk kembali mengaktifkan sektor pariwisata internasional.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Nov 2020, 21:00 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2020, 21:00 WIB
Seorang pengunjung, yang mengenakan masker pelindung di tengah kekhawatiran tentang penyebaran Virus Corona COVID-19, berjalan di sepanjang Merlion Park di Singapura pada 17 Februari 2020. (Roslan RAHMAN / AFP)
Singapura Manfaatkan Tes Covid-19 dan Rasio Infeksi Guna Percepat Aktifnya Industri Perjalanan (Roslan RAHMAN / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Sebagai negara yang perkonomiannya bersandar pada sektor pariwisata, Singapura berupaya mempercepat kebangkitan industri tersebut. Menteri Perdagangan dan Industri Singapura, Chan Chun Sing, mengatakan bahwa mereka menggunakan rencana yang melibatkan rasio dan pengujian Covid-19 untuk segera membuka perbatasan bagi sebanyak mungkin turis asing.

Melansir South China Morning Post, Jumat (6/10/2020), pemerintah Singapura telah memantau tingkat prevalensi infeksi virus corona baru secara matematis. Chan menambahkan, pihaknya mengelola statistik tersebut untuk memastikan jumlah pengunjung tertinggi, serta pendatang dengan perjalanan bisnis tanpa melanggar anggaran risiko mereka sendiri.

Singapura yang bergantung pada pariwisata dan perdagangan internasional memang sedang bekerja keras membuka kembali perbatasan mereka. Detail terkait travel bubble dengan Hong Kong yang tak mengharuskan pengunjung menjalani karantina selama 14 hari penuh juga diharapkan dapat segera diumumkan bulan ini.

Alih-alih mengisolasi diri selama dua pekan, para pendatang dari Hong Kong hanya perlu menjalani tes Covid-19 dengan hasil negatif. Chan juga mengatakan bahwa Singapura sedang memperluas travel bubble dengan negara lain, mendesak mereka untuk tak menunggu kondisi yang tepat, sebelum diskusi antarnegara dimulai.

Menteri Transportasi Singapura, Ong Ye Kung, juga ikut menyampaikan pada bulan lalu bahwa negara itu tak dapat menunggu satu atau dua tahun hingga vaksin tersedia secara luas. Pihaknya berencana menerima pengunjung, asalkan para pendatang setuju melakukan pengujian Covid-19 dan penelusuran.

Sementara itu, Singapura telah menjanjikan alokasi dana sekitar 100 miliar dolar Singapura atau Rp1,056 triliun sebagai stimulus melawan efek pandemi, termasuk subsidi upah dan inisiatif transformasi digital. Bandara Changi juga dipersiapkan untuk swab berkapasitas sebanyak 10 ribu penumpang setiap hari. Juga, akan ditambahkan pula laboratorium pengujian khusus dalam beberapa bulan ke depan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pelopor Aktivasi Pariwisata

Bandara Changi Singapura
Bandara Changi Singapura (Dok.Unsplash/Kamil Tatol)

Chan mengungkap, rencana Singapura yang akan segera memperbolehkan peningkatan jumlah pengunjung internasional ini diharapkan dapat jadi contoh terkait sektor pariwisata bagi negara lain.

Ia mencatat bahwa tes rapid antigen telah menurunkan biaya dan lebih nyaman. Namun, sesungguhnya tak ada proses tes yang sangat mudah, sehingga Singapura perlu mempertahankan kemampuan mereka dalam melacak dan menelusuri penyebaran virus.

Sementara itu, Singapura dan beberapa negara lain di Asia memang telah melakukan pekerjaan yang cukup baik untuk mengendalikan pandemi. Sementara, kasus baru di seluruh dunia pun melonjak menembus rekor dengan angka 570 ribu dalam satu hari, hampir satu tahun setelah wabah itu muncul. (Brigitta Valencia Bellion)

 

Infografis Terhantam Covid-19, Singapura Masuk Jurang Resesi Ekonomi. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Terhantam Covid-19, Singapura Masuk Jurang Resesi Ekonomi. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya